Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita, dan wajah zaman berlumuran debu hitam
Kusebut nama-Mu dengan lantang disaat fajar menjelang,
Dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah
(Dr.'Aidh al-Qarni)Titik embun tidak perna memilih didaun mana dia akan memuai sebab kehadirannya menyempurnakan teduhnya pagi.
Sang fajar selalu berpesan...
buatlah makhluk yang disemesta ini menghargaimu wahai embun sebab aku tak akan perna hadir jika mereka tak menyadari kehadiranmu...
Sebuah pesan yang tak pernah diungkap semesta tapi pada hakikatnya seperti itulah kehidupan. Sebuah proses yang didalamnya selalu ada campur tangan Sang Maha Pencipta yang seharusnya kita peka jika kehidupan ini tidak akan seimbang jika satu sama lain tak saling menghargai.
***
Hari berlalu tanpa permisi ia berjalan sesuai dengan takdir yang telah digariskan oleh Sang Maha Kehidupan.
Aku telah menghancurkan malamku kemarin dan hari ini aku tak ingin lagi menghamcurkan pagi yang telah dilukis sang fajar begitu indah.
Sajadah yang sudah aku lipat dari tadi masih saja kupandangi dengan tetesan air mata yang masih saja mengalir dengan derasnya.
Aku sudah tidak melihat suamiku sejak aku membuka mataku.
" mungkin dia sedang sholat subuh" anganku dalam pikiranTapi sekarang sudah jam 7 pagi aku masi saja belum bisa menemukan dimana mas azzam.
Aku berniat bertanya pada orang2 yang ada dirumah siapa tau mereka mengetahui dimana mas azzam.Setelah sholat duha aku bersiap untuk turun.
Aku lihat bik ina sedang menyiapkan sarapan pagi dan lagi-lagi aku tidak melihat mas azzam dimeja makan.
Yang biasa dia menyambutku dengan senyuman indah diwajahnya dan tak lupa mengatakan "selamat pagi humairah"...Tanpa kusadari air mataku kembali jatuh tak terbendung, entah kenapa hatiku terasa sakit.untuk pertama kalinya selama pernikahan aku merasakan telah durhaka pada suamiku, betapa jahatnya aku menyakiti hati pria yang kini menjadi suamiku.
"Buk... bapak tadi abis lari pagi katanya akan langsung ke cafe..
Aku hanya membalas dengan senyum tipis sambil merasakan perihnya hatiku saat ini...
Bik ina pun langsung pergi meninggalkankun sendirian dimeja makan sepertinya dia tau apa yang sedang terjadi dengan aku dan mas azzam.***
Seorang pria yang sejak subuh ditunggu oleh wanita bernama salwa almeerah malik sekarang sedang terduduk dipojokan cafe dengan wajah yang tak bisa diungkapakan, hanya secangkir late panas yang sejak tadi mengeluarkan aroma nikmatnya tapi tak juga mampu menggoyahkan lamunan tuannya,
Sang barista yang sibuk menyeduh kopi dan waiters cafe yang sejak tadi mondar-mandir menyapa para pengunjung pagi sepertinya juga merasakan apa yang sedang terjadi dengan pria yang selama ini mereka panggil bos itu.
Yahhh bos yang sangat mereka kagumi karena kebaikannya, tapi untuk pertama kalinya mendung itu benar-benar terjadi diwajah bos mereka itu.Seorang pria dengan serelah kemeja kotak-kotak coklat dengan lengan panjang dilipat membentuk 3/4 jam tangan hitam dilengan kirinya ia berdiri dipintu cafe dengan wajah yang sepertinya sedang mencari seseorang.
Dari sudut cafe azzam melambaikan tangannya, ternyata pria itu yang sejak tadi ditunggu oleh azzam dengan raut wajah gusar.
Siapa yang menyangka pria dengan setelan baju kotak-kotak itu adalah pria yang selama ini mebuat hatiny tak tenang dan penasaran, karena selama ini ia tak ingin mengetahuinya dari sang istri yah...dia adalah abiya alhanif.
Abi dengan sejuta karisma dan liku kehidupan, entah karena Tuhan begitu sayang padanya sebab tak sedikit batu yang harus dia singkirkan dalam parjalanan hidupnya yang tak ayal lagi sesekali tubuhnya gontai tak berdaya, dan entah apa pula yang membuat pria tampan ini masih saja setia sendiri.
Itulah yang membuat hati seorang azzam goyah apakah pria dihadapannya masih mencintai istrinya atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunduknya Senyuman
ДуховныеAku juga seorang muslim meski sudah menjalankan kewajibanku menutup aurat,tapi masi saja ada ketakutan dalam diriku,yaitu ketertarikan terhadap kaum Adam. kadang aku tak ingin membayangkan rasa ketakukutan itu apalagi ucapan Abah yang selalu membuat...