Ayolah Laks!!" Mohon Saanskar, yang hanya mendapat respon berupa tatapan sinis Laksh ke Ragini. Laksh pun menatap Ragini dalam, dari atas kebawah, dari bawah keatas sehingga membuat Ragini merasa risih, dan memulai protesnya.
"Kau tidak pernah melihat perempuan atau bagaimana?" Tanya tegas Ragini. Laksh hanya membuang muka.
"Aku hanya heran dengan wanita model seperti dia, knp harus ada?" Gerutunya yang terdengar Ragini. Ragini yang ada di puncak emosi pun kembali memarahi Laksh.
"Kenapa? Ada masalah dg saya? Apa? Kupikir kau yg bermasalah! Kau tidak suka aku disini? Baiklah aku akan pulang..." Ujar Ragini yang beranjak pergi dari tempat ia berdiri. Saanskar pun berlari menarik Ragini.
"Lupakan Laksh Ragini... Jadilah model majalah ini.. Ya?" Ragini tetap ingin pergi, sedang Laksh hanya terdiam berharap Ragini benar2 pergi.
"Tidak!!" Tegas Ragini meninggalkan mereka bertiga. Namun Saanskar kembali memohon. Hingga Laksh pun mulai bicara lagi.
"Kak! Apa didunia ini hanya ada 1 perempuan, yaitu Ragini? Tidak kan.. Kau bisa mengambil Swara, Neha, Anjali atau siapa... " Swara yang merasa disebut pun segera menggeleng tanda tak mau.
"Laksh, aku ini cukup profesional dalam memilih model. Sudahlah percayakan padaku..." Sombong Saanskar diikuti senyum dari Swara, dan tatapan kesal dari Ragini. Laksh pun hanya membuang muka.
"Terserah kau sajalah, tapi ingat. Klo hasilnya jelek, kau yang tanggung jawab." Laksh pun segera pergi, entah kemana, sedang Ragini tersenyum menatap Saanskar dan Swara, lalu kembali kesal atas sikap Laksh.
"Ragini, bersiaplah, kostum dan make up.. Aku pasrahkan pada Swara dan yang lain. Datanglah ke ruang foto setelah bersiap. Oke?" Jelas Saanskar diikuti senyum dari Swara dan Ragini.
30 menit kemudian, Ragini keluar dari ruang make up dan menuju ruang foto. Yaitu disebuah taman kecil yang cukup indah dan menarik.
Disana terdapat tanaman bugenvil dengan bunga warna warni yang tertata rapi dipinggir taman, lalu ada air mancur kecil di tengah taman, ditambang lampu2 di swkitar taman, adapula kursi taman yang cantik di taruh di depan, samping kanan kiri, dan belakang air mancur. Dan dengan anggunnya Ragini yang mengenakan gaun panjang dengan lengan sesiku, dan rambut yang diurai, berjalan menuju tempat duduk taman yang ada di depan air mancur, lalu duduk. Setelah di perintahkan duduk oleh Saanskar.
"Siap..., Emh, tunggu.. Ragini condongkan badanmu ke kanan, lalu arahkan kepalamu serong ke kiri, lalu matamu arahkan e kamera." Ragini pun segera melakukan apa yang diminta Saanskar."Yup.. Betul sekali, siap ya.." Saanskar pun segera memotretnya.
Tak hanya satu pose, Saanskar meminta Ragini dengan berbagai pose, tentunya dengan arahan Saanskar, sedang Swara hanya berdiam diri di belakang Saanskar. Saat sedang terdiam ia pun mendengar seruan Saanskar yang menyatakan. "Ragini, kau sungguh cantik sekali..." Ucapnya sambil menunjukkan hasil fotony ke Ragini.
POV SWARA
Oh Tuhan... Aku tidak tahan melihatnya, Saanskar serasa sangat menikmati harinya dengan Ragini, meski hanya tuntutan kerja. Hatiku serasa seperti teriris pisau melihat Saanskar dan Ragini akrab.
Saat aku sedang dilanda kesal, dan teramat kesal, aku kembali melihat adegan yang lebih menyakitiku. "Kau ini Saanskar, aku tidak bisa.. Nanti kalau aku masuk ke kekolam itu bagaimana.. Aku tidak bisa berenang..." Ucap Ragini kesal dengan perintah Saanskar yang memintanya berpose di duduk dipinggir kolam air mancur. Dan seakan bermain air mancur.
"Tidak Ragini... Kau tidak akan jatuh... Aku jamin, kalaupun kau jatuh.. Ya pling kau tenggelam..." Godanya yang langsung disambut cubitan dari Ragini di perutnya. Saanskar yang kesakitan pun hanya membalasnya dengan tawa. Uhhhh.. Aku semakin tak tahan..
"Maafkan aku Ragini, sungguh.." Ampun Saanskar, yang membuat Ragini terdiam. Bagus! Aku pun mengundurkan niatku yang ingin kabur dari lokasi ini. Tapi...
"Lakukan Ragini..." Ragini menggeleng, "Lakukan..." Ragini masih diam. "Ragini..." Tetap tak menghiraukan. "Ayolah sayangku.." Ragini menoleh kaget.
Sayangku..??? Oh Saanskar, bahkan saat kita sedang bersama, sebagai teman dekat, kau tidak memanggilku "sayang" Kesalku dalam hati. Tak tahan, aku pun segera pergi.
Entah, aku tak tau apa yang aku tujui, dan aku akan temui. Tiba2 saja aku medengar seseorang memanggilku. "Swara..." Jelaslah aku menoleh. Dan ternyata, dia adalah Tuan Lakshya Maheswari. Terduduk di sofa besar, yang biasa digunakan untuk duduk tamu. Dengan santainya, sembari membaca koran dan meminum secangkir kopi. Tuan Laksh memintaku duduk disampingnya.
Aku pun segera melakukan perintahnya. "Ada apa Tuan?"
"Seharusnya aku yang tanya ada apa... Tadi kan kau dilokasi, kenapa kesini..?" Tanyanya tenang.
"Tidak apa tuan.. Aku hanya ingin ke.. Ke..." Nah sekarang aku malah bingung mau alasan apa, untuk menutupi kenyataan aslinya. Tuan Laksh pun tersenyum.
"Kau cemburu ya dengan sikap Saanskar ke Ragini...?" Darimana dia tahu..? Pikirku sambil menatapnya tajam. "Pasti kau bingung, darimana aku tahu.. Ya jelas aku tahu.. Kan tamannya tidak terlalu jauh dari sini.. Ya jelas aku lihat.." Aku pun terdiam.
"Ayolah ceritakan.. Kau suka kan dengan Saanskar?" Aku hanya menatapnya serius, haduh... Apa orang ini punya kelebihan bs membaca pikiran orang? "Aku tidak bisa membaca pikiran orang Swara, aku hanya sekedar tahu dari caramu menatap Saanskar. Ayo ceritakan, anggap aku ini temanmu, bukan bosmu... Kan kita tidak dalam waktu kerja, atau serius.."
"Tidak Tuan, jikapun saya menyukai Saanskar, itu juga tidak penting... Saya dan Saanskar berbeda jauh... Dan mungkin tidak cocok.. Kurasa kita punya kepribadian yg jauh dari kata sama... Dan lagi, akh lupakan saja tuan, anggap ini tak penting.." Ujarku memcoba menjelaskan, aku tak mampu berucsp lagi, dan lebih memilih berdiri lalu berusaha menyingkir dari sini. Tapi, dengan sigap Tuan Laksh menarik tanganku, dan karna aku tak bisa menjaga keseimbanganku, aku pun terjatuh dalam peluknya. Dia menatapku, begitupun aku.
POV AUTHOR.
Saat Swara terjatuh dalam peluk Laksh, Saanskar secara tak sengaja pula, melintas ingin menemui mereka dalam rangka ingin memberi tahu hasil pemotretan. Namun, perjalanannya terhenti tatkala ia melihat hal ini. Ia merasa seperti tersayat, perasaannya sedikit tidak enak. Cemburu kah?
Saanskar hanya terdiam sesaat, wajah sumringahnya seketika berubah drastis jadi amat masam. Ia pun melanjutkan perjalanannya menuju Laksh dengan berat hati.
"He erm..." Seraknya mengejutkan Laksh dan Swara, Swara pun segera memosisikan duduknya dan menatap Saanskar. Dan Laksh pun begitu.
"Maaf Swara..." Ucap Laksh yang hanya berbalas senyum samar dari Swara.
"Lihatlah.. ! Baguskan Laksh.. Si cantik ini.." Belum selesai bicara, Swara sudah berdiri duluan, pamit pergi.
"Tuan Laksh, saya ada urusan dengan Neha.. Saya permisi... Aku pergi Saanskar.." Ucapnya berlalu, yang rupanya mendapat tatapan aneh dari Saanskar.
#Bersambung
Oh ya, maaf ya klo critanya mulai aneh, gk asik, atau apalah mnurt kalian.. Maaf bgt.., klian bs koreksi lewat komen kok..
Dan terimakasih byk utk waktunya yg disenggangkan untuk membaca cb ini... Thank you..
KAMU SEDANG MEMBACA
i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]
FanfictionKisah tentang keikhlasan dan cinta yang tulus yang diberikan Swara kepada Saanskar yang secara TAK SENGAJA seolah mengkhianati cinta Swara. 📕 Happy Reading 📖 ❗️❕❗️ Maaf teman-teman karena akan di rombak dan di buat versi baru, maka chapter...