Dua Puluh Satu

270 19 3
                                    

Bilqis keluar dari mobil merah Harry yang terparkir di depan sebuah restoran Italia. Harry ikut keluar dan segera menghampiri Bilqis pada bagian mobil yang lainnya.
A
“Sebentar sayangku. Pesan saja apa yang kamu inginkan, hm.” Ucap Harry mengecup kening Bilqis sekilas dan berlari pergi masuk ke dalam restoran.

Bilqis terkekeh melihat Harry yang tergesa-gesa memasuki restoran, sedangkan dirinya sendiri melangkah santai sambil memikirkan perkataan doktek Patrick di klinik bahwa ia hamil.

“Apa ia secantik itu hingga kau tidak bisa melupakannya?”

“Banyak wanita di tempat ku.. aku pastikan salah satunya pasti ada yang mirip dengannya.”

Ucap beberapa orang yang duduk tak jauh dari meja yang Bilqis pilih untuk duduk.

“Ya, dia gadis mungil yang cantik. Kau sendiri pasti tidak dapat melupakannya begitu kau bertemu tatap dengannya.” Ucap suara yang terdengar familiar di telinga Bilqis.

Bilqis menghentikan kegiatannya saat melihat-lihat buku menu yang diberikan oleh pelayan direstoran dan mencoba untuk mempertajam pendengaran.

“Aku rasa hanya dia satu-satunya Sam. Dia lebih cantik dari Sarah yang kau puja-puja. Sejauh aku bertemu dengannya. Dialah satu-satunya yang membuatku terangsang hanya dengan menatapnya. Sayang sekali aku belum sempat menciumnya sebelum suaminya datang memukuliku. Bilqis.. wanita yang aku idamkan selama ini.” ucapnya lagi yang membuat Bilqis terkejut bukan main.

Bilqis bangkit dari bangkunya dan berjalan meninggalkan restoran Itali yang telah Harry janjikan untuk ia datangi sebagai ganti rugi makan siang yang sempat kacau beberapa waktu yang lalu. Sekarangpun rasanya Bilqis juga tak sungkan saat meninggalkan meja untuk menggagalkan makan siang romantisnya bersama Harry. Orang yang sama yang telah menggagalkan makan siang romantisnya kembali muncul. Bilqis merasa emosi Harry yang tidak beberapa hari ini hanya akan membludak saat bertemu dengan Mark.

Bilqis meraih pintu mobil Harry yang terparkir ditempat parkir. Tapi sebelum sempat Bilqis menyentuh pintu mobil seseorang lebih dulu menangkap pergelangan lengannya.

“Kebetulan sekali Bilqis. Apa ini takdir yang ditakdirkan Tuhan-mu untuk kita bertemu?” tanya Mark yang menarik lengan Bilqis dengan wajahnya yang masih terdapat ruam akibat kepalan tinju yang Harry berikan beberapa hari yang lalu.

“Lepaskan Mark, selagi aku masih memintanya baik-baik.” Ucap Bilqis mengancam sambil menatap tajam Mark yang masih memegang lengannya.

“Apa yang salah hanya dengan memegang lenganmu? Aku bahkan tidak menyentuh bibir tipismu yang menggairahkan itu.” ucap Mark yang mendekatkan wajahnya pada Bilqis yang mencoba melepaskan cengkraman tangan Mark.

“Hentikan Mark. Aku milik suamiku. Dan kau tidak memiliki hak untuk menyentuhku, sekalipun itu hanya khayalanmu saja.” Ucap Bilqis menyentak keras lengan Mark hingga terlepas dan kembali menyentuh pintu mobil dengan tergesa-gesa.

“Kita lihat. Bagaimana kau akan bertekuk lutut saat aku menyentuh mu nanti. Polisi yang memintaku untuk menjauhimupun tidak akan bisa melepaskan penyatuan kita. Dan kau akan merengkuh, mendesah halus ditelingaku sambil menyebut namaku.” Ucap Mark menahan pintu mobil Harry agar tidak terbuka sambil menatap Bilqis yang menundukkan wajahnya.

“Dengar Bilqis. Hari itu akan segera tiba dimana kau akan mendesah dibawah tubuhku sambil mengerang keras atas persetubuhan kita. Dan aku yakin.. suamimupun tidak akan memberikan kepuasan seperti yang aku berikan saat berada di atas ranjang.” Ucap Mark berbisik pelan ditelinga Bilqis.

“Hentikan, hentikan Mark! Aku bukan wanita yang seperti itu. Menjauhlah sebelum aku menelpon polisi untuk menahanmu.” Ucap Bilqis meraih ponselnya dari dalam tas dan menekan tombol darurat secepat mungkin.

Bride & Groom (Bilqis & Harry Tales Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang