chapter 2

2.6K 84 11
                                    

"Kami pergi dulu ya bu.. Ibu jaga diri ya, makan dan istirahatnya di atur... " Seru Swara, Ragini pun mendekat.

"Ibu jangan khawatirkan kita, kita akan jaga diri kita juga bu, doakan saja yang terbaik untuk aku dan Swara.." Lanjut Ragini tersenyum. Ishita pun memeluk Swaragini dengan rasa bangga namun tak luput dari rasa takut.

"Pasti sayang... Tetap bersama dan saling melindungi ya... Semoga kalian sukses.. Ibu bangga, dan sangat menyayangi kalian... " Tutur lembut Ishita yang sukses membelah perasaan Swaragini.

Swara teringat kala ia berusoa 5 tahun ia dibuang di panti karna orang tuanya tak mau mengurusnya, dikarnakan Swara anak yang sakit2an, dan selalu merepotkan orang tuanya. Dan itu membuat Swara sangat sedih, dan membenci orang tuanya. Namun rasa bencinya pudar karna cinta Ishita.

Begitupun Ragini yang sedih atas kematian orang tuanya, ia merasa menjadi gadis yang sangst tak beruntung, namun sekali lagi Ishita membangkitkan semangat Ragini, dan memberikan cinta yang begitu besar pada Ragini, agar Ragini tetap bisa merasakan kehadiran orang tuanya.

"Ibu.. Kereta sudah siap, kami pergi dulu ya bu.. " Tutur Swara melepas pelukan.

"Terimakasih atas segala yang ibu berika untu kami, we love you mam.." Lanjut Ragini yang juga melepas pelukan hangat itu.

"Hati2 ya nak..." Tutur terakhir Ishita yang hanya berbalas anggukan dan senyuman dari dua gadis yang ia rawat 15 tahun lamanya.

Dua gadis ini pun masuk ke kereta, lalu duduk ditempat duduk yang sudah tersedia.

5 menit kemudian kereta pun berjalan. Saat sedang menikmati perjalanan Swara sempat melihat2 sekitar. Tak lama ia terdiam menatap satu makhluk Tuhan.

Pria tampan yang duduk dengan sopan, sambil menatap ponsel putihnya, seperti sedang mengetik sesuatu. Pria itu tepat ada di sebrang tempat duduk Swara.

POV SWARA

OMG!!! Apa ini...? Tampan sekali pria ini, manis pula. Itulah pikirku saat pertama kali menatapnya.

Aku merasa nyaman sekali menstapnya, wajahnya, senyum manisnya, hidung mancungnya, ya meski hanya terlihat dari samping. Saking fokusnya aku menatapnya, aku tidak sadar jika pria itu menoleh ke arahku, dan saat aku sadar dia menoleh ke arahku, dan.. Menatapku aku hanya tersenyum menganggukkan kepala.

Dan tahukah kamu... Dia membalasnya dengan senyuman yang... Begituuu manis, dengan sedikit berkedip. Sungguh imut, manis, tampan .. Itulah yang tercatat di hatiku.

Wajahku memerah, dan karna aku tak mau ia melihatnya, ku alihkan pandanganku ke Ragini, yang ada di sampingku.

"Nona..." Suara seseorang memanggil orang lain.

"Nona.." Ucapnya lagi, pikirku adalah, apa nona ini tuli, atau ia sedang tidur. Aku masih tetap menatap Ragini yang sedang asik menonton film dengan menggunakan earphone.

"Nona... Aku memanggilmu.." ucapnya sekali lagi, dan aku hampir tertawa karna aku rasa ia bicara dengan wanita yang aneh.

Sambil sedikit menahan tawa, aku merasa cukup terkejut, tatkala seseorang memegang pundakku lembut. Menolehlah aku.

Bertataplah aku dengan seorang pria yang rasanya adalah pria yang aku puji2 di hati tadi. Ya Tuhan, jika ada penggaris, mungkin akan diketahui jarak kami bertatap, yaitu sekitar 6 cm. Dengan sedikit berjongkok, dan tangan yang masih memegang pundakku, pria manis ini tersenyum lagi. Lalu berkata.

"Wahai nona yang cantik, aku memanggilmu..." Apa?? Hatiku berteriak, jadi tadi itu suaranya, ampun... Merdunya, tapi bkn masalah itu, jadi tadi aku mencela diriku sendiri. Buruk!! Itulah batinku sambil tersenyum menatapnya.

"Maaf, kukira kau bicara dengan orang lain..." jawabku singkat.

"Tidak, aku hanya mau memberi ini, dompetmu tadi jatuh, saat kau asik menatapku."' Tutur lembutnya menatapku dengan mata berbinar. Jadi dia sadar aku menatapnya?

"Terimakasih.." singkatku, ia pun berdiri dan berjalan mundur sambil tersenyum dan mengatakan.

"Sama2, lain kali hati2 ya!" Ucapnya sambil kembali duduk di kursinya.

#bersambung

Maaf ya baru next..
Siapa ya pria itu?

Mau Next or stop guys?

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang