Hasil yang kita dapat dari sebuah kerja keras sangatlah luar biasa.
Mereka yang bersungguh-sungguh dan tulus berjalan diatas kebaikan akan menjadi manusia yang mulia di hadapan Rabb_Nya.Sabtu,30 april 2016
Yogjakarta berada pada musim panas.
Sepasang mata sedang asik melihat-lihat deretan buku yang tersusun rapi pada sebuah rak yang cukup besar..Mata itu masi aja liar sambil sesekali tangannya meraih beberapa buku.
Sepuluh menit berlalu. ditangannya sudah ada setumpuk buku.ia terus berjalan. langkah kaki itu seperti bunyi jarum jam ditengah heningnya suasana toko buku.
Lalu berhenti pada sebuah meja yang berada persisi dihadapannya..
Ia letakkan tumpukan buku itu.perlahan tangannya menggeser kursi.Dipegangnya.
Sebuah buku bersampul putih dengan judul "Aisyah" sebuah karya dari"Sulaiman an-nadawi"
Sejarah lengkap Kehidupan Ummul Mu'munin' Aisyah .R.A.Salwa hanyut dalam dunianya.memahami setiap makna yang ada pada tulisan ulama besar itu.
"Assalamualaikum"...
Ucapan salam terdengar dari suara yang tidak asing lagi ditelinga salwa.
diangkat kepala itu.
"Waalaikumsalam"salwa menjawab pelan .3,4 detik berlalu masi ada kehinangan disana.hanya suara langkah kaki pengunjung dan sesekali suara kasir yang mengucapkan terimakasih.
Wajah itu masi saja memandang sudut ruangan dengan gusar.
Kulirik kearah yang sama ternyata ada tito yang sedang memberi isyarat pada Abi.Menyadari aku melihatnya .tito mengangkat tangannya dan tersenyum kaku.
"Salwa bisa kita bicara?"
Abi membuka pembicaraan dengan suara lembut.
Jantungku mulai memacu oksigen dengan cepat."Bukannya jika berdua saja itu tidak baik abi?"
Kataku sambil membuka buku yang dari tadi aku baca."Tito akan bersama kita.tapi dia akan dineja yang berbeda."
"Bukannya itu sama aja.aku sedikit kaget dengan menaikkan alisku."Salwa jika kita sama-sama menjaga pandangan kita maka tidak akan ada fitna disini"
Aku berfikir sejenak.lalu menyetujui permintaan abi.
"Sebuah cafe disebrang toko buku ini ya"kata abi.Saat abi pergi lebi dulu ke cafe .aku sibuk merapikan buku-buku yang akan aku beli dan membayarnya kekasir.
Disebrang sana terlihat abi dan tito duduk disebuah kursi.bangunan cafe yang sebagian terbuat dari kaca.
Mampu dilihat dari bagian luar.Cuaca panas masi saja terasa.
Aku sedikit berlari menyebrang jalan.untungnya ini bukan jakarta.batinku..
Yang sesak dengan kendaraan.Kudorong pintu cafe itu.kulihat sekeliling.sejurus kemudian abi melambaikan tangan.
Ada sesuatu yang beda dalam hatiku.ada yang bergejolak disana.Apa ini?
Aku pun tidak mengerti.
Bukan..ini bukan perasaan yang sama ketika aku bersama abi..
Ada yang lain..Konsep cafe yang kekinian dengan gaya anak muda dan beberapa spot foto.menjadikan cafe ini cukup ramai.
Aku menghampiri abi.lalu duduk dihadapannya.aku meminta tito agar tidak pergi.awalnya dia menolak.
Alhasil aku harus sedikit memohon."Oke baiklah salwa.aku akan menjadi saksi disini.terlebih apapun itu yang akan dikatakan abi"
"Abi memukul lengan tito sangat keras sambil memasang wajah kesal.
Tidak berselang beberapa lama.seorang pelayan yang dengan hijab biru membawa pesanan kami."Aku memesan cup cake dan capucino.
"Saat pesanan itu ada dihadapanku aku ."
Aku kaget sepertinya ini cup cake yang sama seperti yang dikirim saat aku berada dirumah sakit.
Dan ada bentuk senyum diatas capucinoku."Salwa.....
Abi menghentikan lamunanku..
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu."Baiklah abi aku akan mendengarkan,sambil kusendok cup cake itu lalu kumasukkan kedalam mulutku.
"Sekarang kita sudah selesai dengan S2 kita salwa.abi melanjutkan kata-katanya.sambil sesekali melirik tito.
Yang kemudian dibalas anggukan oleh tito."Ada rasa dimana aku sendiripun tidak bisa menjelaskannya salwa.
"Sejak pertama aku melihatmu digedung rapat kampus.entah kenapa ada sesuatu yang berbeda pada dirimu."
."mungkin 5 tahun aku berusaha mengartikan ini.
Dan pada akhirnya aku tau salwa,bahwa aku menyukaimu,"Cesssss seperti ada es yang menyiram tubuhku dibawah cuaca terik seperti ini.
Bagaimana tidak ,seperti mimpi .pria yang aku sukai beberapa waktu terakhir ini.mengungkapkan perasaannya padaku.Seorang pria tampan,sholeh juga karismatik siapa yang sanggup menolaknya.
Termasuk salwa,oooo..
Rasanya jika diperbolehkan akan aku tarik tangan pria itu ke hadapan abi..lalu mengucapkan ijab kabul daaaann..sah.."Tapi salwa...
Suara abi seperti tercekat...
Aku harus menyelasaikan gelar doktorku dijerman."Sampai hari itu tiba maukah kau menungguku salwa?
"Kata-kata abi barusan seperti duri..
Apa maunya pikirku.bukannya menikah itu menyempurnakan separuh agamanya."Jika dia mau.bisa saja dia menikahiku lalu membawaku kejerman bersamanya.
Tapi kenapa dia memintaku menunggu"
"Ini.. sungguh diluar khayalan ku.
Kepalaku terus berputar mencari jawaban untuk abi.Kulihat ada kegelisahan diwajahnya sesekali menyeruput secangkir late.
Titopun asik dengan ponselnya.sepertinya dia tau suasana disini agak sedikit tegang."Aku melirik kemeja bar.ada seorang pria yang sedang asik menghias secangkir kopi.
"Mungkin dia barista cafe ini."batinku.Dengan sedikit tarikan nafas aku mencoba membuka mulut.
"Abi..sebagai seorang wanita yang telah siap untuk menikah mungkin akan sulit jika dia hanya diberi harapan untuk menunggu.""Aku mohon salwa.. hanya dua tahun saja.suara abi terdengar lirih.
"Bahkan untuk satu hari saja aku tidak tau apa yang akan terjadi.
"Mungkin kematian dulu yang akan meminangku sebelum kau abi.Suara salwa sedikit tertekan.sebab ada rasa kecewa disana.
"Aku tidak bisa berjanji padamu abi,walaupun aku harus jujur memiliki rasa yang sama padamu.Terlihat abi menyunggingkan senyum.ada sedikit harapan disana.
"Tapi jika nanti ada yang terjadi ditengah perjalanan saat aku menunggumu abi.mungkin itu sudah takdir Sang Pemilik skenario kehidupan."Terimakasih salwa.telah memberiku kesempatan.aku takut kehilangan gadis sepertimu salwa.
Itulah sebabnya sebelum aku berangkat kejerman kuberanikan mengatakannya padamu."Salwa kita harus percaya jika dua manusia saling mencintai karena-Nya.pasti akan ada jalan terbaik.
Aku mengaminkan ucapan abi.karena aku sangat berharap abi lah yang akan menjadi imamku.bukan yang lain.
"Suasana kembali hening.pandangan kami tertuju keluar kaca.dengan pikiran masing-masing.
"Kulirik jam tanganku pukul 15:39.sudah hampir sore.
Aku akan shalat ashar dirumah."Aku meminta izin.pulang lebih dulu pada abi.
Setelah mengucapkan salam aku berjalan keluar cafe dengan membawa perasaan hati yang yang tak ku mengerti.Sekarang hanya Pemilik-Nya lah yang mampu memberi jawaban kepadaku tentang kegelisahan yang ada dihatiku saat ini.
***
Setelah kepergian salwa.abi tersenyum pada tito.mengisyaratkan kalau dia bahagia sekarang.telah mendengar keputusan salwa.awalnya abi begitu pesimis tentang perasaan salwa.yang ternyata nemiliki perasaan yang sama.
"Apa aku bilang pada mu bi.salwa itu menyukaimu"suara tito terdengar puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunduknya Senyuman
EspiritualAku juga seorang muslim meski sudah menjalankan kewajibanku menutup aurat,tapi masi saja ada ketakutan dalam diriku,yaitu ketertarikan terhadap kaum Adam. kadang aku tak ingin membayangkan rasa ketakukutan itu apalagi ucapan Abah yang selalu membuat...