🌸Sang Penolong

2.4K 91 0
                                    

Udara pagi perlahan berayun menembus cela-cela kamarku .pelan-pelan aku buka mataku yang terasa berat.

Tidak biasanya aku bangun sesiang ini,sepertinya sistem imunku sedang tidak stabil tubuhku begitu lemah dan sedikit demam.
aku juga sedang libur shalat hari ini.

Kutarik tirai putih yang menutup jendela kamarku.
Lalu berjalan  kebalkon masi dengan stelan piayama hitam  pulkadot dan hijab mint.

Minggu pagi yang cukup cerah.
Matahari sudah cukup tinggi padahal jam masi menunjukkan pukul 07:30.
Kutarik nafas dalam-dalam udara segar itu hanya tersisa sedikit untukku.

Ada kegiatan mengajar dirumah singgah pelangi ."
Aku harus mengumpulkan energiku untuk anak-anak.
Rasanya mereka akan kecewa kalau aku absen hari ini.

Yah aku memang menyisahkan sedikit waktu ku untuk anak-anak jalanan yang terkumpul dirumah singgah pelangi..
menyenangkan bisa melihat senyum polos mereka.

Tepat pukul 09:00 aku telah bersiap-siap.kulangkahkan kakiku yang sedikit lemas keluar kamar dan menuruni anak tangga yang menjadi penghubung dua ruangan ini..

Bik ina sudah menungguku dimeja makan.
Hari ini hanya aku dan para pekerja yang ada dirumah.

Abah dan umi sedang pergi kekalimantan untuk acara Haul ustadz Tsaman sahabat abah yang telah meninggal.

"Non salwa kalau sakit jangan pergi saja.tadi ibu pesen begitu sama bibik.
"Tidak apa_apa bik.salwa masi kuat kok.
Lagian salwa gak tega kalau harus melihat anak-anak kecewa.

"Non salwa ini memang orang baik,cantik,sholehah lagi.
Pasti nanti dapet jodohnya yang tampan dan sholeh"

"Amin..maksih bik uda mau do'ain salwa.otakku tiba-tiba mengarah pada sosok abi.

Masi saja dia yang jadi topik utama dalam hati dan otakku.

                            ***

Setelah menyelesaikan sarapan.aku langsung berangkat kerumah singgah pelangi.kali ini aku diantar pak hadi.
Gak kuat kalo harus berjalan ke halte bus yang jaraknya cukup jauh dari rumah.belum lagi harus nunggu bus nya datang.bisa-bisa pingsan.

Kira-kira 20 menit aku sampai dirumah singgah pelangi.tempat ini memang cukup jauh dari rumah.

Mataku menerawang kejadian 6 tahun lalu,,saat kakiku menginjak halaman rumah yang bercat biru dengan gambar pelangi di dindingnya"

Hari itu aku dan ica pulang dari rumah omah yang ada di bantul. tiba-tiba saja   mobil kami rusak didekat bangunan tua dan jembatan layang.tempat ini cukup ramai dengan anak-anak tuna wisma.

Hatiku perih melihat mereka memulung,ngamen bahkan ada yang makan dari tong sampah.
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang menggoyangkan tubuhku
"Kak kenapa?
Mobilnya rusak ya?"
"Seorang anak laki-laki dengan baju kotor dan karung ditangannya.menatapku sambil tersenyum.

Kutatap wajahnya dengan senyum terbaikku .namanya Dias.
Seperti nama artis kan?
Mungkin suatu hari nanti dia akan menjadi orang yang berhasil,bukan tidak mungkin jika tangan Tuhan sudah bekerja.

Itulah pertama kali aku bertemu dengan Dias dan teman-temannya.
Jika tidak.
Pasti kami sudah jadi ikan asin dibawah terik matahari harus mendorong mobil berdua dengan ica.

Lamunanku terhenti saat suara-suara kecil itu mulai berisik.

Benar saja saat melihatku mereka berhamburan keluar dan langsung memelukku.
"Kakak uda lama tidak kesini?
Tanya nabil.anak perempuan yg sekarang usianya 5 tahun.
"Iya kakak banyak kerjaan maaf"
Sambil menelungkupkan tanganku didada.

Nabil tersenyum sambil memegang pipiku.
Hari ini tidak ada dias.dia sedang siaran radio.
Yah sekarang dias telah remaja dan menjadi penyiar radio.

Dias pun menjadi pengajar di rumah singgah pelangi ini.
Hari ini cukup menyenangkan juga lelah ,ditambah tubuhku yang tidak sehat.
Setelah belajar dan bermain acara itu kami tutup dengan makan bersama dan sedikit hadiah sebuah es krim untuk mereka.

Hari sudah mulai sore .anak-anak sebagian ada yang sudah pulang"tapi pak hadi belum tiba juga.ponsel pak hadi mati.telfon rumah tidak diangkat.
Sepertinya kepalaku sudah berputar-putar suhu badanku semangkin panas.kupijit-pijit kepalaku.rasanya tubuhku semangkin lemas dan.
Brukk...aku jatuh tidak sadarkan diri.

                         ***

Setelah berapa lama aku sadar .kulihat sekelilingku sebuah kamar dengan cat putih dan jarum infus ditanganku.
Yah.. aku dirumah sakit sekarang.kulihat  tidak ada siapapun disini.jelas saja abah dan umi kan dikalimantan.

Tapi pak hadi dan bik ina kemana?
Aku berusaha berfikir..
Terdengar suara pintu didorong..

"Assalamualiakum..ternyata dias
Waalaikumsalam jawabku..
Kak salwa sudah sadar?
Maaf tadi dias tinggal sebentar sholat maghrib.

"Iya gak apa-apa.
Tapi siapa yang bawa kakak kesini?aku berusaha mencari tau siapa yang sudah menolongku.
"Kata anak-anak ada laki-laki yang nolong kakak.

Laki-laki?
"Siapa dia?...aku menerka_nerka
Sepertinya aku tidak menemukan jawaban.
Kesuruh dias makan malam dan pulang.kasihan dia kalo harus menjagaku.lagian dia harus kerja paruh waktu dan kuliah.

Bik ina sebentar lagi akan datang .dia minta maaf padaku karena harus pulang kampung mendadak karena ada kerabat yang sakit.

Aku berusaha merebahkan tubuhku yang masi lemas.seketika mataku jatuh pada sebuah kertas putih yang ada didekat gelas jus.

Kutarik kertas itu lalu...
"Syafakillah ukhty,semoga Allah selalu melindungimu."
Afwan ukh kalau saya sudah lancang membawa ukhty kesini.
"Wassalamualaikum"

Deg...jantungku berdetak siapa orang ini.
Dan lagi diujung kertas itu ada tanda emotion senyum seperti pin yang kemarin datang bersama buku bersampul putih itu.

Siapapun dia aku harus berterimakasih padanya
Sekarang aku masi malas berfikir siapa penolong itu.

Setelah beristirahat cukup lama.aku terbangun karena ada suara berisik.
Ternyata bik ina dan pak hadi sudah datang.
"Bik ina menangis dan minta maaf kepaku"
Sedang pak hadi hanya tertunduk dengan ucapan maaf tiada henti-hentinya.

"Tidak apa-apa.bik jangan menangis."salwa baik-baik saja sekarang"
"Iya non maafkan kami .sambung pak hadi"

Aku tersenyum dan melanjutkan tidurku.
Abah dan umi akan sampai besok pagi.
Mereka tidak bisa mendapatkan penerbangan pertama.

                         ***

Tiga hari sudah aku dirumah sakit.dan hari ini aku diperbolehkan pulang
Abah dan umi bisa tersenyum kembali.
Gejala tifus yang aku alami karena kelelahan.

Aku keluar dari kamar setelah bik ina menjemputku.
Sedang umi ada dibagian administrasi.

Seorang suster menghampiriku tepat didepan pintu kamar.
"Maaf mbak ada paket untuk mbak salwa"
Suster itu mengulurkan bag berwarna coklat.
"Setelah mengucapkan terimakasih,suster itu berlalu dari hadapanku"

Kubuka bag itu..ternyata sebuah cup cake dengan kotak transparan dan pita berwarna pink.
               
Ada pesan disana...
Kubuka kartu ucapan itu.siapa tau ada nama pengirimnya

"Saat Sang Pencipta mengulurkan tangan-Nya msmberikann pertolongan.
Bagaimana bisa kita menolaknya.
Bukankah pertolongan itu yang kita minta setiap hari kepada-Nya.

"Tapi saat dia mengirim tangan lain sebagai penyembuh.itu adalah cinta yang murni dari sang pemilik kehidupan" ( AM )

"Sebuah puisi yang indah..."gumamku..
Lagi_lagi tidak  ada nama sipengirim. hanya emotion senyum yang ada diujung kartu ucapan itu.

Kulipat kartu ucapan itu.lalu kumasukkan kedalam tas.
Semoga suatu hari nanti Allah akan memberikan jawaban atas teka-teki ini.

Tunduknya Senyuman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang