Keempat

14 2 0
                                    

Kiana baru saja membuka matanya tepat pukul 10 pagi. Ia menurunkan kakinya dari ranjang dan segera saja kakinya melangkah ke kamar mandi.

Setelah sekitar setengah jam ia membersihkan dirinya di kamar mandi, Kiana dengan segera memilih pakaian yang akan ia kenakan untuk bertemu seseorang.

Senyumnya yang tercetak jelas diwajahnya tak pernah luntur sejak ia membuka matanya. Kali ini, Kiana menatap dirinya di cermin dengan perasaan puas. Ia merasa sangat cantik pagi itu.

Drrtt.. Drrttt..

Suara ponsel mendadak menginterupsi dirinya, langsung saja ia berlari kecil untuk mengambil ponselnya.

"Pagi sayang...." ucapnya dengan malu-malu.

"Peri sendal jepitku sudah bangun... " balas seseorang dari sana.

"Ray.. Jangan mulai deh.. Cepet jemput aku ke alamat yang aku kasih"

Raydel yang ternyata pria yang menelepon Kiana, ia merasa begitu senang mendengar Kiana merajuk.

"Baby.. Aku sudah ditempat yang kamu tunjukkan.. Kenapa aku  harus jemput kamu di depan komplek?"

"Aku kesana sekarang.. 5 menit sayang"

Kiana lantas menutup telponnya, ia segera meraih tas kecilnya dan melangkah cepat menuju lantai bawah, mengingat ia sedang memakai sepatu hak tinggi membuat Kiana tidak bisa berlari cepat.

"Bi Aroh.. Mama kemana?" tanya Kiana yang kebetulan berpapasan dengan asisten rumah tangganya.

"Ibu Cintia sedang pergi ke salon Mbak.. Dan tadi ibu berpesan, jika Mbak Kia sudah bangun.. Mbak diminta untuk ke salon langganan Ibu" ucap Bi Aroh.

Kiana tersenyum polos "Baik bi.. Aku pergi sekarang" ucapnya yang ternyata berbohong.

Kiana melanjutkan lagi langkahnya, namun sebuah majalah di meja ruang tamunya sanggup membuat Kiana terhenti. Sebenarnya Kiana bukanlah orang yang hobby membaca majalah gossip, tetapi karna terpampang foto Giana dengan seorang lelaki yang menjadi headline news itu membuat Kiana penasaran. Ia lalu membawa majalah itu tanpa membacanya.
...

"Mang Salman.. Cepet sini" panggil Kiana pada tukang kebun yang sedang menyirami koleksi mawar Cintia.

Pria yang bernama Salman pun segera berlari kecil menghampiri Kiana "Maaf Mbak Kia ada apa?"

"Mang.. Anter aku ke depan komplek sekarang..." titah Kiana.

"Naik motor vespa saya Mbak?" tanya Salman dengan nada tidak percaya.

"Iya mang.. Cepet ambil motornya.. Aku ga ada waktu"

"Baik mbak"

Salman segera mengeluarkan motornya, dan Kiana pun tanpa ragu menaiki jok belakang.

Kiana pikir akan lebih baik jika dia naik vespa, karna dengan begitu ia akan menemui Raydel tidak sampai 5 menit.

Di sepanjang jalan Kiana terus mengingat panggilan sayang dari Raydel "Peri Sandal Jepit". Kiana tersipu sendiri dan itu langsung membuat pipi Kiana merona ditambah dengan efek blush on yang sudah di aplikasikan pada pipinya membuat pipinya semakin memerah.

Yaampun! Kiana baru tersadar, hanya karena pria yang tadi meneleponnya ia rela berdandan hari ini. Walau tidak terlalu mencolok, tapi Kiana merasa aneh jika ia harus memakai blush on.

Pria itu.. Pria-nya yang semalam meminta  Kiana untuk menjadi kekasihnya. Pria yang berhasil membuat Kiana menyetujui permintaan itu walau mereka baru berkenalan beberapa hari, pria yang selalu membuat Kiana merona dan Pria yang menjadi alasan detak jantung Kiana seperti berlarian kencang. Pria itu adalah Raydel Dhanurendra.

Antonym : Kalimat Cinta KianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang