Chapter I: The Submarine
Warning some explicit content in this chapter
Situation room,
Pentagon, Washington DC
11.34 ESTJenderal Albert "Al" McKenna, Joint-Chief-of-Staff Angkatan Bersenjata Amerika Serikat memasuki ruangan dengan gontai. Tentu saja dia tahu apa yang akan dibicarakan dalam rapat ini, karena staf-nya sudah memberikan tembusan agenda rapat kepadanya. Perkembangan situasi di Timur Jauh, dan masalah ini sudah mengganggu tidurnya semenjak beberapa hari.
"Apa lagi sekarang?" tanya Al McKenna setelah duduk di kursinya.
Di hadapannya, adalah sebuah meja dengan berbagai peralatan canggih, serta sebuah layar besar untuk presentasi. Turut bersama dalam rapat itu adalah Direktur CIA, Roland Foster; Penasihat Militer Gedung Putih, Marion Stainer; Panglima Armada Ketujuh, Admiral Phillip Ludowsky; Kepala Staf Angkatan Laut, Admiral-of-The-Fleet Castor Fitzgerald-Burke; Menteri Pertahanan, Gerard Cheynou; dan Penasihat Urusan Luar Negeri Gedung Putih, Brad Paaske.
"Foto ini," kata Kepala CIA Roland Foster membuka pembicaraan, "dikirimkan oleh Dinas Rahasia Australia,"
Layar di ruangan itupun akhirnya menunjukkan gambar sebuah galangan kapal yang tengah memperlihatkan sebuah kapal selam yang tengah dikonstruksi.
"Kapal selam?" tanya Al McKenna, "apa maksudnya?"
"Dugaan kami, jenis dari hunter-killer," kata Roland Foster, "sedang dibuat di galangan kapal Surabaya, Indonesia; siapa tahu pada saat kita membicarakan ini, kapal selam ini sudah masuk ke air,"
"Apa pentingnya kapal selam ini? Apa kapal ini memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal balistik?" tanya Marion Stainer.
"Tidak, kapal jenis hunter-killer tidak bisa melakukan hal itu, sepertinya," kata Roland Foster.
"Lalu kenapa kamu mengumpulkan kita di sini??" tanya Al McKenna dengan jengkel.
Rasanya rasa kejengkelan yang sama diperlihatkan pula oleh seluruh peserta rapat. Kecuali kapal selam yang memiliki kemampuan meluncurkan rudal balistik, Amerika Serikat memang tidak menganggap serius kepemilikan kapal selam buru-bunuh oleh negara-negara lain, karena kapal selam pemburu adalah jenis yang amat umum, serta peruntukannya lebih sebagai elemen defensif daripada elemen serang strategis, kecuali pada waktu Perang Dunia II. Apabila sebuah kapal selam itu bisa membawa rudal nuklir yang memiliki jangkauan hingga ke kota-kota penting Amerika Serikat maupun negara-negara sekutu-nya, maka itu baru layak diberikan perhatian.
"Percayalah, Tuan-tuan, ada alasan kenapa aku kita semua berkumpul di sini," kata Roland Foster sambil menekan sebuah tombol.
Gambar di layar pun berganti dan pada saat itulah semua orang mulai menunjukkan perhatiannya.
Seminggu kemudian
Rumah Anton
Jakarta
06.01 WIBKembali Anton membuka mata dengan agak redup pagi ini, ketika suara pagi masuk dari sela-sela korden kamarnya yang masih setengah tertutup. Tubuhnya serasa lelah sekali, tapi sekaligus juga kini ia sudah semakin segar setelah beristirahat semalaman. Anton menarik nafas panjang sejenak, melihat kamarnya yang masih agak kabur akibat ia belum mengenakan kacamatanya. Anton melemparkan tangannya ke samping, dan tertambat pada sebuah gundukan hangat, dan Anton pun menoleh sambil tersenyum.
Terbaring di sisinya adalah istrinya, Lucia, tengah tidur dengan damainya. Ia tampak amat polos seperti bidadari yang tengah terbaring tidur dalam tubuh telanjangnya. Bagaimanapun, semalam, Anton dan Lucia baru saja menunaikan kewajiban mereka sebagai sepasang suami istri. Anton menghadap ke arah Lucia, tersenyum dan mengagumi kecantikan istrinya ini. Ia lalu memberikan sebuah kecupan mesra di pipi Lucia, lalu membelai rambut Lucia yang hitam terurai.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT BIRU (END)
ActionDi suatu waktu Indonesia telah berhasil membangun kapal selam nya sendiri namun keberhasilan ini membuat gerah beberapa pihak. apakah rahasia di balik proyek kapal selam ini? konspirasi apa kah yg akan terjadi?