Enam

22.5K 760 4
                                    

Today

Dengan mini dress berwarna peach yang melekat indah di tubuhnya,Kenya melangkah menuruni gundukan tangga.

Dengan perasaan berkecamuk,bingung dengan apa yang dirasakannya saat ini. Rasanya sakit dan sedih menyadari kehormatanmu direbut paksa oleh kakak tirimu sendiri. Rasanya ia ingin menangis sekarang.

Rumah terlihat lebih sepi karena kedua orang tuanya sedang  honeymoon di Saint Lucia.

Bagaimana reaksi mereka nanti jika tau bahwa anak gadis mereka telah melakukan 'itu' dengan kakaknya sendiri,kakak tirinya. Namun sepertinya lebih baik mereka tidak tahu.

Memasuki ruang makan,ia mendapati Alex yang sedang memainkan smartphonenya,Alex mengenakan kaos putih polos dan celana pendek berwarna army.

Menyadari kedatangannya,Alex beralih menatapnya.

"Duduklah." Titah Alex.

Kenya duduk di kursi terjauh dari Alex. Di meja makan sudah tersaji sepiring waffle dan segelas susu untuk dirinya, sedangkan di ujung sana Alex bersama dengan sepiring pancake dan segelas air putih.

Mereka makan dengan suasana hening yang begitu terasa.

Sarapan mereka sudah habis namun di antara mereka tidak ada yang mencoba beranjak sedikitpun dari meja makan. Kenya merasakan aura panas yang menjalar di tubuhnya karena semenjak tadi Alex terus menatapnya.

Kenya tak sanggup untuk menatap Alex bahkan ia pun tak mengatakan apapun sejak tadi.

Sebenarnya ia sangat ingin langsung pergi dari sana,namun kakinya terasa sangat sulit digerakan.

Sedangkan Alex,ia tahu bahwa gadis itu habis menangis terlihat dari matanya yang merah dan sembab.

Alex berdeham,mencoba mencairkan suasana.

"Aku akan ke kantor karena ada meeting dengan client. Dan kau,tidak boleh keluar rumah sampai aku kembali." Ujar Alex.

Alex melemparkan pandangan tidak suka ketika melihat gadis itu membuka mulutnya,sehingga Kenya yang tadinya ingin melontarkan komentarnya memilih untuk membungkam mulutnya kembali.

"Jangan pernah membantahku,jika kau tidak ingin melihatku marah." Tutur Alex dengan dingin.

----

15 menit yang lalu Alex sudah pergi ke kantor,dan tak lupa juga ia berpesan kepada kepala pelayan untuk tidak membiarkan Kenya keluar mansion.

Semua pekerjaan rumah sudah diurus oleh para pelayan,karena bingung mau mengerjakan apa Kenya memilih berbaring di kamarnya.

Ia kembali memikirkan bagaimana reaksi orangtua nya nanti ketika mengetahui ini semua,dan bagaimana reaksi Damish?

Mengapa Alex bisa melakukan hal seperti itu padanya? Apa yang sebenarnya Alex inginkan darinya?

Kenya membolak-balikkan tubuhnya gelisah,sebelum ia kembali tertidur dengan mata yang bertambah sembab karena menangis.

Kenya terbangun ketika merasakan seseorang mengelus pipinya. Ia terlonjak kaget hingga dia mengambil posisi duduk menyandar di kepala ranjang ketika mendapati Alex lah yang melakukannya.

"Tenanglah,jangan takut. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang di luar." Ujar Alex menenangkan.

Kenya tak menjawab perkataan Alex,ia hanya mengalihkan pandangannya.

Alex menghela nafas,ia tau gadis itu pasti masih marah.

"Cepatlah bersiap,aku menunggu di bawah." Alex berlalu pergi meninggalkan Kenya yang masih duduk terdiam.

Kenya melirik nakas yang berada di samping ranjangnya,ia melihat jam beker kesayangannya,ternyata sudah pukul 13.00 siang.

Ia turun dari ranjang dan beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Kemudian,ia beralih ke meja rias untuk merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.

Setelah dirasa cukup rapih,ia berjalan keluar mansion dan mendapati Alex yang sudah menunggunya di samping mobil sambil menyedekapkan tangannya di dada.

Alex membukakan pintu penumpang untuk Kenya kemudian ia beranjak menuju kursi pengemudi.

Alex melajukan mobil Bugatti nya dengan kecepatan sedang.

Mereka tiba di sebuah restaurant  mewah.

"Selamat datang tuan Bateman." Ucap seorang pria berumur sekitar 40 tahunan.

Alex mengangguk,mereka menuju meja yang berada di sudut ruangan.

Pria tadi menyodorkan buku menu pada Alex dan Kenya.

"Aku pesan seperti biasa." Ucap Alex.

Alex melirik Kenya yang sedang nampak membuka lembar demi lembar buku menu,bingung memesan apa.

Pria tadi tersenyum melihat Alex yang terus memperhatikan Kenya.

"Dia gadismu tuan? Dia sangat cantik." Ungkapnya.

Alex hanya diam,sedangkan Kenya melihat kedua pria di hadapannya dengan kening yang berkerut.

"A-aku bukan--" Kenya hendak meluruskan kenyataan kepada pria itu.

"Iya dia gadis ku." Alex memotong ucapan Kenya.

"Senang bertemu denganmu nona,saya Sean pemilik restaurant ini." Sean membungkukkan badannya tanda hormat.

Kenya tersenyum,"Kenya."

Ia kembali memilih menu apa yang akan dipesan."aku pesan grilled chicken dan smoothies."

Sean mengangguk dan pamit untuk membuat hidangan.

"Kau masih marah padaku?" Tanya Alex.

Sekilas Kenya hanya menatapnya tajam kemudian mengalihkan lagi pandangannya pada layar smartphone.

"Jangan pernah mendiamkanku seperti itu." Ucap Alex dengan dingin.

Kenya tidak menggubris ucapan Alex,hingga Sean datang dan menyajikan pesanan mereka.
Kenya dengan Grilled Chicken-nya sedangkan Alex dengan Fetuccine Alfredo Sauce-nya.

"Maaf." Ucap Alex pelan ketika ia sudah selesai makan.

Kenya yang masih sibuk memotong daging di hadapannya menengadahkan pandangannya ke arah Alex.

"Maafkan aku." Ucapnya lagi.

Kenya kembali tak menggubris ucapan Alex.

Alex meraih tangan Kenya,menghentikan aktifitas yang sedang gadis itu lakukan.
"You're mine,just mine."

Kenya melepaskan genggaman Alex dan menatapnya serius."Lex,kita ini adik kakak dan aku sudah punya kekasih."

"You're wrong,kau milikku dan sampai kapanpun akan selalu menjadi milikku."

Kenya menghela nafas,rasanya ia sangat ingin memecahkan kepala batu Alex saat ini.

"we're only half-brothers, and I can change our status whenever i want." Ucap Alex dengan mutlak.

                              •••

Thank you for reading.

Salam Tirex.

My Stepsister Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang