"Kamu ini apa-apaan Gian!" pekik Cintia yang telah menampar keras Giana.
Giana berkaca-kaca , ia tak pernah menyangka jika Ibunya tega melakukan ini pada dirinya.
"Ma.. Gian minta maaf" lirih Giana.
Kiana yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dan berusaha menenangkan Ibunya.
"Mama tenang dulu yaaa.... Dokter juga kan lagi nanganin Papa" ujar Kiana.
Cintia hanya mengangguk dengan memeluk erat Kiana , sedangkan Kiana sendiri cukup bingung atas kejadian ini.
Sebelum ia berada dirumah sakit, jelas-jelas ia sedang berada ditaman bersama Raydel dan kemudian Cintia meneleponya memberi kabar jika Miko ayahnya Kiana jatuh pingsan. Kiana sendiri tidak sempat memberitahu Raydel dan ia segera berlari mencari taksi untuk menuju rumah sakit ini.
Setelah mendudukkan ibunya dikursi tunggu, Kiana menghampiri Giana dan menariknya untuk menjauh dari ruang UGD.
"Ini sebenarnya kenapa Gian? Kenapa Papa bisa masuk rumah sakit? Dan kenapa mama bisa se-marah itu sama lo?" ucap Kiana.
Giana tidak menjawab, ia mengalihkan pandangan dengan air mata yang mengalir. Giana merasa sangat bersalah pada orang tuanya, dan itu membuatnya sangat menyesali perbuatannya.
"Gian! Lo bisa kan jawab gue?" kesal Kiana.
Lagi-lagi Giana hanya terdiam.
Tak berapa lama, Banny dan Raydel datang ke rumah sakit. Mereka terlebih dulu menghampiri saudara kembar itu.
"Banny.. Lo tau ceritanya?" Kiana tahu jika Banny ada didalam ballroom itu, sudah jelas Banny akan tahu tentang apa yang terjadi pikir Kiana.
Banny mengangguk, ia menatap Giana dengan tidak percaya. Wanita yang ia kagumi, berani melakukan itu.
"Ray.. Sebaiknya lo bawa Gian pulang" kata Banny.
Awalnya Raydel keberatan dengan ide Banny, tapi mengingat ia pun sudah mengetahui duduk permasalahannya dari Banny. Maka Raydel menyetujui untuk mengantar Giana agar tidak semakin keruh permasalahannya.
"Oke.. Gue mau nganter lo pulang" kata Raydel dengan nada dingin.
Raydel memang begitu benci pada wanita pengkhianat seperti Giana, tapi ini semua ia lakukan hanya untuk meringankan beban Kiana.
Kiana sendiri tersenyum saat Raydel membawa Giana pulang.
"Jadi.. Setelah lo pergi sama cowok lo.. Bokap lo langsung bertanya pada Giana.. Kenapa Giana tidak bersama Raydel.. Awalnya bokap lo ga mempermasalahkan, tapi beberapa menit kemudian.. Ada seseorang yang minta waktu bokap lo dan Giana untuk bicara..."
"Mereka bicara apa?" Kiana mulai tak sabar.
"Sorry sebelumnya.. Gue awalnya gak mau ngikutin mereka.. Tapi karena penasaran.. Gue ngikutin mereka ke sebuah kamar ..."
Kiana hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Banny.
".... Gue denger kalo Gian.. Pernah tidur dengan orang itu untuk menyetujui kerjasama dengan perusahaan Papa lo.. Dan Giana sendiri mengakuinya.. Pria itu hanya minta Giana untuk menikah dengannya...."
"Apa?!" pekik Kiana , ia hampir tak bertenaga untuk berdiri lebih lama.
Tega sekali Giana melakukan itu, kenapa ia menghancurkan naama baik keluarga. Jika terjadi sesuatu pada Papa-nya , Kiana tidak segan-segan akan memberi perhitungan pada kembarannya itu. Kiana tidak akan mengakui Giana sebagai kembarannya jika itu diperlukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antonym : Kalimat Cinta Kiana
Chick-LitHi... Aku cuma lagi belajar menulis cerita yang berdasarkan imajinasi-ku... Jika ada kemiripan cerita , tokoh , judul atau apapun.. Itu murni karna faktor ketidaksengajaan... Semoga para pembaca dapat menikmati cerita-ku ? Jangan lupa follow - vote...