Kiana sedikit ragu untuk mengetuk pintu kamar Giana. Ada dua alasan yang membuat Kiana harus mendatangi Giana pada waktu subuh ini. Alasan pertama, Kiana harus membangunkan Giana untuk bersiap-siap dan alasan kedua adalah Kiana akan meminta maaf soal kejadian semalam.
Tangan Kiana hampir saja mengetuk pintu kamar Giana jika pintu itu tidak terbuka lebih dulu.
"Lo lagi ngapain?" tanya Giana yang sedikit heran dengan kehadiran Kiana didepan kamarnya.
"Gue..... Gue mau bangunin lo" ucap Kiana.
Giana menarik kopernya keluar kamar dan menutup pintu kamarnya kembali "Gue udah siap, Rosma yang bangunin gue tadi.."
Kiana hanya mengangguk dan mengikuti langkah Giana dari belakang.
"Gian...." panggil Kiana dengan ragu.
"Kenapa?" Giana menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya ke hadapan Kiana.
"Gue minta maaf"
"Untuk?"
"Semalem.."
"Semalem? Apa ya?"
"Gue sama Raydel"
"Oooh... Its okay... Gue udah tau"
"Jadi lo......."
"Ya.. Gue tau , kalo lo semalem abis curhat kan sama Raydel... Raydel yang bilang ke gue"
Giana tersenyum, kemudian ia meninggalkaan Kiana yang masih termangu dengan jawaban Giana.
***
Tepat pukul lima pagi , rombongan Kiana sudah meluncur menuju tempat perkemahan yang sudah Kiana dan teman-temannya rencanakan. Kiana meminta untuk pergi dengan rombongan Giana dan tidak dengan teman-teman pecinta alamnya. Itu juga permintaan ayahnya , agar Kiana tidak pisah dengan Giana.
Kiana dan Giana berada satu mobil dengan Raydel dan Banny menggunakan mobil milik Banny. Sedangkan mobil Raydel digunakan oleh Poppy dan para asisten Raydel dan Banny. Hanya Rosma saja yang tidak ikut pergi bersama mereka, karena harus merubah seluruh jadwal Giana.
...
Tiga jam berlalu , mobil yang ditumpangi rombongan Kiana berhenti sejenak di rest area. Mereka butuh untuk istirahat atau sekedar pergi ke toilet.
"Kalian mau makan apa?" tanya Giana pada yang lainnya.
"Kayanya gue pengen makan kentang goreng" ucap Banny.
"Kita makan di restoran cepat saji aja .. Biar ga makan waktu" ucap Kiana.
Setelah merundingkan bahwa mereka akan makan di restoran cepat saji, mereka pun segera memesan apa yang ingin mereka makan.
Suasana di restoran itu cukup ramai, mungkin karena ini adalah akhir pekan. Banyak orang-orang yang juga melakukan perjalanan jauh.
"Penuh banget.. Kayanya ga ada kursi kosong" ucap Poppy.
"Ada tuh.. Kursi empat satu.. Kursi dua orangnya ada dua... Tapi satunya dipojok" jawab asisten Banny yang bernama Ibam.
"Yaudah.. Para wanita mending kalian duduk aja dulu... Biar para pria yang pesan menunya..." ucap Banny.
"Oke.. Terimakasih Ban..." ucap Giana dengan memberi seulas senyum.
Kiana melihat ekspresi wajah Giana, jujur saja Kiana sangat tidak suka dengan sikap Giana terhadap Banny. Kiana memilih untuk pergi menuju kursi kosong daripada melihat kedekatan Banny dengan Giana.
"Kia.. Lo mau duduk dimana?" tanya Poppy yang sudah mengekori Kiana.
"Pojok"
"Oh.. Oke"

KAMU SEDANG MEMBACA
Antonym : Kalimat Cinta Kiana
Genç Kız EdebiyatıHi... Aku cuma lagi belajar menulis cerita yang berdasarkan imajinasi-ku... Jika ada kemiripan cerita , tokoh , judul atau apapun.. Itu murni karna faktor ketidaksengajaan... Semoga para pembaca dapat menikmati cerita-ku ? Jangan lupa follow - vote...