Tujuh

1.1K 56 4
                                    

Harry dan Bilqis tampak duduk di meja ruang tamu dengan mata yang fokus pada laptop mereka masing-masing. Keduanya sibuk menyelesaikan pekerjaan mereka yang sudah tertunda selama sebulan lamanya. Walaupun sebelumnya mereka sempat memeriksa pekerjaan mereka  pada malam sebelumnya, tapi tampaknya belum dapat memenuhi hasrat mereka.

"Jadi, apa kaumenemui dokter?" tanya Harry yang masih fokus menatap laptopnya.

"Aha." Balas Bilqis tak kalah sibuk mengotak-atik isi laptopnya.

"Apa dokternya perempuan?" tanya Harry berbalik dan melirik Bilqis yang bersisian dengannya dengan ekor matanya.

"Yap!" jawab Bilqis singkat dan masih sibuk memeriksa laptopnya kembali.

"Bagaimana dengan dokter yang dibicarakan oleh Becca?" tanya Harry yang menghentikan pekerjaannya dan duduk menghadap Bilqis.

"Mark? Dia yang merawat Ibu." Jawab Bilqis singkat membalas beberapa email yang menurutnya penting.

"Mark? Kalian berkenalan?" tanya Harry mendekatkan dirinya ke arah wajah Bilqis yang masih fokus menatap laptopnya.

"Yap!" jawab Bilqis lagi-lagi yang membuat Harry hampir bosan.

Ia mendengus sebal dan menyandarkan punggungnya pada sofa.

"Seberapa tampan dia? Apa lebih tampan dariku?" tanya Harry yang menendang pelan meja kaca yang tengah digunakan Bilqis.

Bilqis ikut mendengus dan melirik Harry dengan ekor matanya.

"Dia setampan para pria pujaaan ku. Para K-Pop yang tampan dan me..na..wan. Oppa.." ucap Bilqis yang menerawang jauh pada bayangan disekitarnya dan bersikap manja.

"Para banci." Ucap Harry mendengus sebal dan menutup laptopnya dengan kasar sambil berjalan pergi menuju dapur.

Bilqis tampak terkekeh berlahan dan kembali membalas email-emailnya dengan serius.

"Hei, Nyonya Coulter." Panggil Harry dari arah dapur.

"Hm?" gumam Bilqis melirik ke arah dapur dan segera mengirim email yang ia maksud dan berjalan ke arah dapur.

"Ada apa Harry?" tanya Bilqis menelusuri setiap sudut dapur dengan serius.

"Harry?" panggil Bilqis begitu tak menemukan suaminya tidak di dapur lagi.

"Harry." Panggil Bilqis keluar dari dapur memperhatikan laptopnya yang masih dalam keadaan hidup dan beralih menatap tangga menuju lantai atas.

"Harry." Panggil Bilqis kembali dengan suara nyaring.

"Bilqis." Ucap Harry yang tiba-tiba saja muncul dari balik punggung Bilqis.

Bilqis yang terkejut, hampir saja kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Tapi dengan cepat Harry meraih tangan kecil Bilqis dan segera memeluknya seperti adegan dansa yang begitu romantis.

"Ada apa?" tanya Harry menatap Bilqis dari jarak yang sangat dekat.

"Apa?" tanya Bilqis menolak Harry segera dan kembali berjalan menuju laptopnya untuk mengerjakan pekerjaannya.

Harry terkekeh melihat Bilqis yang merasa kesal dengannya. Ia berlari kecil tanpa suara dan mengendong Bilqis pada punggungnya sebelum sempat Bilqis menyentuh laptopnya.

"Harry, turunkan aku." Ucap Bilqis memukul-mukul pelan punggung Harrry yang membopongnya dengan erat.

Harry hanya diam sajadan segera membawa Bilqis menuju kamarnya yang berada di lantai atas dengansemangat.    

"Ronde Ketiga!!!" Teriak Harry kegirangan, menaiki tangga dengan senyuman yang tak kalah indah dari bayang-bayang bulan sabit yang begitu indah menerangi langit malam ini.

***

To be continue

Update 2 part hari ini, sebagai rasa bersalah Quesha tidak update selama sakit.

Mungkin mulai sekarang updatenya bakal telat.. 

Maaf part kali ini pendek ^_^ Maklum.. Quesha lagi sakit

Wassalam Quesha Anya

Bride & Groom (Bilqis & Harry Tales Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang