Chapter 7

1.1K 57 0
                                    

Swara pun tanpa sadar, membelai lengan Saanskar, ia ikut merasa sedih atas apa yang terjadi pada Saanskar. Tapi hatinya jauh lebih sedih lagi jika ia mengingat orang tuanya yang menelantarkannya, saat ia masih berusia 5 tahun.

Saanskar menoleh, menatap wajah sendu Swara. Sambil merangkul lembut Swara, Saanskar mencobs bertanya. "Ada apa Swara?"

"Aku ingat orang tuaku, yang sudah membuangku... " Ucap Swara lirih, Saanskar pun terkejut, ia ingin bertanya, namun ia merasa itu hanya membust Swara sedih, jadi ia memutusksn untuk diam dan terus merangkul Swara, ada yang berbeda disini, Saanskar mencoba mendekat pada Swara. "Saat aku umur 5, aku ditaruh dipanti, karna aku dulu sakit2an, aku dianggap pembawa sial, dan..." air mata Swara mulai menetes. "me..me...merepotkan mereka..."

Tangis Swara pecah, mengingat itu semua. Saanskar yang tak tega pun langsung memeluk Swara. Masih dalsm linangan air mata Swara mencoba menenangkan dirinya. "Aku merasa, aku bukanlah putri yg mereks harapkan.."

"Swara, setiap orang tua menginginkan anak.. Dan kau jangan bilang begitu, mereka terlihat jahat padamu, tapi aku yakin, mereka punya perasaan menyesal, tatkala membuangmu.. Apalagi jika mereka tahu... Kau sudah dewasa, menjadi gadis yang cantik, dan cukup baik. Dengar Swara, sejahat2nya orang tua, mereka org tuamu.. Mereka akan tetap memiliki rasa cinta padamu.. Hanya saja sedikit terhalang..." Jelas Saanskar mencoba menenangkan Swara. "Sudah. Jangan sedih lagi ya.. Masih banyak orang yang menyayangimu.. Termasuk aku"

Mendengar kata2 terakhir Saanskar Swara pun mendongak, menatap Saanskar dalam, begitupun Saanskar. "Maksudku, sebagai teman.." Sambung Saanskar, membuat senyum terukir di wajah cantik Swara.

"Mau sampai kapan kalian berduaan disini..?" Tanya seseorang mengejutkan Swara dan Saanskar, menolehlah mereka.

"Ragini..." Seru Swara, "Kenapa disini?"

"Aku baru dari kedai, dan.. Melihat kalian disini.. Aku hanya ingin bilang, kereta sudah diperbaiki.. Kalian mau melanjutkan perjalanan, atau tetap bermesra2an disini, ditemani nyamuk? Itu terserah kalian, aku duluan.. Byee" Lanjut Ragini meninggalkan dua insan yang malah hanya melempar pandangan, sambil masih berpelukan.

💗💗💗

Kereta pun kembali berjalan, hingga pagi menjelang. Disinilah Swara dan Saanskar akan berpisah. Kereta berhenti di Stasiun Delhi.  Penumpangpun turun, termasuk Swara, Ragini, dan Saanskar.

POV SWARA

Sedih rasanya harus berpisah dari Saanskar. Satu malam bersamanya, serasa kurang. Jika saja kereta rusak lagi, pasti lebih menyenangkan..  Namun melihat ekspresi Ragini yang lelah membuatku kasihan, pasalnya yang merasakan kenikmatan perjalanan kan aku, sedang dia, hanya berdoa dalam hati, agar cepat sampai.

"Bye Swara... See you again.. " Ucap Saanskar. "Terimakasih sudah mau menjadi teman satu hariku, dan semoga kita bisa bertemu lagi, agar bisa melanjutkan pertemanan kita."

Mendengar ini, aku hanya melempar senyum yang berisi doa, yang intinya, meminta agar aku dan dia bertemu lagi, tapi apa mungkin??

"Jaga dirimu Saanskar..bye" Ujarku melepasnya pergi dari pandanganku.

"Byee Saanskar.." Ucap Ragini. Saanskar tersenyum sambil melangkah mundur dan melambaikan tangan. Sedang aku dan Ragini hanya membalasnya dengan lambaian tangan. OH TUHAN.. AKU TIDAK RELA......

Aku dan Ragini pun mencari rumah yang murah, bersih, dan nyaman. Dapatlah, rumah itu. Kami pun mulai membayar, dan menempatinya.

POV AUTHOR

Pagi hari selanjutnya. Swara sudah siap dengan celana panjang, kemeja panjangnya, dan rambut yang terurai, tak lupa tas putihnya yang ia bawa di lengan kanannya. Tak berbeda dengan Ragini, hanya saja, Ragini mengenakan saari.

"Kau jadi melamar di kantor desain majalah itu?" Tanya Ragini memakai sepatu.

"iya.. Aku sudah mendaftar online saat kita masih di Mumbai.. Dan hari ini wawancaranya.." Jelas Swara senang. "Ragini, kau mau melamar pusat perbelanjaan Delhi kan? Semoga diterima ya.. Em, aku berangkat dulu ya.. Bye" Ujar Swara pergi. Ragini hanya membenarkan sepatunya dan menutup pintu, lalu ikut pergi untuk melamar kerja.

Dikantor pendesain majalah.

Swara berjalan dengan senyum ramah, mendekati salah satu admin, dan menanyakan ruang bos kantor tersebut, lalu ia kembali berjalan menuju ruang yang diarahkan admin itu.

Tok tok tok...

"Masuk..." Ucap seorang pria. Masuklah Swara. Dilihatnya, pria itu sedang membaca berkas sambil membelakanginya, dan tak lama pria itu memutar kursi yang ia gunakan, wajah Swara pun terkejut dan mulai memerah, tangannya dingin, jantungnya cukup berdetak kencang. Ada apa dengan Swara?

#bersambung

#Pertanyaan
Apakah Ragini dan Swara diterima di tempat mereka melamar kerja? Dan... Siapa pemimpin perusahaan yang dilamar Swara ? Apa itu Saanskar? Mengapa Swara hingga seperti itu..

Penasaran..

Maaf ya bru post, hari ini fullday nih.. Dan maaf klo mulai gk seru, atau gak asik lagi, atau malah gaje.. Thanks ya yang sudah setia membaca, dan menunggu kelanjutannya...

Mau
Next or Stop?


i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang