Ketujuh

15 2 0
                                    

Dua hari kemudian, Kiana sudah diperbolehkan pulang. Ia dijemput oleh Banny karena sesuai perintah Ibunya.

Sebenarnya Kiana sangat ingin dijemput Raydel, tapi itu tidak mungkin dilakukan Raydel mengingat kondisi dia sebagai calon tunangan Giana.

Hari ini Banny sangat asing bagi Kiana, tidak seperti Banny yang biasanya, Kiana mendapati wajah Banny yang sangat serius tanpa kejahilan.

"Lo udah bener sehat?" tanya Banny.

"Udah" jawab Kiana dengan cuek.

"Gue akan anter lo pulang.. Tapi sebelumnya gue mau mampir ke tempat sewa badut"

Kiana tiba-tiba terkekeh mendengarnya "Lo mau ulang tahun?"

"Ini permintaan Giana" balas Banny yang nampaknya ia sedang serius menyetir.

Kiana sendiri malah mengerutkan dahinya, ia bingung sejak kapan Giana suka dengan badut?

"Oh ya.. Gue minta maaf soal pertengkaran di rumah sakit" ucap Banny lagi.

"Oke" hanya itu yang bisa diucapkan Kiana.

"Oh ya.. Besok ada acara penggalangan dana perusahaan bokap lo.. Gue diminta nyokap lo untuk bawa lo"

Kiana terdiam, ia sudah tahu perihal acara tersebut. Tapi Raydel sudah memintanya untuk menemani Raydel. Kiana sangat bodoh, bagaimana bisa ia menemani kekasihnya sementara keluarganya sudah sangat jelas pasti akan menghadiri acara itu juga.

Kiana berpikir ia harus menjelaskan pada Raydel ketika ia sampai dirumah. Bahwa dirinya tidak bisa pergi dengan Raydel.

"Lo bisa ikut ga ??" tanya Banny sekali lagi.

Kiana hanya mengangguk, ia rasa itu adalah jawaban terbaik.

***

"Gian kamu besok ikut acara penggalangan dana?" tanya Miko saat ia dan putrinya makan siang.

"Maaf Pa.. Gian ada jadwal syuting video klip"

Miko hanya mengangguk.

"Pa.. Gian boleh minta sesuatu?" tanya Giana pelan.

"Apa sayang?"

"Gian pengen pindah kerja pa.. Gian pengen memimpin perusahaan Papa yang di Bali"

"Kenapa? Disana kan sudah ada Om Raka yang menanganinya"

"Biar Kia aja pa yang jadi pemimpin Permata travel.. Gian pengen memimpin perusahaan yang lebih besar Pa" rayu Giana.

"Oke.. Tapi setelah tiga bulan ini ya sayang.. Kamu kan harus pendekatan dengan Raydel.. Jadi kamu ga bisa pergi daru Jakarta dulu"

Giana Mengangguk. Ia sangat puas karena rencananya sedikit lagi berhasil.

Setelah itu Giana mengeluarkan ponselnya, ia mengirimkan sesuatu untuk pria tercintanya.

Giana Edelwy : Arr.. Bisa kita ketemu nanti malam?

My Breath : Orange Cafe pukul 8 malam kan?

Giana tidak membalas lagi pesan itu, lagi-lagi Giana tersenyum puas.

***

"Woy udah sampe" pekik Banny ke telinga Kiana.

Kiana terperanjat dari tidurnya, dan ia menatap Banny dengan tatapan tajam siap membunuh pria itu. Bayangkan saja, saat Kiana terlelap tidur. Suara jelek Banny mengganggu mimpi indahnya.

Antonym : Kalimat Cinta KianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang