"Kia... Bangun sayang.. "
Cintia yang sedang menyibak gorden dibuat bingung oleh Kiana yang sulit sekali dibangunkan. Memang Kiana adalah putrinya yang sangat suka bangun siang. Tapi tidak se-siang ini, karena jam sudah menunjukkan pukul 12 siang.
Cintia mendekati ranjang putrinya, ia mengusap wajah sang anak "Loh.. Sayang.. Kamu panas badannya?"
Perlahan Kiana membuka matanya "Ma.. Hauss" lirih Kiana.
Segera saja Cintia mengambil gelas berisi air diatas nakas Kiana.
"Kamu abis makan apa? Liat wajah dan badan kamu merah-merah.. Suhu badan kamu juga panas banget" panik Cintia.
"Kemarin aku makan pizza.. Mungkin pizza itu ada jagungnya" kata Kiana dan ia mencoba mengingat-ingat apa yang dia makan.
"Sekarang kita ke rumah sakit"
"Mam.. Nanti juga sembuh kok.. Ga usah yaa" rengek Kiana.
"No Kiana.. Kamu demam, badan kamu merah-merah, udah berapa kali kamu masuk toilet?"
" Baru 7 kali mam"
" Baru 7 kali kamu bilang?" Cintia sudah akan menjewar kuping Kiana kalau tidak ia sadari jika putrinya sedang dalam keadaaan buruk.
Cintia lalu keluar kamar Kiana, ia bersiap menelepon suaminya dan Giana tentang keadaan Kiana. Setelahnya Cintia bersiap untuk membawa Kiana ke rumah sakit.
"Bi Aroh.. Tolong bantu Kia siap-siap yaa.. Kita akan ke rumah sakit"
"Baik Bu" Aroh pun segera menuju kamar Kiana dengan langkah terburu-buru.
Cintia menuju ruang tamu, ia mencari sosok Didi supir pribadinya. Namun ia sangat terkejut dengan kehadiran Banny yang sudah duduk manis diruang tamu.
"Siang tante" ucap Banny.
Cintia tersenyum dan melangkah mendekati Banny "Hei Ban... Kamu kapan datang?"
"Baru ko tante" jawab Banny seraya berjabat tangan dengan Cintia.
"Kamu pasti cari Kia yaa?"
Banny tersenyum kikuk, ia menggaruk tengkuknya dan dengan terpaksa mengangguk ragu. Bukan Kiana yang Banny cari, tapi Giana. Banny mencari Giana dan ia berniat untuk memberi tahu tentang asmara kembarannya.
"Sayang sekali Ban.. Kia sakit. tante akan bawa dia ke rumah sakit sekarang..." jawab Cintia dengan wajah sedih.
"Sakit apa tante?" Banny terheran, karena kemarin Kiana sangat terlihat sehat.
"Dia alergi jagung Ban.. Mungkin dia kemarin gak sengaja makan jagung"
Banny melongo. Pantas saja kemarin Kiana memesan pizza daging dengan topping keju dan jagung. Ia menghabiskannya dua loyang tanpa sisa. Itu diketahui Banny saat ia tak sengaja mendengar para pegawainya membicarakan Kiana yang memesan 2 loyang pizza dengan ukuran Sedang. Tapi, kenapa Kiana dengan sengaja meracuni dirinya?
"Ban.. Tolong tante bisa? Sepertinya Kiana akan susah berjalan..."
Banny hanya mengangguk, ia masih sibuk dengan pertanyaan di otaknya. Kenapa calon tunangannya itu sangat bodoh?
...
"Mam.. Kenapa dia ada disini" ucap Kiana.
"Banny yang akan antar ke rumah sakit.."
Kiana membulatkan matanya, dan tiba-tiba ia memekik saat Banny mengangkat tubuhnya "Heh! Gila lo.. Turunin gue!!"
"Kia.. Kamu yang sopan dong" kata Cintia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antonym : Kalimat Cinta Kiana
Literatura FemininaHi... Aku cuma lagi belajar menulis cerita yang berdasarkan imajinasi-ku... Jika ada kemiripan cerita , tokoh , judul atau apapun.. Itu murni karna faktor ketidaksengajaan... Semoga para pembaca dapat menikmati cerita-ku ? Jangan lupa follow - vote...