Dua Puluh Satu

10.1K 411 8
                                    

Sebuah senyum terpatri dengan jelas di wajah yang ketampanannya sudah tidak bisa diragukan lagi. Senyuman itu terukir begitu melihat seorang wanita yang sedang tertidur lelap. Wanita yang selalu memenuhi pikirannya akhir-akhir ini. Dan tentunya membuat ranjangnya menjadi sempit.

Mata yang tampak indah itu mulai mengerjap. Begitu terbuka,bola mata hijaunya terlihat begitu indah di bawah terpaan sinar matahari pagi.
Kenya menghela nafas jengah. "Mengapa selalu dirimu yang pertama kali ku lihat saat membuka mata. Membosankan."

Yang diejek malah terkekeh mendengar itu. "Tapi kau tidak bosan kan selalu tidur di sini setiap malamnya?" Memang itu sebuah pertanyaan tapi di telinga Kenya itu tampak seperti sebuah pernyataan. Karena memang benar ia selalu ingin tidur di kamar Alex,itu semua terjadi karena setiap indra yang dimilikinya selalu menangkap hal yang tertuju pada pria itu. Contohnya setiap ia pergi,hidungnya selalu mencium aroma tubuh Alex yang entah darimana asalnya dan juga ketika matanya menangkap apapun lalu menganggap jika orang lain adalah Alex hanya karena dari jas yang dikenakan sama seperti Alex. Diapun selalu melihat nama Alex dimana mana.
Sepertinya ia sudah gila. Atau mungkin juga karena ia merindukan pria itu?

"Itu semua salahmu." Kata Kenya dengan raut kesalnya.
"Kenapa jadi salahku?" Tanya Alex tidak mengerti.

Karena kau selalu berada di manapun dalam pikiranku.

"Bukan urusanmu." Kenya menarik selimutnya hingga menutupi wajahnya.

Alex menarik selimut itu,memperlihatkan wajah Kenya yang menahan malu. Rasanya Alex ingin tertawa terbahak-bahak melihatnya.
Namun ia urungkan begitu memikirkan akibatnya nanti. Bisa-bisa Kenya tidak akan mau lagi tidur bersamanya. Yah.. meskipun mereka tidak melakukan apapun yang lebih. Meski sebenarnya Alex bisa memaksakan kehendaknya.

Merasa ia bisa mati mendadak jika terus berada di sini. Kenya segera berlari ke kamarnya,menghiraukan Alex yang terus meneriakan namanya.

Pintu tertutup dan di saat itu juga deringan telepon terdengar.

Makhluk terkutuk. Itulah nama yang terpampang di layar ponselnya.

"Ada apa?" Tanya Kenya langsung to the point.

"Aku sibuk. Sudahlah jangan ganggu aku,memang kau tidak memiliki kerjaan lain apa?" Ucapnya ketus.

Bagaimana bisa Alex menelponnya belum ada lima menit Kenya keluar dari kamarnya.
Dan c'mon... Jarak antara kamar mereka tidak jauh.

"Terserah." Dan Kenya memutuskan sambungan sepihak.

Kenya masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan ritual paginya.

Setelah selesai,ia keluar dari kamar mandi dan begitu terkejut melihat Alex yang sudah berada di kamarnya dengan pakaian santainya.

"Oh..ya ampun kau ini seperti hantu tiba-tiba ada dimanapun." Kenya mengelus dadanya.

Alex memiringkan kepalanya dan tersenyum menyebalkan. "Kau berusaha menggodaku?"

Kenya mengernyit tidak mengerti arah pembicaraan ini.

"Cepat pakai bajumu. Jika tidak aku harus berolahraga lagi pagi ini."

Mengerti maksud Alex,Kenya membelalakan matanya. Ia segera berlari mengambil pakaiannya dan kembali ke kamar mandi.

"Ayolah Ke,kita pergi." Rengek Alex agar Kenya ikut bersamanya. Niatnya Alex ingin mengajak Kenya jalan-jalan hari ini,tapi ajakannya hanya diacuhkan begitu saja.

"Sudah ku bilang aku sibuk. Lagipula memang kau tidak bekerja hari ini?" Ucap Kenya yang masih tiduran di ranjang dan memainkan ponselnya.

"Ini hari minggu." Balas Alex dengan malas. "Kau hanya tiduran dan apa sibuknya itu."

My Stepsister Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang