Kesepuluh

12 2 0
                                    

Drrttt... Drrtttt...

Suara nyaring ponsel milik Kiana tidak mampu membangunkan sang pemiliknya. Ini sudah ke empat kalinya ponsel itu berdering, tapi Kiana tetap asik dengan gaya tidur anehnya. Jika Raydel melihat, mungkin ia akan sangat illfeel pada Kiana. Dengan mulut yang terbuka dan posisi badan terlentang serta satu kaki yang menggantung disisi ranjang dan hampir mengenai lantai kamarnya, Kiana sangat menikmati posisi tidur seperti itu.

Berkali-kali ponselnya menampakkan nama Poppy sebagai si penelepon, tapi Kiana tidak ada tanda-tanda akan terbangun walau ponsel itu berada tepat disebelah telinganya.

Lima belas menit kemudian, pintu kamar Kiana terbuka lebar. Menampakkan sosok Poppy yang sudah memasang wajah geram. Langsung saja ia mengangkat kaki Kiana yang menggantung dan menghempaskannya ke ranjang.

"Aduuh" pekik Kiana yang masih saja sulit membuka mata.

"Kiaaaaaaa... Banguuuun" teriak Poppy.

Kiana membuka sebelah matanya dan ia menutup kembali setelah melihat sosok Poppy. Dan Poppy sendiri tidak kehabisan akal, ia segera mencipratkan air minun Kiana ke wajah cantik Kiana.

"Apa siih Poppoooy .. Gue ngantuk..."

"Kia bangun.. Gue mau ngomong seriusss....."

Kiana mendengus kesal, dengan terpaksa ia bangkit dari tidurnya walau masih dengan mata tertutup "Apa?" kata Kiana malas.

"Cafe lo yang di Jakarta kebakaran"

"Oh...."

"Kia... Ke-ba-ka-ran" ucap Poppy lagi penuh penekanan.

"Apa!!" pekik Kiana walau masih dengan nada malas.

"Cafe lo kebakaran...."

"ZigZag Cafe?" tanya Kiana kembali dengan nada santai.

"Iyaaa Kiaa.. ZigZag cafe punya looo"

"Apa!!! Kebakaran? Kok bisa??" Kini Kiana sudah mulai tersadar dari rasa kantuknya.

"Gue dikasih tau Kak Gian... "

"Yaudah lo minta tolong Gian untuk ngurusin itu...."

"Justru Kak Gian bilang kalo lo harus urus sendiri.. Kalo gak, dia gak mau kasih modal untuk memperbaiki cafe lo"

Kiana tampak terdiam, ia semakin heran pada Giana. Biasanya Giana akan selalu cepat mengurusi bisnis-bisnisnya jika terjadi sesuatu, tapi sekarang Giana seolah lepas tangan. Kiana benar-benar tidak mengenali Giana saat ini.

"Gue mandi dulu... Lo siapin mobil... Dan telepon pengurus Cafe itu.. Minta keterangan kronologi kejadiannya"

Kiana dengan cepat masuk kedalam kamar mandi, dan Poppy pun segera melaksanakan apa yang diperintah Kiana.

Selang setengah jam, Kiana dan Poppy sudah berada dalam mobil menuju cafe milik Kiana.

.
.
.

Mata Kiana menatap tajam ke arah seseorang yang tidak pernah disangka kehadirannya oleh Kiana, ia mempercepat langkahnya menghampiri sosok yang sedang berbicara dengan seorang polisi.

"Babbaaaan.. Kok lo disini sih?" pekik Kiana.

Banny menoleh pada Kiana, ia langsung mengecup kening Kiana yang membuat Kiana melongo tak percaya.

"Om.. Ini Kiana.. Calon tunangan aku.. Dia pemilik Cafe ini...." Banny memperkenalkan Kiana pada seorang polisi yang tadi sedang berbicara dengannya.

Kiana tersenyum kaku sembari berjabat tangan dengan polisi itu.

"Saya Andre.. Om-nya Banny..." ucap Polisi itu.

Antonym : Kalimat Cinta KianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang