21

81 8 4
                                    

Apakah dia sadar?

Batin Abel...
Percy merengkuh pinggul Abel mendekati tubuhnya, dengan gerakan cepat Percy menarik tubuh itu hingga keduanya berpindah tempat.
Mata Percy menatap ke arah sebatang pohon yang berdiri kokoh di dekat mereka berdiri tadi, Percy menyipitkan matanya untuk menajamkan apa yang Ia lihat. tampak sebuah jarum kecil tertancap pada batang pohon itu, Abel dan beberapa prajurit lain begitupun dengan Eric langsung membulatkan matanya ketika mengikuti arah tatapan Percy yang juga melihat jarum kecil yang tertancap di pohon itu.

Percy membalikkan kepalanya dan melihat sosok hitam melesat dengan cepat di balik pohon besar yang berdiri tidak jauh dari tempat pijakannya, dengan nafas menggebu Percy mengeratkan rahangnya dan mengepalkan tangannya dengan kencang sehingga buku buku itu terlihat memutih.

Abel masih menyesuaikan tatapannya pada jarum yang tertancap itu dan tanpa sadar Ia memeluk Percy di balik jubah kebesarannya, sedangkan Percy masih menatap jejak sosok hitam yang melesat tadi dan mencoba menerawang kemana sosok itu pergi.

"Jangan!"
Pekik Abel saat Eric berusaha menyentuh jarum itu dengan tangannya

Abel segera mendekati pohon itu dan melepaskan lengan kekar Percy yang melingkar di pinggul indahnya, Eric mengerutkan keningnya saat Abel mulai menyentuh jarum yang tertancap itu.
Begitupun dengan prajurit dan orang orang yang berada di tempat itu, Percy ikut melangkah mendekatinya.

"Apa yang kau lakukan!"
Ucap Percy dingin

"Kau tahu itu beracun tapi kau menyentuhnya"
Sambungnya lagi,
Abel membalikkan tubuhnya kemudian melemparkan senyum manis pada Percy.

"Bagaimana kau tahu?"
Tanyanya masih dengan mengulum senyum

"Kau tidak perlu tahu bagaimana Aku mengetahuinya"

"Racun ini tidak akan berpengaruh padaku!"
Ucap Abel lirih

"Bagaimana bisa?"
Percy balik bertanya mulai penasaran

"Kurasa yang mulia juga tidak perlu tahu bagaimana itu terjadi!"
Jawabnya santai dan menaikkan sebelah alisnya seolah mengajak Percy bermain tebak tebakkan.

Beberapa orang yang mematung hanya bisa menyaksikan dengan diam dan pikiran masing-masing, Percy hanya membuang nafas lemah.

"Tolong carikan gelas transparan!"
Titah Abel

Satu prajurit segera berlari melaksanakan titah itu, tidak butuh waktu lama prajurit itu kembali dengan gelas kecil transparan di genggamannya.

Abel menarik jarum itu dan menaruhnya pada gelas transparan yang di bawa oleh prajurit tadi, Abel mengambil alih gelas itu dan kini gelas itu berada di genggamannya.

"Lihatlah!"
Ucap Abel

Para prajurit, tabib dan yang lain segera mendekat dan melihat apa yang terjadi.
Percy hanya terdiam acuh seolah Abel tengah bermain main, namun di sisi lain Ia memerhatikan dengan sangat tersembunyi.

"Bagaimana bisa?"
Ucap Eric terkejut saat
tiba-tiba saja jarum itu meleleh dan menjadi cairan hitam yang kental.

"Racun ini sama dengan racun yang berada di tubuh para warga"
Jelas Abel

"Aku ingin tahu siapa yang pertama kali terjangkit!"

Eric segera menengadahkan kepalanya, Ia mengerti apa yang di maksudkan Abel.
Tanpa basa basi Eric menuntun Abel menemui seorang laki-laki berusia 32th yang tengah merintih menahan sakit dan perih.

Abel berjongkok di dekat orang itu seraya menyentuh bagian lehernya yang memerah, Abel mengerutkan keningnya saat terasa getaran itu sangat kuat.
Pantas saja penyakit ini mudah menular, virusnya benar benar kuat.

Putri Bulan[ SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang