25

37 4 6
                                    

Dengan tubuh gemetar Mole mengikuti langkah Austrin perlahan,  Ia tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya.

Kini keduanya memasuki pintu megah dan berada di dalam ruang yang tak kalah megah nya, semua tampak luar biasa dan elegant. Mole sama sekali tidak terkejut karena ruangan ini masih sama persis dengan beberapa tahun yang lalu, tidak ada perubahan posisi dan dekorasi sedikitpun. Begitupun dengan cat dinding dan gorden yang menyelimuti kaca besar yang masih tampak sama, Alexa memang menyukai kedua warna itu gold dan maroon. Dia memiliki banyak gorden yang berwarna dan bercorak sama, bukan berarti ia tidak pernah mengganti gorden miliknya.

Mole masih menunduk dengan tubuh gemetar, Austrin membelai rambutnya lembut.
Semburat kehangatan menjalar di setiap syarafnya, bagaimanapun Austrin belum mengetahui siapa dalang di balik kasus pembunuhan pada waktu itu dan Mole sama sekali tidak berniat untuk memberitahukan itu.

"Selamat datang menantu baru ku!"
Ucap Alexa seraya membungkuk

Mole hanya membungkuk tak bersuara

"Bisa kau tinggalkan bunda dengannya? Bunda ingin bercerita panjang, karena tiba-tiba bunda merindukan putri Cellia!"
Ucapnya seraya menyentuh bahu Mole yang semakin gemetar

"Baiklah, tapi mohon bunda jangan mengatakan hal yang tidak seharusnya di katakan!"

"Kau bisa mempercayai bunda?"

Austrin mengangguk lemah, kemudian membungkuk lantas pergi dari tempat itu.

Ketegangan masih belum berakhir, bahkan semuanya tampak lebih menegangkan bagi Mole. Tubuhnya yang semakin gemetar dengan keringat dingin yang bercucuran, Mole benar benar tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Alexa membuka cadar tipis yang menutupi wajah Mole, Ia tersenyum licik saat kedua retina mereka bertemu.

"Bagaimana kabarmu Moleria?"
Tanyanya dengan sedikit penekanan

"H- ham bb hamba baik yang mulia!"

"Aku tidak suka berbasa basi, apa tujuanmu kembali? Apa kau ingin memberi tahu semua orang mengenai kejadian dulu?
Atau sepertinya kau ingin mendapat kedudukan lebih di kerajaan ini? Oh tidak, sepertinya kau terobsesi dengan anakku karena kau kesepian. Bukan begitu?"

Mole berusaha menahan air matanya, tidak ada satupun salah satu tujuan dari apa yang Alexa utarakan.
Ia bahkan tidak ingin kembali dan berhubungan lagi dengan kerajaan ini, namun inilah takdir yang tertulis. Mole harus kembali ke tempat ini, memastikan kedua putrinya baik baik saja.
Mengenai pernikahannya dengan Austrin Mole sendiri tidak tahu mengapa Ia menerimanya, ketika Ia ingin menolak namun hatinya sangat kuat bahkan bibir pun tunduk untuk mengucapkan kata terima.
Tubuh yang seharusnya menghindar bahkan tidak mampu berkutik ketika Austrin menyentuhnya, semuanya seolah terikat.

Mole hanya menggeleng lemah, Ia tidak ingin berbicara banyak.

Tiba-tiba pintu terbuka lebar dan tampak Clarry tengah berdiri dengan ekspresi terkejut.

"Bu, Ayah menunggu mu!"
Ucapnya dengan suara bergetar

Tanpa permisi, Mole lantas pergi meninggalkan kamar itu bersama Clarry.
Lagi-lagi Alexa membuang napasnya kasar. Ia benci keadaan saat ini, terlebih Percy yang semakin dingin dan acuh kepadanya.

Sorak ria dari penonton yang hadir di pesta malam ini terdengar nyaring. Percy benci keramaian, Ia lebih memilih pergi meninggalkan aula menuju taman istana yang lebih sepi dan dingin.

Sebelumnya Ia menatap sosok Abel yang tengah berlari menuju dapur, saat Percy mengikuti ternyata Abel bukanlah berlari ke arah dapur melainkan taman utama tempat Ia menikmati keindahan bunga mekar disana.

Percy menatap Abel yang tengah duduk di samping aliran sungai kecil buatannya dengan memasukkan kakinya kedalam air tersebut.
Abel menundukkan wajahnya, Ia masih tidak percaya bahwa dirinya seorang putri. Sesekali Ia mencubit lengannya untuk memastikan apakah ini hanya mimpi atau kenyataan.

Saat Abel berusaha bangkit dari duduknya, tiba-tiba seseorang menahannya dengan cara memeluk hangat dari belakang.
Abel cukup terkejut,  namun aroma ini sangatlah familiar.

"Jangan pergi, Aku butuh kenyamanan ini!"

Suara itu bahkan sangat tidak asing di telinganya, Abel hanya terpaku tanpa berkutik sedikitpun. Jantungnya berdetak tak menentu.

- see you Next part 😙😙

Putri Bulan[ SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang