Ke Tujuh Belas

9 2 0
                                    

***

"Kamu  akan terus menghindari aku Kiana?" ucap Raydel.

Kiana yang sedang duduk beristirahat dari lari paginya, mendongak pada Raydel yang memang berdiri disamping tubuhnya.

"Pagi Ray....."

"Kia... Kamu gak perlu bohong... Ada sesuatu yang udah terjadi kan?"

"Maksud kamu apa Ray?"

"Kamu dan Banny?"

"Aku gak ngerti dan aku gak mau bahas Banny atau siapapun..." Kiana hendak pergi dari tempatnya namun Raydel segera mencekal tangan Kiana.

"Kalo kamu bohongin aku, aku akan sangat terluka Daisy Kiana" Raydel merenggangkan cekalan tangannya setelah mengucapkan itu.

Kiana diam sesaat, ia sangat sadar apa yang dirasakan dan dilakukannya pada Raydel sangat tidak adil. Raydel tidak bersalah , tapi dirinyalah yang tidak bisa jika tidak memikirkan Banny. Kiana selalu memikirkan Banny.

"Maafin aku Ray..." ucap Kiana yang lantas memeluk erat Raydel.

Raydel tidak bergeming awalnya , namun akhirnya ia luluh karena pelukan Kiana semakin erat.

"It's okay sayang... Aku bisa mengerti.. Mungkin kamu masih lelah"

Kiana hanya mengangguk , namun setelah itu. Ia mendongak dan menatap lama mata Raydel. Tatapan yang dulu sudah tidak lagi sama , ada rasa hambar yang Kiana rasakan. Entah kenapa , padahal dulu ia sangat menyukai ditatap dan menatap Raydel. Tapi sekarang, semua terasa biasa saja.

"Ray.... Kamu masih mencintai aku?"

Raydel terdiam sejenak, ia sedikit berpikir untuk mencari jawaban yang tepat.

"Yang jelas , rasa itu masih ada..." jawab Raydel pada akhirnya.

Kiana tersenyum , mungkin memang Raydel pria terbaik untuknya. Mungkin perasaan pada Banny hanyalah sesaat. Kiana berjanji akan memperbaiki hubungannya dengan Raydel.

"Terimakasih" ucap Kiana yang kembali memeluk Raydel.

***



Pada malam harinya , semua anggota pecinta alam itu mengadakan acara api unggun dan makan bersama. Termasuk Kiana dan rombongannya.

"Mau ga?" tanya Banny pada Giana.

Giana yang sedang memetik Gitar, menghentikannya dan menerima suapan sosis bakar yang diberikan Banny. Kejadian itu dilihat oleh Kiana , tapi ia mencoba untuk tidak peduli. Ia sudah berjanji akan memperbaiki hubungannya dengan Raydel.

"Ini aneh loh Ban... "

"Aneh apa?"

"Kenapa kamu suapin aku? Kamu itu kan calon tunangannya Kiana?"

"Biar aja.. Toh , dia juga lagi sama Raydel"

"Kamu ga cemburu?"

"Ngapain? Kan ada kamu.. Dan kamu ga cemburu? " jawab Banny yang sontak membuat Giana tertawa lepas.

Giana menggeleng dengan tertawa kecil, ia merasa sangat lucu dengan keadaan mereka.

"Banny.. Sekarang kamu udah ga pake lo dan gue nih sama aku?" kata Giana sembari memainkan kedua alisnya.

Banny ikut tertawa melihat ekspresi Giana, dengan spontan ia mengacak-acak rambut Giana "Kamu itu beda Gi.. Aku susah jadi diri aku didepan kamu.. Terlalu..... Susah..." ucap Banny.

Giana hanya menggeleng dengan tetap tertawa kecil. Namun tiba-tiba , Raydel yang duduk tak jauh dari mereka lantas beranjak mendekati mereka.

Raydel memberikan jagung bakar pada Banny dan berkata dengan tegas "Lo jaga Kiana"

Antonym : Kalimat Cinta KianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang