chapter 3...

1.7K 79 1
                                    

"sama2, lain kali hati2 ya.. " ujarnya sambil kembali duduk di kursinya.

Aku hanya tersenyum, mengatakan "ya"

Ia pun kembali bermain ponsel, dan aku kembali sibuk menatap suasana luar yang notabene sawah, pohon, rumah. Dan untuk menghilangkan rasa bosanku, sesekali menatap pria itu dengan hati-hati atau kalau tidak, dia akan membuatku malu. Yaitu dengan menatap balikku.

Untung.. Ragini sibuk dengan filmnya, dan tidak mengetahui ini, jika ia tahu.. Kiamat hidupku.

"Sunyi sekali, membosankan pula perjalanan ini.." keluhku dalam hati, meratapi bosannya hari ini.

"Ya Tuhan berapa jam lagi..? Huft!! " Keluhku, aku berharap dengan begitu Ragini akan menatapku dan membalasku, dan melupakan Hritrik Roshannya yang rupanya sedang menari di handphonenya. Tapi tidak, melirik saja tidak. Apalagi membalas, teman macam apa kau. Batinku.

"Sabar saja nona, paling sore ini kita sampai.. " Ujar seseorang, rupanya aku kenal suaranya, perlahan kutolehkan kepalaku kekanan yang tidak lain akan mengakibatkanku menatap pria manis itu lagi. Dan benar, aku menatapnya lagi, dan kembali melihat senyum manisnya yang membuatku ingin berlari keluar dari kereta, karena tidak tahan dengan ini.

"Sabarlah nona, kalo tidak ada kerusakan kemungkinan kita sampai Delhi sore, jika ada, ya bisa nanti malam, atau besok pagi.. " jelasnya menatapku dengan tatapan yang menusuk mataku. Tajam, namun sedikit teduh.

"Apa? Oh Ya Tuhan... Aku bisa kaku jika begini..." Kesalku. Dan yang terjadi adalah, pria itu tertawa.
"Apa? Apa yang lucu? " Tanyaku kesal nan heran, dengan penekanan pada setiap katanya.

"Aku baru tahu orang bisa kaku hanya karna meratapi nasibnya yang membosankan di kereta.. Karena harus menanti kereta yang diperbaiki . " Aku semakin kesal, dan hanya menampilkan ekspresi kesalku dengan hanya cemberut saja, dan dia hanya melirikku sambil tersenyum ria.

"Diamlah..!! Atau aku akan membuatmu kaku juga.." Ujarku sinis.

"ow ow ow.. Jadi kau ingin membuatku kaku? Bagaimana caranya.?" Tanyanya dengan wajah yang lagi2 membuatku senakin gemas dengannya.

"akanku ikat kau di pintu kereta.." singkatku mmembentak.

"mana talinya? " Tanyanya lagi, yang akhirnya membuatku menyerah menjawab karna memang aku bingung mau jawab apa, aku juga tidak bawa tali, sebagai bukti.

"takda kan? Hah sudahlah nona.. Jika kau ikat aku di pintu itu, dan aku terlepas dari ikatan itu, alias aku jatuh. Kau yang rugi, kau tidak akan menemukan orang seperti aku lagi, yang bisa membuat dikau menatapku selalu .." Tuturnya puitis. Aku hanya diam menahan malu, dan mencoba menyimpan senyum tersipuku dalam2.

"jika kau bersikeras menyimpan senyummu dariku, kau tidak akan bisa melakukannya.. Aku akan tetap melihatnya, dari samping nona, jadi percuma.. " Dengan sigap aku menatapnya yang juga menatapku. Kami pun saling bertatap tanpa berkedip. Dan itu tidak kami sadari.

POV Author

Swara dan pria itupun saling menatap tanpa ada yang berkedip. Senyum istimewa yang ditampilkan pria ini, tak lupa sorotan matanya yang indah tak mampu membuat Swara membohongi hatinya, jikalau dia mencintai pria ini sejak awal berjumpa.

"Ya Tuhan, cantik sekali gadis ini? Tatapan teduhnya, senyumnya yg menawan, rambut panjang cantiknya. tingkahnya yang menghiburku. Siapa gadis ini? " Seru pria ini dihatinya.

"Kau ciptakan makhluk macam apa ini Tuhan? Dia terlihat sempurna, wajahnya, matanya, senyumnya, dan suaranya yang enak di dengar.. Apa boleh aku mengenalnya? Ijinkanlah Tuhan! Aku mencintainya... " Batin Swara sambil masih menatap pria yang bahkan belum ia kenal.

#bersambung

Halo... Aku next skr ya...
Wah, blm diketahui ni siapa pria manis yang membuat Swara greget. Tapi siapa ya? Penasaran? Tunggu ya..

Sekali lagi, maaf kalau ceritanya panjang, gaje, aneh ya...
Terimakasih karna sudah mau membaca..😊😊

Maaf klo aku baru next, aku kmrn blm sempat, thans ya semua.. Jgn lupa follow, vote, koment..

💗💗💗💗

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang