27

82 5 5
                                    

Abel tercekat seketika,  napasnya seakan terhenti begitu saja. Jantung yang tenang seakan berdetak tak mau henti. Abel masih mematung dengan menyaksikan apa saja yang tengah di lakukannya selain mengaduk kuali besar itu.
Tanda tanya besar dalam pikiran Abel.
Apa yang Ia lakukan disini?
Mengapa Ia berada disini?
Untuk apa ramuan itu ?
Apakah ini hal penting yang Ia maksudkan?

Ribuan pertanyaan berkecamuk dalam benaknya, sedangkan sosok itu masih dengan asyik mengaduk kuali besarnya tanpa memerhatikan Abel yang berada dalam kegelapan menatapnya.

Entah Abel harus senang atau tidak, namun yang saat ini ingin Ia lakukan hanyalah pergi sejauh jauhnya dari tempat itu. Abel mencium aroma yang tidak beres, Ia seakan hafal dengan aroma menyengat itu.

Saat Abel baru saja membalikkan tubuhnya, sebuah tangan kekar membekap mulutnya hingga hanya kegelapan yang Abel rasakan.

👑👑👑

Perang mulai mereda saat raja besar kerajaan Api turun dari kudanya dan menyuruh untuk semua pasukan yang tersisa berhenti menyerang.
Ia berhenti tepat di depan gerbang utama kerajaan Erasmus, dan berhadapan langsung dengan Percy yang masih menunggangi kudanya dengan gagah tanpa baju pelindung.

"Siapa Laki-laki itu, mengapa Ia sangat mirip dengan sang raja?"
Ucap salah satu prajurit dari kerajaan Api.

"Yang mulia, mungkinkah Ia putra yang kau cari selama ini?"
Ucap seorang pendamping sang raja dari kerajaan Api tersebut.

Akupun berpikir begitu...

Batinnya.

"Yang mulia, lihat pria tua itu! Dia sangatlah mirip dengan Anda!"
Ucap Arnold yang masih menunggangi kudanya di samping Percy

"Tidak ada yang boleh menyamaiku!"
Seru nya

"Ampun yang mulia!"
Ucap Arnold lemah

"Dimana ratu kalian?"
Ucap salah satu prajurit sekutu dengan beringas

"Aku putranya, dan kini Aku yang mengurus semua yang berhubungan dengan kerajaan ini!"
Ucap Percy dingin namun tegas seraya turun dari kudanya.

"Aku Blade Ambersoon, raja dari kerajaan Api. Aku ingin mengambil putraku yang selama ini Ia ambil tanpa sepengetahuan ku."
Ucapnya, Percy menyipitkan mata indahnya lantas menyuruh Blade untuk memasuki istana dan membiarkan prajurit lainnya untuk tetap di luar. 

Langkah tegap keduanya mulai memasuki pintu megah yang berdiri kokoh menuju aula utama. Blade berpikir sejenak, mungkinkah pria di hadapannya ini adalah putranya?

"Duduklah!"
Ucap Percy lirih

Blade pun mendudukkan bokongnya di atas kursi besar berewarna hitam di ruang tamu kerajaan. Percy memerintahkan para dayang untuk menyiapkan beberapa hidangan dan tak lupa untuk membawakan madu termanis kesukaannya.

Seraya menunggu hidangan itu tiba, Percy hanya menunggu kalimat apa yang akan di ucapkan Blade. Sedangkan Blade tengah berpikir keras, apa yang akan Ia tanyakan!

"Apakah kau benar benar putra Alexa?"
Tanya Blade memastikan

"Ya"
Jawabnya singkat

Tidak lama, seorang pelayan mengetuk pintu dan membawakan beberapa hidangan yang diminta Percy.
Tanpa basa basi, setelah pelayan itu menaruh hidangan di atas meja Percy segera menyeru untuk kembali ke tempat mereka bekerja.

"Minumlah!"
Ucap Percy menawarkan

"Terima kasih telah menyuguhkan ku dengan hidangan luar biasa meski Aku baru saja menyerang kerajaan mu!"
Ucap Blade seraya mengambil secangkir teh bunga chamelia yang tersedia

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Putri Bulan[ SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang