Sudah seminggu ini kebiasaan Banny adalah mengunjungi Kiana setiap pagi hari ke rumah gadis itu. Tapi berbeda dengan hari ini, Kiana tidak menemukan tanda-tanda Banny mengunjungi rumahnya.
Bukan hanya pagi ini, bahkan dari semalam setelah Banny mengantarnya pulang, Banny sama sekali tidak menelponnya. Bukan kebiasaan Banny sekali, biasanya Banny akan menelpon Kiana saat dia sampai dirumah-nya setelah mengantar Kiana pulang.
Suara ponsel menginterupsi pemikiran Kiana yang memang masih tergeletak diatas ranjangnya.
"Raydel?" kening Kiana mengerut saat melihat nama si penelepon. Oh tidak! Kiana bahkan sangat lupa jika Raydel baru menghubunginya pagi ini setelah beberapa hari pria itu menghilang.
"Hallo...." ucap Kiana dengan nada santai.
"Baby.. Maafin aku... Aku baru bisa menghubungi-mu" jawab Raydel.
"Hmm... Gak apa-apa kok"
"Kamu gak marah?"
"Nggak Ray.. Emang kamu kemana ?" Kiana hampir lupa jika ia perlu tahu alasan Raydel tidak menghubunginya.
"Aku... Aku .. baru pulang dari Tokyo... Papi minta aku untuk survey lokasi pembuatan restoran Indonesia disana..."
Kiana tampak berpikir, pantas saja Raydel sulit dihubungi. Ternyata Raydel pergi ke Tokyo.
"Kamu hari ini sibuk Ray?"
"Nggak.. Aku pengen ajak kamu ketemuan.... Kamu bisa babe?"
"Oke.. Aku mandi dulu ya Ray...."
"Setengah jam lagi aku berangkat jemput kamu... I miss you babe"
Kiana langsung mematikan sambungan telponnya tanpa menjawab apapun ucapan Raydel dan ia segera pergi mandi.
...
"Pake yang mana yah?" ucap Kiana pada dirinya sendiri.
Mata Kiana menatap beberapa potong pakaian yang sudah ia jejerkan diatas diranjang.
"Bingung deh mau pake yang mana... Coba kalo pergi sama Banny.. Pake jeans robek-robek juga jadi..." gumam Kiana.
Lebih dari lima belas menit yang telah dihabiskan Kiana hanya untuk memilih pakaian yang akan ia pakai untuk bertemu kekasihnya. Dan pilihannya jatuh pada mini dress berwarna hitam dengan motif zigzag.
Setengah jam kemudian, Kiana sudah berada ditempat yang seperti biasanya Raydel menjemput. Depan komplek.
Hari ini matahari cukup memberikan terik panasnya pada kulit Kiana. Sebab itu juga kacamata hitam sudah bertengger manis di hidung Kiana.
"Mana sih Raydel?" gumam Kiana dan ia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan jika dirinya telah berdiri kurang lebih tiga puluh menit lamanya.
"Baby....." pekik Raydel dari arah belakang Kiana dan segera memeluk wanita itu.
Kiana mencoba memutar tubuhnya hingga ia bisa melihat wajah Raydel, wangi green tea dan rahang yang kokoh. Itu saja yang dirasa oleh indera penciuman dan penglihatan Kiana. Tidak seperti biasanya, Seluruh indera Kiana pasti akan merasakan hal istimewa jika melihat pria dihadapannya ini.
"Kamu kenapa lama?" itu-lah kalimat yang akhirnya keluar dari mulut Kiana yang terdengar sedikit kesal, padahal biasanya Kiana tidak akan komplain dengan keterlambatan Raydel.
"Maaf" ucap Raydel dan segera saja ia menarik tangan Kiana untuk membawa gadis itu ke dalam mobilnya.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Antonym : Kalimat Cinta Kiana
Chick-LitHi... Aku cuma lagi belajar menulis cerita yang berdasarkan imajinasi-ku... Jika ada kemiripan cerita , tokoh , judul atau apapun.. Itu murni karna faktor ketidaksengajaan... Semoga para pembaca dapat menikmati cerita-ku ? Jangan lupa follow - vote...