🌸 Kaum Adam

4.1K 155 0
                                    

Sebuah kursi panjang ditaman sepertinya menjadi tujuan akhir dari langkah-langkah indah kami menyusuri lorong kampus.

Bau harum dari beberapa bunga yang sedang menyempurnakan kelopak indahnya menjadi kesejukan disaat angin menghempaskan kelopak- kelopak itu .

"Yuk salwa duduk suara ica sudah mewakili kelelahanku"
Kami berdua duduk sambil minum es jeruk yang kami beli dikantin tadi.

"Ohhh ya salwa kamu kok gak pacaran se?
Tiba-tiba saja pertanyaan itu membuat aku terbatuk-batuk
"Uhgg...ughh..
Adu....

"Salwa kamu si gak pelan-pelan"
Sambil mengusap-usap tengkuku yg ditutupi hijab

"Adu ica kamu gak sadar kalo yang buat aku batuk itu kamu"
"Loh kok aku? Ica mulai mengerucutksn bibirnya

Lah iya pertanyaan kamu tu loh"
"Emang salah ya?
"Iya kalo diarahkan sama aku"
Jawabku sembari menatap wajah heran ica.

Begini ica didalam islam itu tidak mengenal namanya pacaran karna akan merugikan kita sendiri .apa coba untungnya?menyia-nyiakan waktu.udah gitu haram lagi.

Islam itu cuma mengenal kata ta'aruf atau perkenalan ,itu pun ada tata caranya tidak sembarangan,,,,

"Ooooo...itu saja jawaban ica seketika matanya membulat...
mungkin dia tidak begitu paham,,,
"Jadi kamu tetap gak mau pacaran wa?
"Hmmmm ica...ica... kan sudah aku bilang tadi"
"Iya..iya...ustadzah gue nyerah deh sambil mengankat tangannya.

"Padahal ne ya salwa banyak banget loh aku lihat cowok2 dikampus kita yang suka perhatiin kamu"

"Ya terus kenapa ca?jawabku sekenanya karena aku sedang sibuk membolak-balik berkas tesisku.

"Kamu gak tertarik gitu sama salah satu dari mereka?.
Mata ica liar sambil memandang sekeliling kampus melihat para kaum adam yang sedang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing.

"Nanti ica kalo waktunya sudah tepat juga akan ada seseorang yang akan menjadi imamku"

"Inget loh ca imam bukan pacar" aku menekan kata imam dan pacar disitu.
Disusul suara dengusan dari ica ,sambil mengerucutkan bibirnya"
Aku hanya tersenyum simpul melihatnya.

Tak kupungkiri memang banyak kaum adam mencoba mencari tau lebih tentang aku.
Tapi hanya senyumkulah jawabannya.

Saat tersenyum itulah aku menundukkan pandangan pada mereka yang dihadapanku......
Tak heran lagi jika mereka selalu menghadapkanku dengan sejuta pertanyaan.

***

Perna suatu hari ada yang bertanya padaku dengan nada pesimis....
"salwa apakah wajahku tak enak untuk dipandang?"
Sontak saja aku merasa sangat terkejut dan merasa geli ....

Lagi-lagi dengan sedikit tersenyum aku menjelaskan
"Jika kita sedang berhadapan dengan yang bukan muhrim hendaknya tundukkan pandangan agar tak berzina ( zina mata )".
"Ucapku meluruskan pemikirannya"

Seperti yang sudah ku duga mereka yang kurang pengetahuannya tentang hal ini hanya bisa menjawab
"Oooo....maaf salwa,,,aku tidak tau"
Sambil berlalu begitu saja.

Hasilnya para prai dikampusku memiliki sapaan khusus padaku....
Jika mereka bertemu wanita lain menyapa sambil menggoda seperti "heii...haiii... yang seperti itu...
Lain halnya denganku mereka selalu menyapaku .....
"Assalamu'alaikum salwa"......
Itu hal yang sangat menjaga harga diriku membuktikan kalau aku bukan hanya sekedar wanita biasa.

☆$☆

Bersambung..............

Tunduknya Senyuman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang