Chapter 10 (The Secret)

751 9 0
                                    

Chapter X: The Secret

Gedung NewsTV
Lantai 2
09.44 WIB
H minus 50:16:00

Mutia mematikan handphone-nya dengan perasaan yang campur aduk antara cemas, jengkel, dan bingung. Tanpa disadari, setengah berbisik, ia pun mengutuk, sesuatu yang selama ini amat sangat jarang dilakukan oleh seorang Mutia. Beberapa orang berkerumun di dekatnya, orang-orangnya Anton. Tita entah berada di mana, begitu juga dengan Fitri, dan dalam kebingungan, mereka pun mencoba mencari arahan dari Mutia.

Ini mungkin adalah blunder terbesar dari Anton, begitu pikir Mutia, untuk tidak menyusun chain-of-command hingga 3 atau 4 lapis. Orang hanya tahu bahwa bagian ini dipimpin oleh Anton, kemudian pada rantai komando di bawahnya ada Tita. Walaupun kemudian rantai komando yang jelas tidak pernah disebut, tapi secara de facto orang selalu menuju pada Fitri sebagai "alternatif" rantai komando ketiga. Nah, kalau Anton, Tita, dan Fitri tidak ada, lalu pada siapa mereka akan berpijak? Di sinilah kebingungan, yang lantas berujung pada kekacauan, pun terjadi.

Beberapa orang yang memang terkemuka, dan berada pada satu level dengan Fitri di News Today lalu mengklaim sebagai "pewaris tahta" yang berhak memegang komando. Mutia tahu beberapa orang di antara mereka adalah orang yang selama ini paling menanti kejatuhan dari Anton. Sebagai orang yang juga satu level dengan Fitri, maka Mutia pun menjadi salah satu dari alamat tujuan pula, namun yang "menghadap" ke Mutia jumlahnya lebih banyak, karena semata-mata adalah faktor kedekatan Mutia dengan Anton.

Betul-betul gila! Mutia sama sekali tidak pernah bermimpi masuk dalam rantai komando di News Today, dan ia sama sekali tak menginginkannya, dan Anton tahu itu. Sebagai salah satu newscaster yang juga kapabel sebagai produser, Mutia lebih suka untuk memimpin sebuah tim kecil, bukan seluruh kapal seperti saat ini. Ia lebih menikmati peran menjadi seorang pemimpin regu atau maksimal kompi, tapi bukan seluruh batalion apalagi divisi! Sun Tzu memang pernah mengatakan bahwa memimpin pasukan kecil atau besar itu pada prinsipnya adalah sama, hanya masalah alokasi; namun bagi Mutia, jelas ini masalah yang amat berbeda sejauh bumi dengan langit. Problematika yang akan harus ia pecahkan sekarang amat sangat rumit, dan Mutia bahkan tak tahu darimana harus mulai atau apa yang harus ia lakukan pertama kali.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Vino, salah satu dari tim produksi.

Pertanyaan itu betul-betul menyengat Mutia lebih dari apapun. Banyak pasang mata pun menusuk ke arahnya, menunggu dengan amat penuh harap bahwa Mutia memang memiliki jalan keluar dari permasalahan pelik ini. Lagipula, siapapun tidak meragukan kapabilitas Mutia sebagai salah satu anchor paling cerdas di NewsTV, siapapun kecuali Mutia sendiri. Namun Mutia tahu bahwa jika keadaan dibiarkan terlalu lama tanpa komando, maka kekacauan akan merembet lebih jauh dan bisa jadi ia bakal kehilangan jumlah orang yang saat ini menghadapnya. Fitri memang meminta Mutia untuk membantu, tapi membantu di sini tidak pernah terbayang dalam diri Mutia bahwa salah satunya adalah menjadi pemimpin ad interim.

"Kumpulkan semua orang, semua harus melapor ke aku," perintah Mutia, dengan nada ragu yang kentara sekali keluar dari suaranya.
"Apa berarti sekarang kamu yang berwenang?" tanya Andini.
"Aku akan memegang posisi ini, sampai Tita atau Fitri kembali," jawab Mutia.
"Lalu apa yang mau kita lakukan habis itu??" tanya Femmy, salah satu dari tim produksi juga.
"Kumpulin saja dulu semuanya, nanti kita bahas!" kata Mutia dengan nada suara yang ditinggikan.

Bukan jawaban yang memuaskan memang, tapi setidaknya itu adalah sebuah komando. Tidak akan memecahkan persoalan, tapi hanya menunda beberapa waktu lebih lama untuk Mutia berpikir. Berulang kali ia menatap jam di dinding, lupa bahwa dirinya saat itu juga tengah mengenakan arloji, hampir jam 10. Mutia memang tidak tahu mengenai tenggat waktu hingga jam 10 yang memang hanya diberitahukan oleh Bu Sabrina pada Fitri, tapi ia seakan punya firasat bahwa pada jam 10 nanti memang bakal "terjadi apa-apa".

LAUT BIRU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang