Chapter 28

1K 39 2
                                    

Saanskar mulai memcicipinya, sedang Swara mengamatinya cermat. Disaat Saanskar memasukan sesendok sup itu ke mulutnya, Swara yang mengamatinya semakin jeli. Swara agaknya terkejut kala wajah Saanskar berubah drasti, dari tersenyum jadi masam.

"Aa.. Ada apa, Saanskar?" Tanya Swara gugup takut jika jawabannya mengecewakam Swara.

Saanskar menaruh sendok berisi sup itu ke mangkoknya. Dan diam sesaat, wajah Swara menjadi entah bagaimana. Ia menshan kekhawatirannya, dan rela tidak bertanya, daripada jawabannya sadis.

"Kau ini belajar masak dari siapa?" Tanya Saanskar bersandar ke sandaran kursi. Swara hanya merunduk.

"A.a.aku.... Dari, dari ibu Ishita. Ke, kenapa..? Tidak enak?" Swara menunjukan wajah, dan mendapati Saanskar membuang muka. "Hey.."

"Tidak." Satu jawaban, menyakitkan, dan begitu jelas, sehingga membungkam mulut Swara. "Tidak... Tidak mungkin aku bisa berbohong, dan mengatakan ini tidak enak.. Tentu ini enak!" Swara yang awalnya bersedih langsung ceria.

"Kau? Kau... Ah.... Hshahs, aku tahu itu ..!" Sombongnya, membuat Saanskar geram mencubit pipi Swara.

"Oh ya? Lalu kenapa tadi kau bersedih, ha?"

"Aktong!" Singkat Swara membual.

"Dasar ratu drama!!!" Mereka pun saling melempar tawa. Sedang Laksh melihat itu dari kamarnya merasa tertampar.

"Mengapa Swara? Mengapa kau seakan memberi aku harapan palsu!" Sedihnya. "mengapa saat hujan itu aku harus menolongmu? Mengapa aku harus menyampar vas bunga, dan mengapa tanganku terluka dan harus kau obati... Mengapa kau harus menyuapiku karna itu?!! Mengapa aku harus menyimpan cinta untukmu?! Yg jls tidak terbalas!" Sedihnya menahan perih, melihat kisah cintanya kandas. Ia mulai mundur, sembari menutup matanya, masuk ke kamarnya.

****

Sementara Ragini di rumah bibinya berayun di taman, menstap bulan ysng remang remang, ia mengkhawatirkan nasib Swara dan Saanskar. Nsmun, entah mengapa ada rasa khawatir juga untuk Laksh. Ia khawatir jika Laksh melakukan aksi gilanya kembali, bahkan lebih gila dari ini.

Ditengah ia meratapi si bulan yg seakan malas memancarksn cahyanya. Handphonenya berdering, diraihnya handphone yang ada disaku celana piyamanya. "Calling of Laksh" Telfon dari Laksh seakan membuyarkan lamunannya, tumben sekali so rusuh ini.

"Apa?" Ketusnya menjawab telfon.

"Mengapa Swara bisa tahu ttg Kavita?" Tanya Laksh sedikit menekan.

"Mana ku tahu, ya pasti dari suaminya." Tegasnya. "Sudahlah Laksh, dunis itu bulat, besar, luas... Tidak seperti kepalamu kecil!" Serunya membuat Laksh meraba kepalanya.

"Aku sedang kesal, tidak usah menambah kekesalanku!" Kesalnya, Ragini hanya tertawa.

"Hey... Kalau kau tahu aku ini tukang buat kesal, mengapa menelfonku?! kau rindu aku? Baru sekitar 9 jam kita tidak bertemu saja sudah rindu...!" Oceh dibiarkan Laksh.

"Terserah kau mau bilang apa, yg jelas! Kau harus membantuku ." Ragini menaikan sebelah alis.

"Memisahkan SwaSan?" Tebaknya, "Tidak mungkin. Aku lebih baik diam memakan coklat daripada membantumu!"

"Ragini, ingat! Cinta Saanskar itu..." Ucapan Laksh terpotong oleh sentakan Ragini.

"Cintanya itu tulus Laksh!! Terserah kau mau bilang apa, tp dengsr aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan hubungan mereka titik." Ragini menutup telfon.

"Hekh.. Liat saja nanti Ragini, kau akan tahu yang sebenarnya!"

Hari2 berlalu, keluarga sudah mulai akur, ritual penyambutan sudah selesai, Saanskar tetap menjenguk Kavita, walau tanpa ditemani Swara sang istri karna, Swara memiliki setumpuk kegiatan di rumah. Ishita juga telah kembali ke Mumbai, Ragini tetap tinggal di rumah Simmi, dan rumah sewa SwaraGini, sebelum Swara menikah sudah ditempati org lain. Namun, Ragini jg tetap bekerja di mall Madhu.

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang