"Semua mimpi harus diraih, dan semua angan harus diperjuangkan hingga titik darah penghabisan. Tak peduli jika yang kau inginkan itu terlalu tinggi atau terlalu mustahil. Selama ada kemauan, disitu pasti ada jalan, bukan?"
***
Di sebuah rumah berlantai dua, berkumpul lah lima orang perempuan yang mengenakan baju tidur kesukaan mereka sambil menonton drama korea yang berjudul 'Naughty Kiss' yang berlatar belakang percintaan anak remaja di Korea.
Memiliki enam belas episode yang masing-masing episodenya berdurasi kurang lebih satu jam tak kunjung membuat mereka bosan ataupun malas menonton serial drama korea yang menceritakan tentang kerasnya perjuangan Oh Ha Ni untuk mendapatkan Baek Seung Jo.
Mereka sedang menonton scene Baek Seung Jo yang mengembalikan surat cinta yang diberikan oleh Oh Ha Ni tempo lalu di hadapan banyak orang.
"Kenapa ya Ha Ni itu masih mau aja ngejar Seung Jo padahal dia tau kalo Seung Jo itu kayak langit yang tinggi, gak bisa digapai?" celetuk salah sorang diantara mereka saat melihat Seung Jo mempermalukan Ha Ni dihadapan semua orang.
"Itu artinya cintanya Ha Ni itu beneran cinta bukan sekedar kagum belaka. Untuk mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan tentu harus diperjuangkan, bukan? Apalagi hal yang kita inginkan itu terlampau tinggi. Gitu, Put." balas Vina yang membuat Putri mengangguk paham.
"Tuh liat, masa surat cintanya Ha Ni malah dinilai gitu? Gilak!" Ica berseru gemas sambil mengigiti bantal yang ia peluk.
"Kalo gue jadi Ha Ni, gue sih ogah. Udah tau Seung Jo sedingin kutub, masih aja mau dicairin pake sinar lampu LED." timpal Lisa yang mengundang tawa ketiga sahabatnya yang lain, terkecuali Rena.
"Bisa aja lo!"
"Retjeh."
"Kok elo enggak ketawa sih, Ren?" tanya Vina heran sambil melirik Rena yang malah tersenyum.
Rena mendecakkan lidahnya. "Kalo gue ya, meski doi itu kayak sebongkah es paling beku sedunia sedangkan gue cuma lampu 5 watt yang warna oranye itu, gue bakalan tetap merjuangin doi. Sebab gue percaya, hati yang beku pasti akan meleleh suatu saat nanti dan itu pasti."
Hening.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
5 detik.
"ANJING WOY ANJING QUOTE NGENA 2017!!!" Vina bersorak histeris di tempatnya.
"Akhirnya Rena gue bijak juga Ya Tuhan..." Ica memeluk Rena erat kemudian mengecup pipi sahabatnya itu.
Berbeda halnya dengan Vina dan Ica, Putri hanya terkekeh geli mendengar ucapan Rena beberapa detik lalu seklaigus menyaksikan kedua sahabatnya itu yang bersikap layaknya anak kecil.
Sementara itu, Lisa justru menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia menatap keempat sahabatnya sebelum membuka suara hingga membuat para sahabatnya spontan menghentikan aktivitasnya dan menatapnya tak percaya.
"Apa cuma gue disini ya yang enggak ngerti apa yang Rena omongin?"
Mati aja lo, Lis.
***
Vano menghela napasnya lega saat semua tugas sekolah sudah ia kerjakan tepat saat jarum jam dinding kamarnya menunjukkan pukul sepuluh malam. Kini ia mengetahui, ternyata yang berat itu tugas bukan rindu.
Ia meraih ponselnya sebelum duduk di jendela kamarnya, menikmati udara malam yang terasa begitu menenangkan tanpa ada suara bising yang terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning✔
Teen FictionCinta itu sederhana. Sesederhana hujan yang jatuh ke bumi tanpa harus berpikir tempatnya untuk jatuh. Sebab yang rumit itu bukan cintanya, tapi kitanya. Kita yang selalu memikirkan tentang cinta hingga lupa akan sebuah hal. Cinta itu bukan dipik...