Ketiga

12 2 0
                                    

Keesokan siang harinya, Kiana sudah tiba di Jakarta. Ia harus merelakan perpisahan dengan Raydel begitu saja.

Tapi yang membuat Kiana tenang, itu karena saat ini Kiana telah mempunyai nomor  ponsel Raydel . Dan itu artinya, Kiana tidak perlu takut kehilangan komunikasi dengan pria itu.

Sekitar pukul empat sore, Kiana yang merasa sudah cukup beristirahat dirumahnya memutuskan untuk pergi ke apartemen Giana.

Sebetulnya Kiana heran saat Mama nya menjelaskan tentang keputusan Giana  untuk kembali ke apartemennya dua minggu yang lalu. Setahu Kiana, saudaranya itu sudah tak berminat dan berniat menjual apartemennya.

Karena rasa penasaran itulah yang akhirnya membawa kaki Kiana ke apartemen Giana.

Setelah sampai di apartemen Giana, Kiana langsung saja memasuki ruang tidur milik Giana.

"Heh bangun looo" ucap Kiana sembari mengusap-usapkan botol air mineral ke pipi Giana.

Giana menyipitkan matanya, dan ia berlonjak saat melihat apa yang Kiana tempelkan ke pipinya "Buang!!! Buang botolnya!!" teriak Giana.

Kiana tertawa melihat ekspresi saudaranya yang memiliki phobia terhadap botol air mineral.

"Lo aneh tau ga.. Takut ama botol" ledek Kiana.

"Bodo amat.. Gue mau lo buang itu botol secepatnya!!" pekik Giana.

Kiana hanya menggelengkan kepalanya, dan ia lantas membuang botol itu.

"Jayen.. Kenapa lo pindah lagi ke apartemen?" tanya Kiana dengan mimik serius.

Giana yang masih menyenderkan punggungnya diranjang hanya menatap kembarannya dengan santai.

"Jayen.. Lo budek yaaa?" kesal Kiana karena tak mendapat respon Giana.

"Yang pertama nama gue bukan Jayen.. Yang kedua bukan urusan lo gue pindah kesini" jawab Giana dengan ketus.

"Apa bener kata si Rosma kalo lo sekarang sering clubbing makanya lo pindah?"

"Ki.. Sekarang urus aja urusan lo.. Gue mau clubbing atau nggak itu bukan urusan lo.. "

"Tapi lo juga ngurusin urusan gue? Jadi kita imbang kan?"

"Oke mulai sekarang.. Gue gak akan minta lagi lo temenin gue nonton drama Korea.. Lo mau pergi jauh juga bukan urusan gue" balas Giana dengan sedikit memekik.

"Jangan gitu-laah .. Masa lo gitu sih.. Tanpa lo gue ga bisa bebas terbang" ujar Kiana dengan nada memelas.

Giana terbahak melihat ekspresi kembarannya "Kalah lagi kan lo?" ucapnya.

"Sialan lo" teriak Kiana dan ia langsung melempar bantal ke arah Giana namun Giana berhasil menangkisnya.

"Udah sini lo temenin gue nonton drama korea" kata Giana.

"Oke Nyonya besar" balas Kiana.

Saudara kembar itu pun hanyut dalam pertunjukkan drama  Korea yang membuat mereka bercucuran air mata.

...

Sementara itu, Raydel yang baru saja tiba dirumah orang tuanya harus menelan kekesalan terhadap  rencana orang tuanya. Walau begitu, Raydel berusaha untuk sabar menanggapinya.

"Mi.. Nanti kita bicarakan lagi yaa.. Aku capek banget mi" ujar Raydel dengan nada lelah.

"Ray.. Kamu itu kan jarang dirumah lebih sering di apartemen kamu.. Mami serius tentang ini.. Tentang perjodohan ini" ucap Siska ibunda Raydel .

"Mi.. Aku udah besar.. Dan aku bisa cari pasangan sendiri"

"Oke.. Tapi mami minta kamu kenalan dulu sama dia yaa? Dia itu wanita lembut dan penyayang.. Mami kenal dekat dengan orang tuanya.. Dia berasal dari keluarga terhormat"

Antonym : Kalimat Cinta KianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang