🌸Diatas satu nama

2.2K 84 0
                                    

Suara tasbih terdengar berbisik dari bibir seorang gadis berbalut mukena putih yang duduk bersila diatas sajadah. pipi halus itu basah oleh air mata.entah bagaimana ia sanggup menghadapi gejolak hatinya saat ini.

Shalat terawih pertamanya ditahun ini ia laksanakan dirumah.terasa berat baginya untuk melangkah kemasjid untuk berjamah.

Sesekali matanya terpejam merasakan nafasnya yang begitu dalam.lirihan doa terus ia lantunkan kepada sang pemilik hati.kini ia pasrahkan semua kehidupan yang ia jalani.sebab ia tak mampu lagi mengubah keputusan itu.

Yahh.....salwa telah menerima azzam.besok diawal ramadhan.keluarga besar azzam akan datang untuk menghitbah salwa secara resmi.

Sebab Abah telah menyampaikan keputusan salwa.kepada ustadz jalal.dihari buka puasa pertama diramadhan tahun ini salwa telah memberikan keputusan besar untuk hidupnya .

Entah kenapa ada keyakinan dalam dirinya untuk memilih nama itu.walaupun tidak ia ingkari jika cintanya kini masi milik seorang abi.

***
Yogyakarta cukup terik diawal ramadhan.jarang dari mereka menghabiskan waktu diluar.sebab berada dirumah dalam cuaca seperti ini dan dalam kondisi puasa sangatlah tepat dari pada menghabiskan energi.

Gadis dengan gamis coklat itu terlihat terburu-buru setelah turun dari dalam bus.terlihat tangannya menutupi kening karna panas matahari.

"Tidak pakai supir non".seorang satpam menyapanya sambil membuka pintu pagar.

"Tidak pak."gadis itu menjawab dengan lembut dan menggariskan senyum dibibirnya.

Salwa terus berjalan dengan cepat sampai ia tepat berada di depan dipintu kayu dengan ukiran khas jawa.
"Assalamualaikum"salwa mendorong pintu lalu masuk.
Tak ada yang menjawab salamnya.

Tapi ia disambut oleh bau harum makanan.ia lirik jam dinding yang ada diruang tamu.masi pukul empat.
Kalau tidak sadar hari ini puasa mungkin salwa telah menyambar makanan buatan umi.

Diletakkan tangan itu diatas dadanya.ada sesuatu yang terjadi disana.tapi salwa ingin semua orang melihatnya dalam keadaan baik-baik saja.

Wajahnya sedikit mengerut saat melihat begitu banyak makanan diatas meja.bik ina sedang sibuk lari kesana-kesini jelas saja mereka tidak mendengar salamku.orang dapur ini sudah seperti kapal pecah.

"Heii..anak umi lagi apa?"
Suara umi membuatku mengerutkan kening karena kaget.
"Kok banyak banget mi makanannya?

"Kamu lupa,kalau ustadz jalal dan keluarga besar azzam akan datang?
Umi memandang putri cantiknya itu dengat tatapan heran.

Sejenak salwa terdiam lalu menarik nafas.seperti ada yang aneh setiap nama itu disebut.

"Iya umi salwa ingat.suara lembut itu menyunggingkan senyum tipis..

tapi ini apa tidak terlalu banyak?"
Lagi-lagi salwa nengerutkan keningnya.
"Iya sekalian nanti mau umi bawa kemasjid untuk buka puasa orang-orang yang ada dimasjid."
Cerita umi panjang lebar.sambil tangannya tidak berhenti mengaduk-aduk capcai diatas wajan.

"MasyaAllah umiku memang luar biasa hatinya begitu baik.aku mencium pipi umi.
"Ehhh apa-apa an kamu umi lagi masak ne."ucap umi kesal sambil mencubit pipiku.

"Lohhh non salwa kok ada didapur.suara bik ina tiba-tiba datang dari belakang .sedang aku masi celingukan mencari-cari apa yang harus aku kerjakan.

"Emangnya kenapa bik.?
"Kan calon pangerannya mau datang,non harus siap-siap.

"Ihh apaan sih bik.aku mengerucutkan bibirku"
"Iya salwa lebih baik kamu masuk sana kekamar.jangan ganggu ibu disini.

Karena mereka sangat memaksa akhirnya aku nurut saja pergi kekamar.badanku pun sudah sedikit terkuras energinya.sebab satu harian. berada diluar dengan cuaca terik.apalagi menunggu bus dihalte sangat melelahkan.

Tunduknya Senyuman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang