14

90 12 0
                                    

Mole menulis sebuah pesan diatas kertas tebal dengan tinta hitam, Ia Ia menulis kata demi kata sehingga terangkai menjadi sebuah kalimat, kemudian kalimat itu di rangkai kembali sehingga menjadi sebuah paragraf.

Salam hormat hamba
yang mulia raja Austrin!

Yang mulia, hamba kini sudah berada di desa asal hamba dan juga putrimu.

Namun karena kelalaian hamba, putrimu menjadi tawanan di kerajaanmu sendiri.

Semoga Kau mengenali putrimu, karena Aku sangat berharap Abel baik-baik saja!!

Kau harus tahu yang mulia, Dia memiliki keistimewaan!!
Aku ingin menjemputnya ke istna, tapi Aku takut ada yang mengenaliku.

Moleria...

Setelah itu, Mole kembali berfikir bagaimana Ia akan mengirim surat itu sedangkan Ia tidak mungkin mengirimkan surat itu kepada  bagian pemasaran karena surat itu pasti tidak akan dibaca oleh Austrin.

Mole kembali mengingat bahwa Jake pernah memberitahunya cara memanggil burung jalak untuk mengirimkan pesan kepada Austrin, dengn segera Mole mendekat kearah jendela yang terbuka ke bagian hutan. Ia mulai mendekatkan jari telunjuk dan  Ibu jarinya dicelah antara bibir atas dan bibir bawah. Ia masih mencoba mengingat apa yang masih Ia ingat, suara siulan panjang terdengar cukup nyaring.

Terlihat wajahnya yang berseri karena berhasil melakukan siulan itu meski sampai siulan yang kelima kalinya burung jalak itu belum juga muncul, Mole menghela nafas panjang dan menyenderkan tubuhnya di dekat jendela yang masih terbuka dan menatap keatas langit yang terlihat matahari tengah berada di sepenggalah hari.

Mole mencoba sekali lagi hingga membuat siulan yang lebih kencang dari siulan sebelumnya.

1 menit kemudian...

2 menit kemudian...

3 menit kemudian...

5 menit kemudian...

Mole kembali membuang nafasnya lemah, mungkin sekarang burung itu sudah tidak di perlukan sehingga sudah tidak ada lagi burung pengirim surat.

Saat Mole berbalik dari jendela itu, tiba-tiba seekor burung jalak kecil menabrak kepalanya.

"Aww!!"
Pekiknya saat burung itu tersangkut di rambut panjangnya

Mata Mole membelalak dengan senyum mengembang, tidak sia-sia Ia membiarkan kedua pipinya sakit karena meniup jarinya yang tentu saj tidak akan membesar seperti balon.

Saat burung itu sudah bertengker diatas kusen jendela, Mole bingung bagaimana caranya berbicara kepada burung ini agar menyampaikannya kepada Austrin.

Burung itu masih setia bertengker dengan menatap Mole yang masih bingung cara menyampaikannya, dengan mulut komat kamit yang entah apa yang Mole ucapkan gulungan surat itu Ia beri tali dan Ia sangkutkan pada leher si burung.

Si burung menerimanya dan segera terbang tanpa Mole minta, Mole hanya berharap semoga burung itu tidak tersesat atau salah kirim.

*
Terlihat Alexa telah kembali mengenakan gaun kebesarannya yang indah, para dayang menghiasi rambut Alexa dengan tatanan yang rapi.
Rambutnya kembali di sanggul dan mengenakan aksesoris-aksesoris cantik lain yang menghiasi kepalanya.

Alexa menatap pantulan wajahnya pada cermin di hadapannya, Ia menatap setiap titik keindahan wajahnya.

"Sudah yang mulia!"
Ucap salah satu dayang setelah membererikan semprotan parfum untuk rambut Alexa, dayang itu membungkuk dan berjalan mundur.

Putri Bulan[ SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang