Amelia

46.8K 3.8K 164
                                    

"Berhenti menjerit. Kau ini. Seakan di mulutmu itu terpasang pengeras suara. Berisik!"

Caleb masih berdiri menjulang di hadapan gadis itu. Sangat dekat hingga gadis itu menelan ludahnya dengan suara yang sangat jelas.


"Tunjukkan." Caleb berbisik.

Gadis itu menggeleng. Matanya bahkan masih terpaku pada dada Caleb yang begitu dekat dengannya. Juga pada perutnya. Juga bulu halus...dan...

Caleb berdeham, membuat gadis itu sontak mendongak. Matanya mengerjap lucu. Bi Nengah bahkan sudah menyeka wajahnya dengan air hangat hingga Caleb dapat melihat tampilan sesungguhnya gadis itu. Kulit wajah yang terang. Alis hitam lebat alami. Kelopak mata besar dengan bulu mata yang tak terlalu lentik. Hidung gadis itu khas gadis Indonesia umumnya. Tak pesek juga tak terlalu mancung. Rambut gadis itu hitam kecoklatan, lurus dan panjang. Konturnya jatuh, mengkilap dan terlihat lembut. Dan...jerawat kecil menghiasi dagunya. Caleb tertawa dalam hati...

"Tidurlah dan segera pulang sebelum aku bangun nanti." Caleb berbalik sesaat setelah menyentil hidung gadis yang terbengong di hadapannya itu. Gadis itu mengerjap. Menatap Caleb yang dengan santai memakai outfit--nya dan melenggang keluar dari dalam kamar.

"Keren." Gadis itu mendesis dan limbung. Dia berjalan sempoyongan ke ranjang dan merebahkan tubuhnya. Dia mengantuk dan...lapar. Kombinasi keadaan yang membuatnya tak akan bisa tidur. Tapi, dia menahannya. Rasanya malu kalau harus meminta makan juga pada pria tampan itu sementara dia sudah menyelamatkannya dari jalanan. Alhasil gadis itu tidur dengan membolak balikkan badan dengan gelisah hingga pagi menjelang. Dan dia tak pernah benar-benar bisa terlelap.

Kokok ayam jantan di kejauhan juga anjing yang menyalak bersahutan membuat gadis itu bangun dan beranjak dari posisi tidurnya. Sejenak dia mengucek matanya, menguap dan akhirnya menggerakkan badannya agar sedikit rileks.

Gadis itu turun dari ranjang menuju kamar mandi. Sejenak termangu dan akhirnya memutuskan untuk menyiapkan air untuk berendam. Satu keputusan yang bahkan tak di setujui oleh hatinya karena terlihat sangat lancang, tapi sungguh. Dia merasa sangat pegal dan sedikit kotor. Gadis itu membuka seluruh bajunya dan setelahnya masuk ke dalam bathtub. Bersandar pada kepala bathtub akhirnya gadis itu memejamkan matanya. Menikmati sensasi hangat yang merasuk dalam porinya dan wangi aromatherapy yang membuatnya sangat rileks.

Suara deheman membuat gadis itu sontak membuka mata dan berpikir, berapa lama dia berendam? Dan...matanya menangkap sosok pria penolongnya berdiri tegak sambil bersedekap di sampingnya. Reflek gadis itu mengangkat tubuhnya. Sejenak dia merasa pria yang tengah menatapnya dengan kesal itu terkesiap. Bahkan pria itu tak mengalihkan pandangan matanya dari...dadanya! Gadis itu menurunkan lagi tubuhnya. Membawa tubuhnya terutama dadanya yang sempat mencuat kembali tertutup busa sabun. Pria itu masih terdiam namun akhirnya melangkah menuju jendela dan menyibak tirainya. Gadis itu menoleh dan mengerjapkan matanya, sedikit terkesiap dengan pemandangan di luar. Sangat indah, tapi...bukan itu fokus utamanya. Fokusnya tertuju pada...betapa sudah terang benderangnya hari ini!

Pria itu berbalik lagi. "Selesaikan mandimu cepat dan pulanglah ke rumahmu segera." Ucapannya terdengar lebih dingin. Gadis itu mendengus pelan. Baiklah dia salah, tapi apakah harus sedingin itu nada bicara pria itu padanya? Gadis itu menatap punggung bidang milik pria menolongnya yang melangkah keluar dari kamar mandi dan menutup pintu. Secepat kilat gadis itu mandi dengan benar dan memakai bajunya...yang ternyata bukan baju yang dia pakai kemarin. Gadis itu mengendap keluar dari kamar setelah menyambar tas selempangnya yang ada di atas nakas. Sejenak dia sedikit bingung dengan rumah berlantai dua yang sangat luas ini. Perlahan dia menuruni tangga dan akhirnya bertemu dengan ruangan yang dia pikir adalah ruang tamu. Gadis itu berjalan dengan setengah merunduk. Dia dengan cepat mengagumi interior dan pemilihan warna ruangan ini. Hitam dan abu-abu. Dengan sedikit nuansa coklat kayu. Semua warna favoritnya. Gelap. Terasa dingin dan...mewakili perasaannya.

THE SECRET OF BILLIONAIRE'S GIRLFRIEND (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang