Chapter 9

1K 44 0
                                    


Swara pun kembali bekerja. Sedang Laksh mulai menuju kantor kakak iparnya yakni, Mall Madhu Delhi.

Sampai disana, masuklah Laksh, dan segera menuju ke ruang Madhu. Ditengah jalan menuju ruangan Madhu, tidak sengaja Laksh menabrak Ragini yang sedang membawa minuman botol, yang akhirnya tumpah. Bukannya meminta maaf, Lsksh malah memarahi Ragini.

"Kau punya mata tidak? klo jalan lihat2..." Seru Laksh, Ragini pun menjadi kesal, bukankah dia yang salah kenapa aku yang dimarahi?"  Begitu pikirnya.

'Maaf Tuan...Saya tidak sengaja..." Ujarnya mengalah, bukannya beranjak pergi, Laksh justru kembali memski Ragini.

"Kau pasti pekerja baru kan? Dasar tidak becus! Kau tau ini Mall yang besar di Delhi, dan disini punya banyak pelanggan.. Kau tau kenapa? Karna supermarket kita itu terkenal pelayanannya bagus... Dan kau? Baru pertama bekerja sudah buat masalah.. Sudah tidak memberi kenyamanan.. Bisa2, Mall ini akan ... Hah entahlah" Mendengar ini, serasa telinga Ragini hampir pecah, hatinya serasa tertusuk pedang yang baru diasah 2 detik yang lalu.

Tanpa mengenal siapa dia, Ragini pun mulai membalasnya. "Ada apa Tuan? Kenapa kau menyalahkan saya seperti itu? Seperti saya membumi hanguskan mall ini saja.. Saya kan sudah minta maaf, apa kau tidak dengar? Telingamu masih aktif kan? Tuan, saya akan jelaskan, sebenarnya yang salah siapa? Anda tuan.. Anda tidak melihat jalan dengan baik, saya sudah menyingkir namun tetap anda menabrak saya.. Ya inilah yang terjadi.. Harusnya sayalah yang marah, bukan anda!!!! Tolong ya Tuan saya tidak mau mencari masalah.. Namun coba mengerti apa yang terjadi, coba intropeksi!!!" Tegasnya penuh penekanan.

"Sadarkah kau, bicara dengan siapa kau? Aku adalah adik ipar Ny. Madhu, pemilik mall ini." Sombongnya.

"Lalu saya harus apa? Takut begitu? Takut kau melaporkan saya ke Ny. Madhu? Hah.. Jangan harap! Saya bukan tipikal seperti itu.. Saya tidak salah.. Jadi saya tidak takut, saya percaya pada kebenaran dan keadilan.. !!" Tegasnya membuat Laksh terdiam.

"Untung aku tidak punya pegawai semacam dia di kantorku.." Ucapnya mendengus membuat Ragini yang sempat berlalu dari sana menoleh.

"Untung juga.. Saya tidak bekerja dengan anda.." Balasnya yang lalu berlalu untuk mengambil kain pel, sedang Laksh masuk ke ruangan Madhu.

""

"Kakak..." Ucap Laksh terduduk di sofa, Madhu yang sedang menata meja pun menoleh ke Laksh yang berwajah kesal.

"Apa Payal (anak Madhu dan Yash) sudah dijemput..?" Tanya Laksh.

"Sudah, dia dijemput ayahnya.." Ujar Madhu.

"Apa kau sudah berbaika dgnya?" Madhu menggeleng, "Sabarlah kak.. Demi Payal" Ucap Laksh tersenyum. Madhu  hanya mengangguk paham. Madhu pun mengambil telfon genggam di dekatnya dan mulai menelpon seseorang.

"Minta Ragini keruanganku.." Ucapnya langsung menutup telfon. Tak berselang lama, sekitar 7 menit kemudian, datanglah Ragini.

POV RAGINI

"Ragini.. Kau dapat panggilan dari Ny. Madhu." Deg! Perasaanku mulai tidak enak, jangan2 pria songong itu benar2 melaporkanku ke Ny. Madhu, hahhh.. Dasar pria aneh! Dia yang salah.. Aku yang kena.

Walau aku merasa cuek, atau tidak takut dengan adanya itu semua.. But, you dont know about my Feeling.. Yang sebenarnya, dimana ada rasa kesal karna pria itu, dan takut dipecat.

Aku berjalan sambil berdoa di dalam hati, terus berjalan, dan hingga akhirnya aku berada tepat didepan pintu ruangan Ny. Madhu, ku ketuk pintu itu, dan kudengar Ny. Berparas cantik itu memintaku masuk.

Aku pun segera membuka pintu, dan melangkahkan kakiku masuk. Dan orang yang kulihat pertama kali adalah pria songong itu lagi!!! Oh Tuhan, ijinkan aku memasaknya hari ini...

Dia menatapku kaget, tatapannya sungguh, selayak dia menatap hantu saja. Ia lirik aku dari bawah ke atas. Seperti melihat seorang teroris.

"Kau?!" Tanya pria songong itu. Aku hanya menatapnya sambil membelakan mataku. Sedang Ny. Madhu hanya terheran sambil menatap kami berdua.

"Kalian sudah saling mengenal?" Tanyanya. Kami sepakat menjawab.

"Tidak" Lalu saling menatap.

"Kak, dia adalah pegawaimu yang kurang ajar kpdku..!" Dia mulai lagi.

"Baiklah, saya tau... Saya membentak Tuan ini tadi, saya begitu karna saya merasa dia bersalah tp dia tidak mau meminta maaf, dan malah memaki saya.. Dan saya sudah minta maaf, namun dia tetap menyalahkan saya.. Sekilas begitu masalahnya Nyonya, maafkan saya jika saya lancang, dan Tuan sekali lagi saya minta maaf.." Tuturku mendahuluinya bicara, kita lihat mau apalagi dia?

"Memang apa masalahnya?" Tanya Ny. Madhu. Tak lama, dengan sigap pria itu menjawab pertanyaan Ny. Madhu.

"Dia menumpahkan air botol mineral kak, dan dia tuduhkan ke aku. Maksudnya akulah penyebab itu semua.. Padahal tidak." Sontak aku menyahut.

"Jelas tuan inilah yg menyebabkan air botol mineral itu tumpah, dia berjalan dg seenaknya, saya sudah menyingkir, namun dia malah semakin seenaknya, ya sudaah" Jelasku yang lalu mendapat lirikan sinis dari tuan itu.

#bersambung

Thank yoi..
Jangan lupa komentnya....

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang