"Kau mengeluarkan banyak sekali uang untuk semua ini, Zachary...dan aku masih saja jengah harus memanggil hanya dengan namamu." Gusti Agung tertawa pelan. Begitu juga dengan Zachary. Keduanya sedang menyaksikan Caleb menandatangani beberapa dokumen didampingi beberapa pengacara.Akhirnya setelah hampir dua jam pembicaraan, lahan seluas 1000 ha di pinggiran kota Negara berhasil di dapatkan kembali. Kucuran dana yang tidak sedikit maupun ganti lahan yang sama strategis telah diberikan oleh Zachary Leandro.
"Tidak masalah buatku, Agung."
"Aku masih bingung bagaimana nanti kita menyampaikan hal ini pada Tuanku Cakradhar. Tentu saja kami tidak atau belum akan bisa mengembalikan semua dalam waktu dekat."
"Well...pernikahan Caleb dan Amelia menghapus semuanya. Aku tidak akan mempermasalahkan perihal uang kepada keluarga sendiri. Itu...semacam pantangan."
Gusti Agung termenung. Apakah bisa diambil kesimpulan bahwa keluarga Leandro melakukan hal ini karena hubungan keluarga? Dan tidak akan mengusiknya dikemudian hari?
"Sedikit milik Caleb mampu menutup semuanya. Dia akan sangat senang kalau hartanya berguna untuk sesuatu yang penting." Zachary menepuk bahu Gusti Agung dan melangkah menuju mobilnya.
Gusti Agung kembali termenung. Sedikit? Sejumlah itu dibilang sedikit? Lalu seberapa banyak sebenarnya kekayaan pemuda bernama Caleb William itu? Gusti Agung menoleh dan menatap Caleb yang beranjak dan menyalami semua pihak yang terlihat sangat puas.
Caleb masih berbincang sejenak dengan beberapa pengacara yang beberapa hari ini sibuk dengannya.
"Sudah beres Paman. Kita makan dulu baru bergerak lagi." Caleb mengajak Gusti Agung berjalan menuju mobil. Zach terlihat tengah menekuri ponselnya. Caleb meminta supir membawa mereka ke sebuah restoran.
"Apa kau tidak ingin menemui Amelia dan kita makan di puri?"
Caleb mengernyit.
"Kau tidak akan tahan melihat para wanita marah padamu Caleb. Amelia itu duplikat dari Mommymu. Kau tahu bukan kalau Mommymu sedikit marah dan merajuk? Dad akan tamat..." Zach melakukan gerakan dramatis di lehernya.
"Baiklah. Kita ke puri. Tidak apa-apa kan Paman?"
"Bagaimana baiknya saja." Gusti Agung tertawa.
Mobil melaju kencang membelah jalan pedesaan. Sesekali melambat saat seekor anjing melintas. Juga beberapa penduduk desa yang berjalan di sepanjang jalan terlihat berjalan pelan.
Dalam 30 menit mobil memasuki gapura puri dan semua turun. Gusti Agung terlihat menyusuri jalanan setapak di samping puri. Zach dan Caleb melintas aula dan menemukan Skyla yang sedang duduk membaca majalah. Di sampingnya seorang wanita paruh baya menemaninya sambil tangannya terampil membuat sesuatu dari bahan daun janur.
Skyla mendongak dan beranjak. Memberi pelukan mesra pada Zach. Kemesraan yang membuat Caleb tersenyum malu. Bagaimana tidak? Kedua orangtuanya saling memuja dan terlihat seperti remaja yang dimabuk asmara setiap harinya.
"Amelia di kamarnya..." Skyla terlihat prihatin. Dan jelas sekali Amelia sedang tak enak hati. Memang Caleb mengabaikannya dan tak menjawab dengan jujur apa yang dilakukannya berhari-hari ini. Bukan tidak mau jujur, hanya belum saatnya.
"Wanita...aku akan membujuknya."
"Mommy wanita..." Skyla sudah hendak melancarkan protes andai saja Zach tidak mengatakan sesuatu tentang perutnya yang sangat lapar.
Caleb melangkah menuju kamar Amelia. Sejenak berdiri di pintu lebar yang tertutup rapat. Caleb mendorongnya pelan. Melongokkan kepalanya dan masuk dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF BILLIONAIRE'S GIRLFRIEND (Sudah Terbit)
RomanceSUDAH TERBIT Ketika kau mengandaikan dirimu menjadi Alpha yang menemukan Lunanya. Dan ketika Lunamu tak sesuai tipikalmu. Apa yang akan kau lakukan? Caleb William Leandro Ketika takdir merubah jalan hidupmu menjadi seorang Tuan Puteri. Apa yang akan...