Warning this chapter has some explicite content
Chapter 5: The Obituary
Istana Merdeka
Jakarta
03.42 WIBPresiden Hariman Chaidir buru-buru menuju ke ruangan rapat darurat, masih mengenakan kimono tidurnya. Beliau betul-betul kaget karena tiba-tiba Kepala Staf TNI, Laksamana Dedy Suprayitno membangunkannya di pagi-pagi buta begini. Terlepas bahwa Beliau masih jengkel, berita apapun yang masuk sehingga membuatnya harus bangun dini hari ini pastilah berita amat penting yang tidak bisa menunggu hingga matahari terbit. Hatinya mulai was-was, karena beberapa malam ini Beliau memang tidak dapat tidur sehubungan dengan pelayaran perdana KRI Antasena. Jangan-jangan ini juga ada kaitannya dengan itu!
Tiba di ruang rapat, sudah ada Kepala Staf TNI Laks. Dedy Suprayitno, Kepala Staf AL Laks. Danoe Salampessy, Kapuspen AL Laksdya. Sapar Sihombing, dan Menteri Pertahanan Marius Tinangon. Kalau melihat dari komposisinya, masih kurang satu orang, yaitu Dr. Arfa Aryanti, Penasihat Keamanan Kepresidenan. Presiden Chaidir melihat bahwa wajah semua orang tampak lesu dan tidak bersemangat, pastinya ini sebuah kabar buruk, kalau bukan kabar yang amat sangat buruk.
"Tuan Presiden," kata Laks. Suprayitno, "Nn. Aryanti sedang dalam perjalanan kemari, Beliau masih harus mengecek beberapa data,"
"Ada apa ini?" tanya Pres. Chaidir.Semua orang tampak takut untuk menjawab, dan semuanya hanya mendesah dengan murung.
"Kami..." kata Laks. Salampessy, "mendapatkan sinyal darurat dari KRI Antasena, beberapa waktu lalu... tampaknya, kapal selam kita... sedang diserang,"
Presiden pun tampak terdiam sejenak dengan pandangan mata tak percaya.
"Astaga... bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Pres. Chaidir.
"Kami... belum tahu lagi," kata Laks. Salampessy, "kami belum dapat kontak lagi dari kapal selam itu... ada kemungkinan kapal selam itu sudah..."
"Hancur?" tanya Presiden.
"Kami belum memastikan itu, Tuan Presiden," kata Laksdya. Sihombing, "kami sudah mengirim pesawat intai Be-200 ke posisi terakhir, dan Nn. Aryanti sedang memeriksa data-datanya,"
"Bagaimana laporan pengamatan awal?" tanya Pres. Chaidir.
"Tidak ada apa-apa; tapi kami masih belum tahu," kata Laks. Salampessy, "tidak ada kapal selam ataupun kapal lainnya dalam radius hingga beberapa puluh kilometer,"
"Tapi pertempuran laut tidak meninggalkan bekas," kata Pres. Chaidir, "aku tidak bisa tidur beberapa malam ini karena kapal selam kita sedang berlayar di perairan luar; apa kalian kira aku mengharapkan dibangunkan malam-malam hanya demi sebuah ketidakpastian!!?"Semua tertunduk lesu. Jelas Presiden Chaidir adalah orang yang paling stress dengan ini, karena KRI Antasena dibangun atas instruksi langsung dari Beliau.
Pada saat itulah dari luar terdengar suara helikopter yang tengah mendarat di helipad Istana Merdeka. Rasanya tak perlu menebak siapa yang datang, karena beberapa menit kemudian, masuklah seorang wanita cantik berusia sekitar 32-35 tahun berambut panjang dan memakai kacamata minus. Dia adalah Dr. Arfa Aryanti, Penasihat Keamanan Kepresidenan, wanita yang digadang-gadang sebagai "Condoleezza Rice-nya Indonesia". Meskipun masih muda dan lajang, kariernya tidak main-main. Ia adalah lulusan dari Lemhanas juga, sama seperti Presiden Chaidir, tetapi Arfa Aryanti mengambil bidang kedaulatan teritorial. Juga merupakan anggota termuda dari Tim Penasihat Kepresidenan yang turut andil dalam merumuskan kebijakan pertahanan strategis Republik Indonesia. Dialah aktris utama di balik keputusan Presiden Chaidir untuk meningkatkan dan memodernisasi postur Angkatan Bersenjata, juga yang mendorong dipenuhinya kebutuhan alutsista lewat industri lokal. Konon, di masa depan, ia sudah didaulat untuk menjadi entah sebagai Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, atau Wakil Presiden; dan sebuah partai bahkan tertarik mengangkatnya menjadi calon presiden ketika masa jabatan Presiden Chaidir rampung.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT BIRU (END)
ActionDi suatu waktu Indonesia telah berhasil membangun kapal selam nya sendiri namun keberhasilan ini membuat gerah beberapa pihak. apakah rahasia di balik proyek kapal selam ini? konspirasi apa kah yg akan terjadi?