Second Kiss with...

5.1K 247 7
                                    

"Sesakit ini kah berharap lebih ke orang yang kita suka?"

Hari ini, setelah pulang sekolah, Lena segera pergi ke rumah Lano sambil membawakan beberapa buah-buahan segar.Saat sudah berada di depan rumah Lano, dia langsung di bukakan pintu oleh ART Lano yang ada disana, sebagai basa-basi Lena bertanya beberapa pertanyaan.

"Ada siapa di kamarnya Lano mbak?" tanya Lena kepada ART yang diketahuinya bernaman mbak Rike, sedikit tentang mbak Rike, dia belum menikah dan sudah bekerja sebagai ART di rumah Lano sekitar 5 tahun.

"Ada temennya non, tapi temennya itu belum pernah mbak lihat kesini, mungkin karena dia cewek jadi gak pernah di ajak sama den Lano kesini" jawab Mba Rike lancar, sedangkan Lena yang mendengar itu menjadi terkejut, saat ini juga benaknya langsung bertanya-tanya "siapa? siapa? siapa?".

Setelah selesai dengan basa-basinya, Lena langsung naik dan menuju kamar Lano.Saat Lena ingin membuka pintunya, terdengar suara orang ang sedang memohon-mohon dari dalam sana, dan sialnya dari suaranya saja, Lena sudah mengingat wajah orang tersebut, siapa lagi kalau bukan orang yang dilihatnya di taman belakang dan rooftop beberapa hari yang lalu.Dan sekarang Lena berusaha untuk mendengarkan percakapan mereka.

"Lan.. please, maafin gue.." ucap perempuan itu lirih

"Gue mohon, sekali kesempatan lagi"

"Gak bakal gue ngulangin kesalahan gue yang sebelumnya.."

"Gue mau kita kayak dulu lagi Lan, gue kangen lo yang dulu.." ucap perempuan itu penuh pengharapan, selang beberapa lama tidak ada suara lagi dari dalam, dan akhirnya Lano berbicara

"Perg--" ucapan Lano tiba-tiba terpotong karena....Cupp.. suara itu...saat Lena baru ingin melihat tiba-tiba saat itu juga air matanya jatuh terus menerus, tak tahu mengapa, ini sangat sakit dan mengecewakan.

Sakit, persaan yang belum pernah Lena rasakan, namun mengapa dia harus mendapatkan rasa sakit itu karena Lano?.

Kecewa, perasaan paling bodoh yang pernah Lena rasakan, disaat dia sudah membiarkan hatinya untuk memilih siapa yang pantas, namun orang pilihan hati Lena ternyata salah, dia hanya bisa mengecewakan..bahkan sangat mengecewakan.

Lena sukses mendapat kedua perasaan ini sekaligus karena melihat Lano yang dicium oleh perempuan itu atau mungkin Lano yang mencium perempuan itu, entahlah ini sangat mengecewakan.

Saat itu juga, tanpa menunggu aba-aba, Lena langsung turun dan membiarkan buah-buah yang tadi dia bawa tergeletak di depan pintu kamar Lano, saat sudah di bawah, mbak Rike sempat bertanya mengapa Lena menangis, namun Lena tidak menjawab dan langsung keluar mencari taksi, untungnya tak perlu lama menunggu sebuah taksi lewat di depan rumah Lano, dengan segera Lena masuk dan menyuruh taksi tersebut menuju rumahnya.

Di dalam taksi Lena tak henti-hentinya menangis, mengingat apa yang dia lihat tadi sangat menyesakkan hati.

Sesampainya di rumah, Lena langsung masuk dan mengabaikan orang tuanya yang ada di ruang keluarga, dia langsung masuk ke kamarnya dan mengurung diri disana.

Menangis tanpa henti, hanya itu yang Lena lakukan sekarang, ini terlalu sakit untuk dia rasakan, terlalu mengecewakan untuk sebuah pengharapan, dan terlalu cepat untuk sebuah kekecewaan dan penghianatan.

Salahkah bila Lena mengharapkan Lano?, salahakah bila Lena jatuh hati pada Lano?, salahkah Lena merasakan cemburu bahkan merasa terhianati oleh Lano? Salahkah apabila Lena merasakan itu semua?.

Lena tahu, dia bukanlah pacar Lano, bahkan Lena pikir dia hanyalah teman Lano yang ke gr an akan sikap Lano yang baik dan manis kepadanya.Namun sebodoh itukah Lena sampai tidak menyadari bahwa Lano tidak memiliki rasa kepadanya dan hanya bermain-main dengan persaan Lena?.

Lena pikir bahkan Lena rasakan Lano memiliki perasaan dengannya selama ini, namun apakah yang dilihatnya tadi itu membuatnya meragukan bahwa Lano memiliki rasa lebih untuknya.

"Apa gue bodoh banget?" tanya Lena pada dirinya sendiri

"Gue terlalu berharap sama lo Lan.." ucapnya masih sambil menangis

"Sesakit ini kah berharap lebih ke orang yang kita suka?"

"Gue udah terlalu terbuai sama segala perilaku manis lo selama ini ke gue.."

"And.. congrats, sekarang seorang Alano Sanjika Pradipta berhasil ngebuat gue ngersain gimana manisnya jatuh cinta dan pahitnya kehilangan cinta itu.." ucap Lena lagi sambil tertawa renyah dan tersenyum sinis, jujur saja sekarang Lena seperti orang gila, menangis sangat lama, mata bengkak, dan tiba-tiba tertawa sendiri.

Sedangkan disisi lain, orang tua Lena berusaha untuk mengecek kondisi Lena, mereka khawatir karena sedari tadi mereka mendengar tangisan dari Lena namun beberapa saat kemudian ada suara tawa yang dipaksakan dari dalam kamar Lena.

"Lena..buka pintu nya ya sayang..." bujuk mama Lena

"Iya nak..kalau ada masalah cerita sama papa dan mama" sambung papa Lena

Namun sia-sia tidak ada jawaban dari Lena, sekarang dari yang didengar oleh orang tua Lena, sepertinya Lena meluapkan perasaannya melalui sebuah lagu dan dapat didengar juga, Lena ikut menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan di setiap liriknya, yang tanpa kita lihat wajahnya saat menyanyikan lagu itu namun dapat kita rasakan sendiri hanya dari suaranya.

No Promises- Shawn Mendes

Staring out my hotel window
Too much on my mind
Maybe we should keep it simple
We don't have to decide

Oh no we don't need to overcomplicate it
Cause I've been here once before don't even say it

Baby please no promises
Cause we won't keep our promises
And I know the consequences
So baby please, baby please no promises

I've never been a fan of heartbreak
So tell me what you want
Take my hands across your body
We don't have to hold on

Oh no we don't need to overcomplicate it
Cause I've been here once before don't even say it

Baby please no promises
Cause we won't keep our promises
And I know the consequences
So baby please, baby please no promises

Cause I've been living only for this moment
And I don't want to let it slip away
I've been living only for this moment
And I don't know how much that I can take, yeah

Baby please no promises
Cause we won't keep our promises
And I know the consequences
So baby please, baby please no promises
Yeah baby please no promises, yeah
Oh baby please no promises
Baby please
Baby please no promises

Lena yang setelah menyayikan lagu itu merasakan dan menyadari bahawa jangan pernah terlalu mempercayai janji-janji indah yang seseorang berikan untuk kita yang sebenarnya pada akhirnya hanya ingin mematahkan janji itu dan memberikan rasa kecewa, berusahalah mencari pembuktian melalui gerakan nyata dan bukan hanya omongan kosong seperti yang Lano lakukan padanya.

Dan hari ini terlalu banyak rasa sakit yang Lena rasakan, terlalu banyak air mata yang jatuh untuk menggambarkan rasa sakit itu, dan Lena merasa dirinya harus menghentikan semua ini, karena dia tidak ingin dirinya menjadi gila karena janji palsu yang diberikan Lano.




A.N
Huaaa.. akhirnya part 20, ga nyangka aku bakal bisa nulis cerita lebay ini sampe part 20:v
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT🖤
Kalau kalian suka sama cerita lebay dan alay ini kalian bisa bantu share ke teman2 kalian yap..

Changes (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang