Suasana gazebo yang sunyi semakin sunyi. Hanya helaan napas dan tatapan tak mengerti Caleb Leandro, tatapan rasa bersalah Declan Leandro dan tatapan kebingungan dari Amelia Winter.
Mereka duduk diam dengan Amelia berada di tengah mereka, duduk dengan kaki menggantung di antara dua pria superior yang belum tertebak akan melakukan apa?
Amelia memilin tali tasnya. Melirik Caleb dengan ujung matanya. Caleb berdeham membuat Amelia mengangkat kepalanya. Declan masih tak bergerak sedikitpun.
Hingga kemudian Caleb beranjak. Berdiri dan membuat Amelia turun dari duduknya.
"Kita bicara di kamarmu, Declan."
Declan beranjak dan menunjuk kamarnya. Amelia bergerak dan Caleb memberinya tatapan menghujam.
"Diam di sini, Miss Winter. Jangan mencoba mendekat sebelum kami selesai." Caleb berkata dingin membuat Amelia membeku. Amelia terpaku saat menatap dua pria bersaudara itu melangkah dalam ketenangan yang luar biasa menuju kamar Declan di bangunan lain.
Amelia masih dapat melihat Declan dan Caleb menaiki undakan rumah. Keduanya lenyap di balik bangunan. Terlihat cahaya lampu menerangi bangunan itu bahkan hingga ke teras dan bagian belakang rumah.
Tak terdengar apapun, dan bohong kalau Amelia tidak merasa khawatir dan penasaran. Amelia menoleh cepat saat bahunya ditepuk oleh Rana.
"Mereka akan melakukan apa kira-kira? Tidak mungkin bukan mereka berbicara sambil minum kopi?"
Amelia bahkan tak sanggup menarik sebuah senyuman dari bibirnya. Dia yakin, saat ini bukan waktunya menanggapi sebuah candaan.
Amelia menggeleng dan Rana menariknya untuk duduk lagi di gazebo.
"Aku sudah menyiapkan peralatan P3K. Dan juga kopi...sepertinya kita akan tidur sedikit larut."
"Rana..." Nada suara Amelia bergetar.
"Baiklah. Kita tunggu saja."
Lalu Amelia terlonjak begitu juga Rana saat terdengar suara teriakan dan berderak dari arah kamar Declan.
Rana menarik tangan Amelia yang sudah hendak berlari. Suara - suara itu masih terdengar dan semakin kencang. Amelia mencoba melepaskan diri tapi Rana menggeleng.
"Kau mau masuk dan melerai? Lalu kau yang akan terkena pukulan oleh salah satu dari mereka? Oh...itu sinetron sekali."
"Rana!" Amelia memekik saat Rana menariknya untuk duduk lagi.
" Kalau diibaratkan hidupmu ini ditulis oleh seorang novelis, maka...kalau kau ke sana...penulisnya akan mati gaya dan cerita tamat sampai di sini. Kau mau? Aku bahkan tahu kau rajin sekali mengigaukan nama Caleb setiap malamnya."
Amelia mencelos tak percaya.
"Aku? Tidak..."
"Kau tidur...apa yang kau ketahui sementara kau tidur dan alam bawah sadar mu yang menjadi raja?"
Amelia menoleh cepat saat terdengar langkah kaki dari arah bangunan kamar Declan. Caleb terlihat menuruni undakan sambil menyeka bibirnya dengan jari. Amelia menatap Rana dan Rana segera melesat menuju bangunan kamar Declan.
Ini benar-benar konyol.
Amelia menatap Caleb yang berdiri menjulang di hadapannya.
"Di mana kamarmu? Apa kau tidak mau mengobati kekasihmu yang terluka ini?"
Amelia tersentak dari keterpakuan nya. Tangannya meraih lengan Caleb dan menariknya masuk. Caleb bahkan harus terantuk pintu masuk rumah dan memegang jidatnya. Amelia tetap menarik Caleb melintasi ruang tengah dan akhirnya masuk ke kamarnya. Caleb duduk di tepi ranjang. Memperhatikan gerak-gerik Amelia yang meletakkan sepatunya di rak.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF BILLIONAIRE'S GIRLFRIEND (Sudah Terbit)
RomanceSUDAH TERBIT Ketika kau mengandaikan dirimu menjadi Alpha yang menemukan Lunanya. Dan ketika Lunamu tak sesuai tipikalmu. Apa yang akan kau lakukan? Caleb William Leandro Ketika takdir merubah jalan hidupmu menjadi seorang Tuan Puteri. Apa yang akan...