🌸Angin Musim Panas

2.1K 84 0
                                    

Jerman,24 juni 2016

Ramadhan yang datang bersama musim panas dijerman serasa sangat berat bagi mereka yang melaksanakannya.

Tapi mereka yang taat akan kewajibannya .mampu menjalaninya dengan rasa suka cita.sebab panas didunia akan berbalas surga kelak.

Angin yang berhembus dari arah yang tak perna diinginkan,hawa panas itu terasa menyayat,kelu yang dirasa seperti bola api yang menyayatnya.

Keindahan tembok berlin tidak lagi tampak.angin musim panas ini semangkin dirasakan oleh pria yang terduduk dengan mengenakan baju biru,tubuhnya terlihat kurus,rambutnya yang dulu sangat rapi.kini terjuntai panjang melebihi telinga.

Wajah yang dulu memancarkan aura karismatik dan sholeh,
Kini hanya mampu tertunduk lesu didalam sebuah tahanan di kantor polisi setempat.

Dekat dengan universitas Humblodt berlin.ini merupakan universitas tertua di ibu kota jerman,berlin.
Takdir yang telah memberi pria itu kesempatan untuk mengeyam pendidikan di kampus ternama tersebut.
Tapi nasib buruk telah memberinya luka yang teramat dalam.

Mata itu mendongak kelangi-langit sel.sepertinya ia ingin merasakan cahaya matahari yang masuk melalui cela-cela atap sel ini.bahkan dengan tubuh kurusnya itu dia masi saja menjalani puasa dengan baik.

"Ini sudah diujung ramadhan "bathinnya,tapi musim masi saja panas"ah......rasanya dua bulan berada didalam sini sangat menguras tenaga ku.

"Aku yakin ada rencana yang telah disiapkan oleh_Nya untukku.abi kembali meyakinkan dirinya.ada gejolak yang sangat besar dihatinya.
Apalagi jika ia memikirkan sosok bidadari itu...

"Yahh... salwa calon bidadari surgaku bagaimana kabarmu sekarang?
"Aku selalu berharap semoga Allah selalu melindungimu.
"Kuatkan hatimu dengan semua tragedi ini.aku yakin kau menghawatirkanku."

Tunggulah sebentar lagi,semua akan berakhir,sebab ayah dan paman umar sedang mengurus kebebasanku dikedutaan.

"Salwa ku jika hari itu sudah tiba aku tidak akan memintamu untuk menungguku 2 tahun"
Hiks...hikssss
Abi menangis sejadi-jadinya air mata yang selama ini ia tahan demi menenangkan wajah ibunya kini pecah ditengah keheningan ruang tahanan yang sangat gelap.

Abi memukul-mukul dadanya.ingatannya menerawang dua bulan lalu seandainya ia tidak sebodoh itu mengikuti hawa nafsu mungkin nasibnya akan lebih baik.

***
Hari itu cuaca musim semi dikota jerman, sangat indah,
abi keluar dari kampus bersama teman yang berasal dari iran,mereka berencana menuju sebuah cafe shop diujung jalan yang menjadi andalan para mahasiswa perantaun.

Tubuh tegap itu terus berjalan menyebrangi jalanan kota berlin,
dedaunan dan bunga-bunga yang mulai menampakkan kelopaknya menjadikan taman-taman dikota ini menjadi terlihat lebih indah.

Abi telah duduk disebuah kursi,ia asik ngobrol dengan sahabat barunya itu.

Tangannya asik menekan-nekan ponsel.Sebuah pesan yang ia kirim untuk bidadarinya di indonesia menambah suasana hatinya seperti pepohonan musim semi.
"Abi tidak tau jika itu menjadi pesan terakhirnya untuk salwa.sebelum tragedi cafe itu terjadi.

"Ada sekelompok mahasiswa yang duduk disebrang abi,mereka asli penduduk jerman.tiba-tiba salah satu dari mereka mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas tentang islam.
"Memang dengan bahasa jerman tapi abi mampu memahaminya.

Kemudian satu-satu dari mereka ikut menghina Nabi Muhammad dengan tidak pantas.
"Bahkan aku sendiri tidak mampu mengatakannya.hatiku selalu bergetar setiap kali mengingatnya.

Abi berdiri dari tempat ia duduk.tapi tangan ehram menahannya".jangan bi mereka itu masi menganut islam pobiah"
Lebih baik kita diam saja"ujar ehram"

Tunduknya Senyuman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang