Chapter 10

1.2K 50 3
                                    

POV AUTHOR.

"Laksh.. Harusnya kau tidak begitu... Kau harusnya meminta maaf pada Ragini, kau yang bersalah.. " Terang Madhu sambil membenahi selendangnya. Laksh pun menatap Ragini sinis dan Ragini hanya membalas dengan kedipan, yang membuat Laksh semakin ifil.

"Tapi dia kak.. Dia yang mu..."  Desisan suara terdengar dari Madhu mengisyaratkan Laksh untuk mengehentikan aksi protesnya. Dan Laksh pun hanya menghela nafas dan mendekati Ragini. "Maaf Ragini, ak yg salah.." Ragini pun tersenyum dan mengangguk.

"Iya.. Tidak apa.." Seru Ragini tersenyum. Laksh pun hanya kembali duduk dan masih menatap Ragini kesal. Sedang Ny. Madhu hanya menahan tawa melihat tingkah Laksh.

"Ragini... Bawa ini ke gudang bawah ya.!!" Seru Madhu. Ragini pun segera melaksanakan perintah Madhu.

****

"Hahaha.... Ya ampun Ragini, aku pikir Tuan Laksh itu orgnya santai, dan bijak seperti yang aku lihat saat aku melamar kerja.." Tawa Swara saat setelah mendengar cerita Ragini. Ia pun senang dengan kabar bahwa Laksh adalah ipar dari Madhu yang tidak lain atasan Ragini.

Ragini yang sedang membereskan baju pun memutar bola matanya kesal. "Apa sekarang gajah sedang menari?" Tanyanya nyeleneh. "Kurasa santai adalah hal terberat dalam hidup Laksh!' Lanjutnya Ragini naik ke kasur dan membenahi posisinya.

"Kurasa kau sangat membencinya?" Tanya Swara merebahkan tubuhnya disebelah Ragini, yang sudah duluan memejamkan mata.

"Sangat!" Jawabnya singkat sambil tetap memejamkan matanya, lelah.

"Hati2 Ragini! Nanti kau malah suka sendiri dengan Laksh!" Goda Swara membuat Ragini reflek membuka matanya, dan menatap Swara tajam. Melihat tatapan itu Swara hanya menyembunyikan wajahnya diselimut, yang ia gunakan. "Awhh.. Ny. Ragini Laksh Maheswari akan marah.. Aku hrs bagaimana?"

"SWARA!!!!" Teriaknya sambil menindihi wajah Swara dengan bantal. Swara pun tertawa, sambil berusaha meloloskan diri.

"Cukup Ragini maafkan aku..." Ampun Swara membuat Ragini diam. "Ayo... Kita tidur.. Bsk kita hrs kerja lg.."

Akhirnya mereka memosisikan diri, lalu memejamkan mata. Tertidur dengan pulas, mengumpulkan energi untuk esok pagi.

****

Hari2 berjalan dengan lancar. Swara sudah terbiasa dengan orang2 tempat ia bekerja. Dan juga bosnya, yang bisa baik, bisa jg menyebalkan.

Sementara Ragini semakin hari semakin berkembang dalam bekerja, hingga ia mulai dipindah ke bagian administrasi, karna Ny.Madhu mulai percaya dengan Ragini dalam keuangan. Hubungan ibu dan anak antar Swaragini dan Ishita masih berjalan nornal, hanya saja bertemu lewat via suara saja.

Satu minggu berlalu. Hari inI, dikantor Swara akan ada pemotretan model. Swara sebagai editing majalah terkejut tatkala seorang pria, dengan paras manis ini mendekatinya, sepertinya ia mengenalnya. Pria yg sedang ada di depannya pun jg menatapnya, seakan mengenalnya.

"Swara.." Sapanya, Swara yang merasa disapa pun menatap terkejut pria itu, lalu tak lama, dengan mata terkejutnya, yg membulat. Ia membalas sapaan tersebut.

"San..Saanskar.." Jawabnya tersenyum. Pria manis bernama Saanskar ini pun tersenyum senang. Dan entah karna apa, reflek Saanskar, membuka tangannya, pertanda ingin memeluk Swara. Namun dengan mata melirik kesana kemari, dan senyum malu. Swara kembali menjawab.

"Tidak sekarang Saanskar.. Banyak orang.." Ujarnya malu2. Saanskara pun menurunkan tangannya. "Kenapa kesini?"

"Apa salahnya, ini kan juga kantor ku.." Swara nampak terkejut, bagaimana bisa, setelah sekian lama ia tak bertemu si manis ini, lalu ia bertemu lagi, dan pria ini mengaku bahwa, ini adalah kantornya, sementara sebelum ini ia tak pernah melihat Saanskar di kantor ini.

"Tapi, aku tdk prnah melihatmu kesini sebelum ini.. Dan hey, kau kerja di bagian apa?" Tanyanya. Saanskar pun mendekati Swara, dan duduk di bangku yang ada disebelah bangku Swara.

"Aku fotografer..." Jawabnya santai. Swara pun terduduk disebelah Saanskar. Entah darimana, ada apa, dan mengapa, Saanskar dengan penuh rasa nyaman, tiba2 saja Saanskar menyandarkan kepalanya ke bahu Swara. Sontak itu membuat Swara terkejut, dan risih. "Hari ini ada meeting dengan bosnya, lalu mencari lokasinya, mempersiapkan model.. Hah.. Sungguh melelahkan."

"Jangan bilang begitu, lakukan dulu.. Kau harus senang dengan pekerjaanmu.. Kalau kau sudah senang, maka.. Kau tidak akan pernah lelah.." Tuturnya lembut, menasihati Saanskar. Entah apa, bersandar di bahu Swara, mendengarkan Swara bicara, membuat Saanskar sangat nyaman. "Aku jg lelah Saanskar, hari ini, agendanya, membuat laporan, mengedit berita, menyusunnya, nanti malam harus belanja, dan ini dan itu.. Aku yakin, nanti kau pulang ke rmh, dirmh kau sdh disediakan ini itu oleh ortumu, lah aku.. Tinggal berdua dg Ragini, dan bnr2 hrs mandiri."

"Jadi kau mengejekku, manja...begitu?" Tanyanya mengangkat kepala. Swara pun menoleh dan tersenyum, lalu menggeleng.

"Aku hanya memotivasikanmu saja, tolong jgn marah..!" Jelasnya.

"Kau takut sekali aku marah.. Kenapa? Kau takut aku.. Menjauhimu atau bagaimana.." Godanya, yang hanya berbalas cubitan di kedua pipi Saanskar.

"Iya.... Manisku... Kau itu.. Jgn pernah marah, nanti manismu hilang.. Dan aku tidak rela!" Tawa pun terukir indah diwajah dua insan itu.

Namun ada yg aneh, dari kejauhan, nampak Laksh menatap mereka berdua heran, namun jika dilihat lagi, Laksh malah lebih ke cemburu. Ada apa dg Laksh?

#bersambung

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang