(Dua)

2.1K 69 0
                                    

Bilqis tampaknya tertidur di atas tempat tidur dengan cover bed berwarna mocca. Ia sempat menghela nafas karena merasa nyaman dengan tempat tidurnya yang begitu empuk dan harum kelopak bunga mawar yang baru saja dibersihkannya sebelum tidur tadi.

Harry sendiri baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja dan kini malah bersandar pada kusen pintu kamar memperhatikan Bilqis yang tertidur bercahayakan lampu tidur pada nakas.

Wajah wanita yang begitu dicintainya itu bahkan bercahaya walau hanya berlampukan lampu tidur yang tidak terlalu terang. Bahkan ia semakin jatuh cinta lagi saat melihat wajah istrinya yang begitu cantik tanpa sedikitpun polesan.

Harry melangkah berlahan menuju sudut tempat tidur dan mengecup pelan kening istrinya. Ia mengusap berlahan punggung Bilqis dengan sayang dan mendorongnya dengan lembut kearahnya.

"Aku tahu kau belum dapat tidur." Bisik Harry berlahan pada telinga Bilqis yang masih tampak terpejam.

Tapi setelah mendengar bisikan itu, Bilqis berlahan membuka matanya dan menatap langsung mata Harry yang begitu biru tepat di depan matanya. Sangat dekat hingga mungkin Bilqis tak dapat menatap kedua mata indah itu sekaligus.

Harry menundukkan wajahnya semakin dekat dengan wajah Bilqis dan mengecup pelan bibir Bilqis yang begitu ranum. Wangi pasta gigi yang dikenakan Bilqis dan mawar menyatu sekaligus pada hidung mancung Harry saat menyentuh bibir kecil itu.

Ia memberanikan diri untuk memeluk Bilqis semakin erat dan ikut naik ke atas tempat tidur. Ia semakin memperdalam permainan bibirnya dan tak membiarkan sedikit pun ruang untuk Bilqis berpindah darinya.

Bilqis yang baru pertama kali berciuman hanya dapat pasrah sambil mencoba merasakan sekujur tubuhnya yang menghangat. Ia sesekali mencoba mencuri nafas saat Harry mengubah posisinya untuk berciuman. Walau sangat sulit untuk bernafas tapi entah mengapa hal yang berhubungan dengan hubungan badan yang selama ini ia benci, menjadi sebuah kenikmatan sendiri yang tak mampu ia deskripsikan lagi.

Berlahan Harry menyingkap baju yang Bilqis kenakan dan membuangnya ke sembarang arah. Ia memberikan jeda pada Bilqis yang wajahnya mulai memerah karena kehilangan nafas. Harry juga mencuri kesempatan untuk melepaskan kaos putihnya dan juga celana piyama Bilqis berlahan. Harry menutupi tubuh Bilqis dengan selimut berlahan begitu juga dirinya yang telah melepaskan boxernya terlebih dahulu.

Harry kembali menciumi bibir Bilqis dengan rakus sambil tangannya yang terus sibuk melepaskan satu persatu pakaian dalam yang masih melekat pada tubuh Bilqis.

Bilqis tak mau kalah ia juga ikut memegangi punggung kekar Harry dengan lembut. Tapi ia sempat kehilangan kekuatannya saat Harry menciuminya semakin rakus dan rakus saja. Lengan Bilqis kehilangan keseimbangan dan sempat terjatuh beberapa kali saat memegangi punggung Harry, dan tak sengaja menyentuh bagian tubuh Harry yang begitu sensitif di bawah sana. Bilqis sempat shok saat menyentuh bagian itu dan ia tampak tak lagi membalas ciuman yang Harry berikan sedari tadi.

Harry mencoba menenangkannya dengan menghentikan ciuman itu. Ia membiarkan Bilqis untuk menarik nafas dan membaringkan Bilqis dengan nyaman pada tempat tidur.

"Tenanglah. Tak ada hal buruk yang akan terjadi padamu. Aku janji. Tutup saja matamu dan aku akan melakukannya dengan berhati-hati." Ucap Harry membelai pipi halus Bilqis yang kini telah tertidur dengan wajah shok yang masih tercetak jelas pada wajahnya.

Perasaan tidak tega terpatri pada keningnya, mengingat ketakutan Bilqis pada masa lalunya saat ia mengalami kekerasan seksual. Tapi birahi yang telah naik karena kegiatan yang ia lakukan sedari tadi, tampaknya membuat Harry tak bisa lagi menahan diri hingga besok. Ia harus menuntaskan pekerjaannya sebagai suami malam ini dan membuat Bilqis harus bersabar untuknya sebagai seorang istri.

Harry menutup mata Bilqis berlahan dengan jari-jarinya dan membisikkan hal-hal manis pada telinga Bilqis yang tampak memejamkan matanya. Berlahan Bilqis menganggukkan kepalanya sebagai persetujuan. Ia pasrah pada suami yang kini telah memiliki dirinya.

Harry tak mau jeda lebih lama lagi, ia segera melepaskan helai pakaian terakhir yang melekat pada tubuhnya dan menggarahkan bagian sensitifnya pada area kewanitaan Bilqis.

Bilqis menggigit bibirnya berlahan sebagai tanda ia sangat khawatir pada keadaannya sendiri. Ia takut akan masa lalunya tapi masa depannya dan kewajibannya untuk melayani suaminya lebih besar dari pada hanya berpangku tangan pada masa lalu.

Harry memasukkan berlahan kejantannya pada kewanitaan Bilqis. Walau sulit karena ini yang pertama kali untuk mereka berdua tapi Harry terus berusaha.

Bilqis mengigit bibirnya sendiri saat merasakan nyeri yang begitu menyiksa pada area kewanitaannya. Ia ingin sekali menjerit dengan keras saat Harry berhasil menembus batas yang selama ini ia jaga sepenuh hati. Batas yang robek seketika dan membuat seluruh tubuhnya seolah terbelah menjadi dua.

Harry menenangkan Bilqis yang tampak merasakan sakit yang amat pada tubuhnya. Tapi ia terus memberikan hentakan pada tubuh Bilqis agar bilqis tak lagi merasakan sakit yang begitu menyiksa.

Mereka begitu menikmati kebersamaan mereka saat mengarungi lautan cinta tak bertepi yang begitu menggairahkan. Keduanya menyatu dalam satu arti yang tak mampu diartikan. Desahan dan getaran yang menggambar semua hal yang akan menyatukan mereka seutuhnya.

---

To be continue..

Bride & Groom (Bilqis & Harry Tales Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang