1. The Beginning

5.4K 247 40
                                    

"Titik awal pertemuan bisa menjadi titik awal sebuah kisah dimulai. Tak ada yang tau akhir dari sebuah kisah seseorang, karena kita hanya perlu menjalaninya tanpa harus menebak bagaimana akhirnya."

***

Bel pulang sekolah selalu menjadi hal yang dinanti-nanti bagi semua pelajar kecuali Vina yang keluar kelasnya dengan wajah ditekuk. Teman-teman yang lainnya hanya tertawa kecil atau menggelengkan kepalanya melihat tingkah Vina yang kerap kali seperti anak kecil.

Vina beserta keempat sahabatnya yang lain—Putri, Lisa, Rena dan Ica, menyuduri koridor demi koridor untuk sampai di depan gerbang. Fyi, SMA Angkasa Jaya dibagi menjadi dua lokal.

Lokal satu adalah gedung yang lokasinya berada di dekat lapangan bola. Sedangkan lokasi dua adalah gedung yang akan Vina dan teman-temannya huni selama dua semester depan. Jarak kedua gedung ini memang tidak terlalu jauh, tapi jika ditempuh dengan berjalan kaki, tentu akan menguras tenaga.

"Bener nih kita ke loksat* jalan kaki?" tanya Lisa tak percaya.

Plak!

"Kita kan bawa mobil ogeb!" kesal Vina.

"Sakit anjir pala gue!" sungut Lisa sebal seraya mengelus-ngelus kepalanya yang mendapat geplakan dahsyat dari Rena.

"Kasian napa, Vin. Udah mah pala dia kecil, lo geplak lagi. Gepeng entar."

Lisa memandang sebal kearah Rena yang bukan membelanya, tapi malah ikutan menistainya. Dasar teman!

"Kita ke loksat mau ngapain sih?" tanya Rena sambil membenarkan letak jam tangannya yang sedikit miring.

"Nganterin si Vina ngambil buku absensi sama buku agenda." jawab Putri yang diangguki oleh Rena.

"Vin, kok lo diem aja sih?" tanya Ica yang tampak heran dengan Vina. Biasanya Vina ini adalah yang paling cerewet diantara mereka. Diamnya Vina pasti mengandung unsur-unsur ke-badmood-an yang teramat.

"Badmood gue." singkat, padat, dan jelas. Begitulah Vina jika suasana hatinya sedang mendung atau dilanda tsunami berkekuatan 100 SR.

Keempat sahabatnya yang lain yang sudah hapal dengan tabiat Vina hanya menggelengkan kepalanya. Jika Vina sudah seperti ini, mereka tidak akan ada yang berani untuk mengajaknya berbicara atau bercanda.

Setelah sampai di parkiran, mereka masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Putri. Rena duduk di samping Putri. Sedangkan sisanya, duduk di belakang. Mereka selalu seperti ini. Kemana pun bersama tanpa ada satupun yang terlupa.

Karena mereka adalah lima dari banyaknya siswi most wanted yang membentuk sebuah geng yang cukup familiar di sekolah mereka. Five Devil's adalah sebutan untuk mereka.

Mereka bukan jahat, tetapi galak. Catat itu baik-baik.

"Kita langsung ke TU gitu?" tanya Putri retoris.

"KE PLUTO DULU AJA!" sungut Vina kesal.

"Jih ngegas!" cibir Putri seraya memarkirkan mobilnya di parkiran.

"Bodo amat!" ketus Vina yang sedetik kemudian langsung keluar dari mobilnya.

Putri menghela napasnya. Beginilah Vina jika mood-nya sedang turun. Semuanya serba salah.

"Ayok kita—ANJIR LO BERTIGA PADA TIDUR?!"

Ingin rasanya Putri menonjok kaca mobil dengan begitu kesal sekarang. Ia lagi-lagi menghela napasnya. Sebegitu jauhkan loksat dan lokdu** hingga mereka bisa terlelap seperti itu? Dasar TRIO KEBO!

The Beginning✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang