Aku masih mendengar beberapa langkah kaki orang yang berdiri mengerumuniku. Aku masih ingat mendengar suara Lyn berteriak untuk memanggil ambulans. Aku masih ingat Derek yang berteriak kearahku, berusaha menyadarkanku.
Itulah hal terakhir yang aku ingat. Selebihnya, aku hanya bertanya pada Derek mengenai apa yang terjadi padaku.
...
Mataku terasa begitu berat. Aku merasakan perban di kepalaku masih menempel dan kepalaku begitu pusing. Aku merintih untuk membangunkan pria yang tertidur di sampingku. Ia menundukkan kepalanya. Aku menggerakkan tanganku dan itu berhasil membuatnya terbangun.
"Nicole? Kamu sudah terbangun?" pria itu tampan. Ia tinggi, rapi, dan nampak sangat baik hati. Aku tidak peduli apakah kami dekat atau tidak. Setidaknya, ia tidak akan melukaiku.
Tunggu, namaku adalah Nicole? Apa yang salah denganku?
Pria itu segera bergegas keluar memanggil dokter. Dokter pun masuk ke dalam ruanganku dan tersenyum padaku. Aku ingat bahwa aku ditabrak mobil berwarna perak. Hanya itu yang aku ingat.
"Nicole, apa yang terjadi padamu?" tanya pria itu lagi dengan sangat khawatir.
"Sudah berapa lama aku dirawat di sini?" tanyaku pada dokter tanpa menghiraukan pertanyaan pria tersebut.
"Satu bulan. Kamu baru saja terbangun dari komamu. Tapi, kamu baik-baik saja," ujar dokter itu padaku.
Satu bulan? Jelas itu waktu yang sangat lama.
"Apakah kamu berada di sini selama satu bulan?" aku bertanya pada pria tadi.
"Tentu saja. Aku sudah menelepon orang tuamu," jawabnya.
Dokter pun pergi setelah melakukan beberapa pemeriksaan dengan tubuhku. Tiba-tiba, muncul pertanyaan dalam benakku.
"Ngomong-ngomong, apakah kita pacaran?" aku menanyakannya pada pria itu.
Ia segera mengerutkan dahinya. Kemudian mengangguk dengan canggung.
"Tentu saja. Kita pergi ke pesta dansa bersama. Aku sudah menyukaimu sejak beberapa tahun lalu," ujarnya dengan nada yang terdengar aneh.
"Namaku Derek Brandon. Namamu adalah Nicola Armani," jelasnya padaku dengan nada yang penuh kesabaran.
"Bagaimana kamu tahu bahwa aku tidak bisa mengingat apapun?" tanyaku pada Derek dengan heran.
"Dokter mengatakan kepalamu terbentur aspal dengan cukup keras. Sehingga, kamu kehilangan ingatanmu. Tapi, kamu akan mendapatkannya lagi suatu saat," Derek berusaha menjelaskannya.
"Aku ingat wajahmu. Tapi, aku tidak ingat bagaimana hubungan kita, orang seperti apakah kamu, dan sejak kapan aku mengenalmu," aku menjelaskannya.
Derek pun berdiri. Ia segera memelukku yang sedang terduduk di atas tempat tidurku. Ia mengelus-elus punggungku dengan lembut. Mendekapku dengan sangat hangat.
"Selama satu bulan, aku tak bisa tidur. Aku terus menerus memikirkanmu. Aku menangis setiap dokter berkata tidak ada kesempatan untukmu. Tak apa Nicole, jika kamu lupa semuanya. Tetapi, percayalah, aku adalah orang yang selalu mencintaimu," Derek mengucapkannya tepat di telingaku.
Aku merasa hangat. Aku merasa pernah dipeluk seperti ini sebelum kecelakaan. Namun, rasanya sedikit berbeda dengan apa yang aku ingat.
Orang tuaku datang dengan wajah sangat bahagia. Aku ingat wajah mereka. Jadi, mereka adalah kedua orang tuaku.
Ibuku memelukku dengan erat, "Nicole, Ibu menangis setiap hari di pojokan menunggumu untuk sembuh," ia segera meneteskan air matanya.
"Maafkan aku. Membuat kalian semua khawatir," aku hanya bisa mengatakan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
WORDS of HIM (COMPLETE)
Romance#1Novel Indonesia; #1 Novel Romantis "Aku? Aku menyukainya sejak pertama kali bertemu dengannya. Aku terus menerus memikirkannya, sampai aku mengetahui semua mengenainya. Ia tidak lebih dari pria dingin, malas, tak sempurna, dan...yang sudah memilik...