Gadis itu tengah berlari kesulitan karena bajunya yang menjuntai, Ia mengejar seekor kelinci yang menarik perhatiannya, Ia berlari dengan membawa sekeranjang buah berry yang baru saja di petik.
"Hohh.. hohh.."
Napasnya terdengar tak beraturan, sampai akhirnya Ia mengurungkan niatnya untuk terus mengejar kelinci itu yang tengah berlari kearah semak belukar di dalam hutan.Padahal Aku hanya ingin memeliharanya...
Ia berjalan dengan gontai seraya mengangkat bajunya yang menjuntai menyapu setiap lajur yang Ia lewati, Gadis itu bernyanyi sepanjang jalan dan membiarkan lembutnya dedaunan kering menerpanya.
"Abel!"
Panggil Mole dengan suara parau, Gadis bernama Abel itupun menatap kearah suara itu dan tersenyum. Terlihat seorang wanita paruh baya mengenakan dress hitam dengan rambut sedikit berantakan, namun terlihat sangat hangat di balik sorot mata itu.Abel berjalan dengan mengulum senyum panjang menghampiri wanita itu
"Ada apa bu?"
Ucapnya dengan suara yang sangat lembut, pantas saja setiap Ia bernyanyi semua makhluk hidup bahkan benda mati tersenyum ria."Ibu kira kau tersesat!"
Ucap mole, Abel tertawa kecil mendengarnya.
Mana mungkin Ia akan tersesat, sedangkan hutan bagaikan tamannya sendiri."Tidak kok bu! Tadi saat di perjalanan Aku melihat kelinci yang sangat cantik, Aku ingin memeliharanya tapi kelinci itu terus saja berlari!"
Jelasnya panjang lebar, membuat Mole tersenyum mendengarnya.
Ya, Abel adalah bayi yang Ia urusi dari putri Cellia dan tentu saja Mole sangat khawatir terjadi apa-apa padanya.Keduanya tinggal di dalam hutan yang cukup jauh dari kota, bahkan di sebrang itu entah ada kota atau tidak.
Kenyataannya mereka sedang di asingkan di lembah hitam, yang siapapun tidak ada yang tahu keberadaannya.Abel menaruh keranjang yang berisikan berry itu diatas meja, lalu melangkah menuju kamarnya.
Ia merebahkan tubuh indahnya diatas ranjang dan menerawang kejadian di hutan tadi dengan memejamkan mata bulatnya.Ia berjalan kearah meja rias yang tak jauh dari ranjang itu, kemudian ia terduduk menahan dagu runcingnya dengan sebelah tangan dan menatap pantulan wajahnya pada cermin.
"Hmmh.."
Sesekali ia menarik napas panjang, lalu membuangnya perlahan.Di tengah hutan ada kelinci sebagus itu...
Aku tidak yakin itu kelinci hutan...
Dan Aku tidak mungkin salah lihat!Batin Abel terus berbicara mengingat apa yang Ia lihat cukup aneh pada kelinci hutan yang ia lihat tadi, ia melihat seekor kelinci dengan tubuh gemuk dan terlihat bulunya yang sangat lembut dan halus meski ia tidak sempat menyentuhnya.
Bulu kelinci itu terlihat lebih panjang dari kelinci hutan biasanya, Abel semakin heran karena di bagian kening dan atas mata kelinci itu terlihat
guratan-guratan cantik berpola indah dan berwarna biru yang sama dengan tanda di bahunya.Apakah seseorang melepaskannya begitu saja?
Ohh kelinci malang...Batinnya kembali bergumam
"Kaak!"
Terdengar suara dari luar seraya mengetuk pintu, Abel segera merangkak membuka pintu itu dan terlihat sosok gadis kecil berdiri menatapnya."Kau baik kak?"
Tanyanya, Abel tersenyum dan membungkukkan tubuhnya agak rendah."Kakak baik sayang!"
Ucapnya seraya mengacak rambut gadis kecil itu, gadis itu merengut dan sangat menggemaskan."Ada apa?"
Tanya Abel lembut saat keduanya kini tengah duduk di tepi ranjang"Ibu mengkhawatirkanmu kak, kau tidak keluar kamar setelah dari hutan tadi siang"
"Apa kakak sakit?"
Sambungnya, Abel menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Bulan[ SLOW UPDATE]
Fantasy(JUDUL AWAL NEGERI DI BALIK CERMIN) Kehidupan Seorang Aurellia Amabel Maraville yang di asingkan di sebuah negeri yang amat jauh di belahan dunia, agar terhindar dari kejahatan Neneknya sendiri yang serakah. Abel hidup dengan tenang bersama orang tu...