Celaka!!
Abel mulai tegang dan panik, lalu laki-laki itu pergi bersama beberapa pengawal dengan pakaian khas kerajaan.
Abel masih mematung di balik pohon, berharap orang yang menginjak bajunya adalah orang yang baik. Kemudian Abel berbalik badan secara perlahan, dan tersenyum lega."Fyuuhh,, syukurlah!!"
Abel bernapas lega karena bajunya bukan di injak seseorang melainkan tersangkut pada batang pohon kecilAbel melangkah menjauhi hutan mengikuti burung terbang yang berkicau merdu, ia berlari dan terus berlari dengan mengangkat kain bajunya yang menjuntai. langkahnya terhenti saat apa yang ada di hadapannya, Abel membulatkan matanya takjub dan tanpa sadar mulutnya ikut menganga melihat sebuah desa yang penuh dengan bangunan dan keramaian orang. Sebelumnya Abel tidak tahu sama sekali seperti apa itu desa, karena yang Ia tahu hanyalah hutan dan hutan.
Abel melangkah tanpa alas kaki menyusuri bibir jalan yang penuh dengan orang yang berlalu lalang, Abel masih memandangi sekelilingnya tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya.
Abel coba mencubit kedua pipi dan lengannya, meyakinkan benar atau tidak semua ini atau hanyalah mimpi baginya."Aww!!"
Rintih AbelIni benar-benar nyata!
Tanpa sadar Abel mengembangkan senyum dengan mata berbinar, ia melangkah mendekati seorang penjual buah yang tak jauh di sebrang jalan.
"Permisi paman!"
Sapa Abel ramah pada penjual buah yang sudah tampak tua itu"Ya nona, cari buah apa?"
Jawab penjual itu dengan ramah pula"Buah-buah disini baru kemarin di petik jadi masih sangat segar!"
Sambungnya lagi dengan menunjuk jejeran buah yang sudah rapi terpampang dan memang terlihat masih sangat segar."Tidak paman, bukan itu!"
"Silakan dicicipi saja nona, tidak papa!"
Abel ingin sekali mencicipi buah segar itu, namun Abel sama sekali tidak membawa uang yang digunakan di kota untuk berbelanja.
"Maaf paman, saya tidak bermaksud membeli buah ini. Saya hanya ingin tanya, ini dimana ya paman?"
Jelas Abel dengan hati-hati khawatir menyinggung penjual itu, Kakek tua itu tersenyum."Tida papa, ini desa Laberta nona. Memang nona dari desa mana?"
"Mmm.. Aku, Aku-"
Abel tidak melanjutkan, kenyataannya Abel sendiri tidak tahu desa apa yang Ia huni lagi pula Abel tidak pernah menanyakan perihal desa apa itu pada ibunya.
Kakek tua itu masih nampak menunggu jawaban Abel yang sedari tadi masih berpikir panjang"Maaf paman saya lupa!"
Ucap Abel seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kakek tua itu tertawa kecil mendengar jawaban Abel.
Namun seketika tawanya terhenti saat rombongan kuda dengan masing-masing penunggang diatasnya terlihat dari ujung jalan menuju lokasi ini, Abel menatap sosok laki-laki diatas kuda hitam paling depan. Laki-laki itu mengenakan pakaian khas kerajaan dengan sebilah pedang di samping pinggangnya, pakaian
Orang-orang di belakangnya tidak berbeda jauh dari pakaian para pengawal di hutan tadi hanya terlihat lebih tegap dan gagah dan sepertinya mereka lebih berkuasa.Abel menatap lekat pria itu, Abel akui pria itu luar biasa tampannya meski tatapannya terlihat dingin dan kejam.
Pria itu turun dari kudanya dan menghampiri setiap penjual disini satu persatu, diikuti oleh para pengawalnya yang lain."Paman, dia siapa?"
Tanya Abel penasaran"Dia pangeran Percy nona, panglima besar kerajaan Erasmus!"
Abel mengangguk tanda mengerti, meski sebenarnya Abel tidak terlalu paham keadaan disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Bulan[ SLOW UPDATE]
Fantasy(JUDUL AWAL NEGERI DI BALIK CERMIN) Kehidupan Seorang Aurellia Amabel Maraville yang di asingkan di sebuah negeri yang amat jauh di belahan dunia, agar terhindar dari kejahatan Neneknya sendiri yang serakah. Abel hidup dengan tenang bersama orang tu...