Chapter 20

1.1K 42 1
                                    

Ragini dengan wajah sedikit lesu, memasuki rumah yang terbilang sedang itu, dan terduduk di sofa, ia masih memikirkan hal tadi, dan yang ia tak habis pikir. Ia mau saja perrcaya Laksh yang selalu membuat onar. Swara yang melihat sahabatnya lesu pun mendekatinya.

"Apa yang dilakukan Saanskar tadi?" Ragini terkejut dan menoleh ke Swara lalu membuang pandangan sembari tersenyum.

"Kau tak usah cemburu... Aku tdk mungkin menggoda atau digoda Saanskar." Jawabnya lesu. Swara pun sedikit tertawa.

"Hahaha... Kau ini, aku tahu itu... Dia tak akan macam2 padamu, tapi yang ku maksud adalah... Apa yg dia lakukan sampai membuatmu lesu...?" Ragini menatap Swara.

"Hey... Dia tdk melakukan apa2, aku begini karna aku ngantuk.. Sudah akh aku mau tidur.." Ucapnya berdiri, ia berusaha membual. "Maaf Swara, bukan maksudku menipumu.. Aku hanya ingin mengetes Saanskar, apa dia bnr mencintaimu atau tidak, jika iya.. Ia harus dapat menyatakan semua yang terjadi padamu langsung!" batin Ragini melanjutkan perjalanannya ke kamar, sementara Swara masih terduduk di sofa seakan bingung mencari sesuatu.

"Mana Sneknya...? Tadi kau bilang mau beli snek?" Ragini baru ingat dengan alasannya saat ia mau pergi tadi. Ragini menoleh, sambil terkekeh.

"Mahal..." Ucapnya membuat Swara menghela nafas beratnya,sabar.

****

Pagi harinya, Swara sudah siap di ruang tamu dengan 2 koper dan 1 tas yang terletak di dekat pintu, disusul Ragini yang juga sudah siap, ia terduduk di sofa panjang yang ada di sofa itu.

Jam sudah menunjukan 8.30, sesuai janji Saanskar yang akan menjempuf dan mengantar Swaragini sampai stasiun benar. Ia datang dengan mobil jazznya yang ia parkirkan didepan rumah Swara, dan segera keluar untuk menjemput sang bidadari.

"Hai, selamat pagi... Bagaimana ? Sudah siap?" Tanya Saanskar disambut senyuman manis Swara. "Kebetulan tadi pagi aku bikin kopi, rasanya pahit... Ternyata gulanya disini.." Ucap Saanskar memuji sekaligus menggoda Swara sembari mencubit pipinya. Ragini yang melihat itu begitu bahagia.

"Kau tau.. Aku rasa pagi ini sangat buruk.. Dimana mentari sepertinya sulit tersenyum untukku.. Oh ternyata... Senyumnya kau bawa..!!!" Balas goda Swara membuat Saanskar mendekatkan pada wajah Swara, tampak wajah Swara seperti memerah.

"Kau jangan terlalu romantis, yang dibelakangmu itu akan iri..." Candanya, Swara pun menoleh kebelakang dan menatapnya, yang tidak lain adalah Ragini yang sedang tersenyum.

"Ragini... Kenapa?Kenapa tersenyum? Kau ingat Laksh ya.. ?" Goda Swara membuat pandangan Ragini buyar. Seketika Saanskar dan Swara saling melempar tawa untuk Ragini, Ragini yang malas mengomentarinya hanya mengelus dada, sabar menghadapi mereka yang seakan selalu membully Ragini.

"Ayo berangkat... Kita bisa tertinggal kereta.." Ujar Ragini berlalu membawa kopernya, sedang Swara dan Saanskar menggeleng melihat respon Ragini.

Setelah selesai menaruh koper ke mobil milik Saanskar dan mengunci rumah. Swara, Ragini dan Saanskar pun masuk ke mobil, dan mulai berjalan. Dimana Swara duduk didepan disebelah kursi supir yang diduduki Saanskar, dan Ragini dibelakang.

Saat sedang menyetir, tiba2 seekor kucing ditengah jalan, Saanskar yang terkejut, refleks mengerem mobil. Dan yang terjadi adalah ketidakseimbangan Swara dan membuatnya terjatuh kesamping, dan tepatnya ke badan Saanskar. Swara mendongak menatap pemilik tubuh yang ia tubruk, begitu si pemilik tubuh, Saanskar. Sementara Ragini tetap seimbang ditmpat, sembari menatap dua insan didepannya yang lagi2 menebar kemesraan.

"Emh, maaf Saanskar ." Ucap Swara mengalih dari badan Saanskar yang ia tubruk. "Tapi ya untuk apa aku minta maaf.. Ini kan salahmu!!!" Lanjutnya berbeda paras, sembari mencubit lengan Saanskar, dan membuat Saanskar kesakitan.

"Maaf.. Maaf... Ampun Swara... Aku tidak fokus tadi .." Ujarnya meringis mencoba membuat Swara memahaminya.

"Tidak fokus? knp? Hey.. Kalau begini, kau bisa menyelakai kucing td!!! Malah juga kami. Kau ini bagaimana? Menyupir saja tidak becus... Kalau terjadi apa2 padaku dan Ragini apa kau mau tanggung jawab..? Ha? Deng...." Belum juga selesai bicara, Saanskar dengan cepat melesatkan sebuah kecupan manis ke pipi kiri Swara, sontak itu membuat Swara terdiam. Ditambah pada saat itu, channel radio yang mereka putar sedang memutar lagu cukup romantis yang pernah menjadi OST film yang diperankan dua aktor Legendaris, Shah Rukh Khan dan Kajol. Ya.. Lagu itu adalah Gerua.

"Nah.. Itu hukuman karna sudah cerewet denganku, pergi kembali ke tempatmu atau..." Sebelum Saanskar melanjutkan ucapannya, segera Swara kembali ke posisi semula. Dan Saanskar, kembali menyetir mobil.

Sampailah mereka ke stasiun. Sementara Ragini memberi tiket pada penjaga kereta, Swara dan Saanskar menata barang dikereta.

"Swara, dengar.. Kalau sudah sampai ke Mumbai hubungi aku.."  Swara mengangguk paham. Tak lama Ragini masuk.

"Bercintanya lain hari saja ya..." Saanskar hanya menghela nafas. "Sudah sana!! Kereta akan berangkat!"

"Baiklah aku pergi... Hati2 ya.. Ragini!! Jaga Swara, awas kau!" Ancamnya yang tak digubris Ragini

Usai beberapa menit Saanskar keluar, kereta pun jalan, terlihat dari jendela, Swara melambaikan tangan untuk Saanskar, beserta senyum indahnya, Saanskar pun membalas dengan hal yang sama.

Malam tiba, entah mengapa hari terasa amat begitu lama. Tapi berbeda kala Saanskar bersama Swara, entah mengapa ia begitu merindukan Swara daripada adiknya, Laksh yang juga pergi, bahkan malah ke Luar Negri untuk meeting. Ditempat tidur berukuran besar, Saanskar menyandarkan tubuhnya pada papan sandar kasur itu, sembari menatap foto Swara di ponselnya. Disisi lain Swara juga sedang menatap foto Saanskar melalui ponselnya, dan karna itulah ia tak sadar jika ia sudah ada dialam mimpi.

Mumbai- 22.00

Swara dan Ragini turun dari kereta, dan langsung mencari bajaj, atau angkutan umum yang ada. Dan segera menuju rumah Ishita, yang tidak lain adalah panti.

"Anak-anak.. Besok acara Diwali.. Kita sudah menghias rumah ini, nah.. Sekarang kalian tidur untuk esok ya.." Pinta Ishita lembut.

"Baik bu..." Seru anak2 berhamburan ke kamar mereka masing2. Sementara Ishita akan mengunci pintu gerbang panti.

Saat setelah dikunci, Ishita berbalik dan berjalan menuju panti. Namun, terhalang akan suatu suara yang begitu ia kenali.

"Kenapa sudah dikunci bu? Kita kan belum masuk!" Ucap seorang gadis dengan rambut panjang terurai, dengan saari ala baju, dan tas koper yang ia tenteng, berdiri di depan gerbang bersama dengan temannya yang disebelah kanan.

"Swara...?" Ishita menoleh dan terkejut melihat Swaragini ada disana. "Swaragini???!!! Kalian? Ini sungguhkan? Aku tidak bermimpi kan?" Swara dan Ragini menggeleng sambil tertawa. Dengan cepat Ishita membuka kunci gerbang dan membiarkan dua putri tersayangnya masuk.

Belum sampai ke teras, Ibu IshIta sudah memeluk mereka erat terlebih dahulu. "Ibu rindu kalian sayang..."

"Kami juga bu...." Ucapnya tersenyum.

"Ayo masuk..." Ajak Ishita yg langsung terpenuhi.

#bersambung.

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang