🌸Langit Jogja

603 26 0
                                    

Setiap cerita menyimpan arah dimana dia akan berjalan, berlari,barhenti bahkan berputar.
Takdir yang telah ditulis oleh sang maha pencipta tidak bisa kita hindari tapi kita mampu untuk memperbaikinya,karena sejatinya manusia berdiri diatas garis nafas kehidupan.

Jogja bukan hanya sekedar kota tapi kenyamanan, kenangan dan cinta.
Cinta yang diukir atas nama ketulusan ketika hati berjalan tanpa atap dan rapuh.
Dibawah langit jogja ribuan cahaya menjadi saksi jika cinta itu indah seperti kota ini yang menawarkan keindahan tanpa batas.

Tentang waktu yang terus akan berjalan memaksa kita menghadapi sebuah memori tentang dia yang perna singgah.

Aku yang kini telah menerima mas Azzam sebagai suamiku tidak perna tau jika didepan jalan sana aku akan bertemu lagi dengan sosok yang dulu perna aku kagumi..
Yahh... dia masi dengan kesendiriannya entah karena belum bisa melupakan aku atau memang belum menemukan sosok yang tepat untuknya..

Garis wajah itu terlihat sama seperti beberapa tahun lalu,Abi memang pria dengan karisma yang tak dimiliki kebanyakan pria,,kini karisma itu terlihat begitu teduh dengan senyum tipis yang selalu ia tebar pada setiap orang yang ditemuinya.

Aku tak memiliki keberanian atau malah takut jika rasa tentang dia masih ada..apakah aku masih belum bisa menerima suamiku, otakku mencoba menemukan jawaban..
Ahh.. entahlah pikir ku tak jelas.

Ditengah banyaknya tamu undangan disini, entah kenapa mataku masi saja bisa menemukan sosok abi

"..Bi,,kamu....
Suara mas azzam tiba-tiba membuyarkan semua lamunanku..
"..ehhh..iya mas ada apa mau perlu sesuatu..
Aku mencoba setenang mungkin, tapi aku rasa mas azzam tau apa yang sedang aku pikirkan.

"Tidak..
Mas hanya ingin mengajakmu bertemu pengantinnya saja"..
Celoteh mas azzam dengan nada khas dengan sejuta kelembutan.

"Tapi masih terlalu ramai mas,,,
Sahutku sambil menunjuk tempat dimana pengantin duduk dengan dekorasi bunga2 segar bernuansa putih peach yang terkesan elegan tapi sangat mewah.
Aku teringat ucapan nazwa dia ingin menikah dengan dua konsep yang berbeda antara tradisioanal jawa untuk akad dan internasional untuk walimatul ursy.
Tapi bagiku kesan tradisional masi juga melekat diantara pesta yang katanya berkonsep internasional ini sebab aku masih menemukan ada angkiringan gudek diantara deretan makan yang  kebarat-baratan.

Tidak terasa hari semangkin malam kamipun yg awalnya malas mengantri dan ingin menunggu  para tamu sepi akhirnya menyerah juga dan ikut deretan para tamu yang menjejerkan kakinya  dengan harap cepat sampai bertemu pengantin, benar saja ayah nazwa adalah orang yang berpengaruh, begitu banyak teman dan kolega baik bisnis maupun teman dakwah.

Satu jam berlalu rasanya persendian kakiku sudah mau lepas dari tempatnya,mas azzam yang sejak tadi menawarkan aku untuk duduk agar dia saja mengantri tak aku indahkan sebab aku tak enak dengan para tamu yang lain.
Nazwa terlihat sangat cantik malam ini balutan gaun warna gold dengan paduan hijab syar'i serta mahkota yang tidak terlalu besar seperti miss universe ditambah lagi pencahayaan lampu pada malam itu aura nazwa sebagai ratu sehari benar-benar terpancar.
Dia sangat cocok dan serasi berdampingan dengan tito yang lengkap dengan stelan taksedo yang senada dengan gaun nazwa.

Kupeluk erat nazwa sambil kubisikan doa pengatin ketelinganya tidak terasa air mataku jatuh begitu saja. Entah ada rasa apa dihatiku begitu memeluk sepupu abi ini rasanya jantungku sakit sekali.
Kalau tidak segan dengan tamu lainnya rasanya aku belum mampu melepas pelukan nazwa.

Tunduknya Senyuman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang