Danau

4.3K 221 3
                                    

Saat pulang sekolahpun tiba, Lena dengnan segera merapikan bukunya karena sangat lelah dan segera ingin tidur di pulau kapuknya.

Namun belum sempat rencana itu terlaksana, ada tangan yang mencegahnya untuk keluar kelas.

"Lo pulang bareng siapa?" Tanya orang itu, yang tak lain adalah Lano. Moment seperti ini adalah moment yang sangat Lena rindukan. Dan entah mengapa, perasaan aneh itu langsung muncul saat Lena dekat dengan Lano.

"Naik bis" jawab Lena dengan usaha setengah mati menahan perasaan gugupnya.

"Sama gue aja yuk?" Ajak Lano. Dan saat itu juga, seperti ada beribu-ribu kupu-kupu yang terbang di dalam tubuh Lena. Ini adalah hal yang sangat Lena rindukan setelah semua yang sudah terjadi belakangan ini.

"Bo.. boleh" jawab Lena malu-malu

"Eh, tapi Angel?" Lanjut Lena beberapa saat kemudian, karena jujur dia trauma di bully oleh Angel.

"Gue mohon, jangan ngebahas Angel di moment-moment kayak gini" ucap Lano

"Hmm.. oke" jawab Lena dengan sedikit ragu.

Dengan berasamaan, mereka menuju ke parkiran. Banyak warga sekolah yang melihat mereka dengan tatapan heran, takjub, atau senang?. Bagaimana tidak, ini adalah hal yang sudah sangat lama tidak mereka lihat. Banyak juga yang berbisik-bisik seperti ini,

"Eh itu Lano kok sama Lena lagi?"

"Angel di kemanain tuh?"

"Lena bego banget ya, udah di tinggalin mau aja balikan lagi"

"Yah dasar murahan" ucap beberapa cabe-cabean HSG.

Lena yang mendengar itu hanya bisa mengehela nafas, mungkin memang benar dia bodoh karena mau kembali bersama dengan Lano tanpa mengetahui alasan Lano meninggalkannya.

Saat sudah berada di dalam mobil, keadaan menghening. Tidak ada satupun dari mereka yang memulai percakapan. Sampai beberapa saat, Lena menyadari kalau ini bukanlah jalan menuju kerumahnya.

Seolah tahu Lena sedang kebingungan, Lano langsung berkata,

"Kita ke danau yang dulu itu ya" ucap Lano dan dibalas anggukan oleh Lena.

Memori saat mereka berlari-lari disekitaran danau itu kembali memasuki pikiran Lena. Saat itu belum ada masalah dalam hubungan mereka. Dan saat itu, Lena belum menyadari perasaannya ini. Perasaan yang membuatnya gelisah apabila Lano pergi darinya.

Setelah mengahbiskan waktu sekitar dua puluh menit, mereka telah tiba di danau tersebut, semak belukar menghalangi jalan menuju danau tersebut. Dengan sekuat tenaga, Lano menyingkirkan semak belukar tersebut, ada juga yang Lano injak karena tak bisa dia cabut.

Akhirnya, setelah melewati semak belukar yang sangat lebat itu, mereka bisa melihat danau yang memberikan pemandangan begitu indah dan juga memori di masa lalu.

"Huh.. capek banget gila" ucap Lano sambil mendudukan dirinya di kursi dekat dengan danau tersebut.

"Semaknya makin lebat aja, emang lo gak pernah kesini lagi?" Tanya Lena yang sekarang sudah duduk di sebelah Lano.

"Terakhir gue kesini ya pas sama lo, habis itu gue jarang kesini lagi. Dan setelah sekian lama, gue kesini lagi bareng orang yang sama yaitu lo" ucap Lano sambil berusaha menggombali Lena, meski dia tidak tahu berhasil atau tidak.

Bila biasanya Lena tidak akan baper akan perkataan seperti itu, namun sekarang entah mengapa dia merasa sangat di spesialkan oleh Lano.

"Serah deh" jawab Lena setenang mungkin.

Beberapa saat keadaan menjadi hening, sampai akhirnya Lano bersuara lagi,

"Len.." ucap Lano sambil menatap Lena yang sedang menikmati danau yang sangat indah itu

"Hmm..?" Jawab Lena tanpa mengalihkan perhatiannya dari pemandangan danau tersebut

"Kalau ngomong, liat mata gue dong.." keluh Lano

"Iya-iya, kenapa sih?" Ucap Lena sambil menatap Lano. Tatapan mata yang sudah lama tidak Lena tatap dari jarak sedekat ini.

"Apa kabar sama perasaan lo Len?" Pertanyaan itu akhirnya Lano keluarkan, setelah beberapa kali mencoba menahannya

"Ma.. maksud lo?" Tanya Lena pura-pura tak mengerti

"Apa lo udah berhasil jatuh cinta? Apa lo udah percaya sama cinta? Setelah semua yang udah terjadi diantara kita ini?" Jelas Lano tentang pertanyaannya tadi.

"Gue.. hmm.. lo udah behasil ngebuat gue jatuh cinta Lan.." jawab Lena dengan sedikit gugup. Jujur saja, dia masih merasa malu untuk mengakui perasaannya ini. Namun, karena dia tidak ingin Lano mengiranya hanya memberi harapan tanpa memiliki perasaan kepada Lano, jadi akhirnya Lena mengabaikan rasa malunya itu.

Sementara Lano yang diberi jawaban seperti itu langsung tersenyum penuh arti. Bolehkan Lano berbangga karena telah berhasil membuat seorang Alena Serena Aryana jatuh cinta?.

"Apa lo percaya sama perasaan lo itu?" Tanya Lano lagi

"Gue percaya Lan, saat lo pergi tiba-tiba.. itu sakit banget Lan. Gue sekarang jadi tahu, gimana gak enaknya orang patah hati" jawab Lena jujur

"Maafin gue soal ninggalin lo. Tapi gue bakalan ngasih lo kejutan dua minggu lagi Len. Lo bakal ngerti kenapa gue ninggalin lo. Dan gue yakin, lo gak bakal pernah nangis lagi setelah itu" ucap Lano mantap.

Lena yang mendengar itu langsung bertanya-tanya dalam hati, "apa yang akan terjadi dua minggu lagi?".Apakah Lena harus mencari tahu terlebih dahulu. Tapi, Lena rasa tidak. Lena ingin menikmati saja tanpa berusaha mencari tahu terlebih dahulu.

"Apa gue boleh meluk lo?" Tanya Lano, jujur saja, Lano sangat nyaman apabila ada di pelukan Lena.

Dengan malu-malu Lena menganggukkan kepalanya, Lano yang mendapat jawaban itu langsung tersenyum lebar. Dan langsung memuluk Lena dengan erat, semakin dalam pelukan itu menjadi semakin nyaman.

"Boleh lepas gak?" Tanya Lena karena dia merasa sesak diepeluk Lano seerat ini.

"Eh, lo sesak ya? Sorry.. gue meluknya kekencangan ya?" Jawab Lano sambilt melepas pelukannya.

"Iya gak apa-apa" jawab Lena sambil memberikan senyumnya.

"Aduh Tuhan, itu senyum kenapa adem banget yak? Boleh ya senyumnya buat Lano aja?", ucap Lano dalam hati saat mendapat senyum indah itu dari Lena.

"Kenapa senyum-senyum lo? Kesambet?" Tanya Lena yang keheranan karen tiba-tiba saja Lano senyum-senyum tak jelas.

"Eh.. enggak kok" jawab Lano cepat dan langsung menbuat ekspresi wajahnya sebiasa mungkin.

"Lan, pulang yuk udah mau sore" ucap Lena

"Ayuk lah.. gue juga takut, ntar gue dimarahin bokap lo lagi gara-gara jalan sama anaknya sampe malem. Mana gak minta izin lagi" jawab Lano sambil membayangkan bagaiman nanti dia berhadapan apabil papa Lena memang benar-benar marah.

"Papa gue gak sekejam itu juga kali. Itu muka ekspresinya biasain aja dong" ucap Lena lalu langsung tertawa karena melihat ekspresi muka Lano yang ketakutan sendiri.

"Males ah sama lo" ucap Lano seolah ngambek, dan langsung meninggalkan Lena yang masih duduk di bangku tersebut.

Lena yang mendapat perlakuan seperti itu dari Lano malah tertawa semakin keras

"Lan tuggu gue napa!" Ucap Lena sambil berlari mengejar Lano yang sudah jauh meninggalkannya.



A.N
Halo halo halo... akhirnya update :).
Untuk minggu depan kyknya aku gak bakal update, maaf banget soalnya aku ada UAS dan itu sangat menyusahkan:').
Jadi, buat next part bakal ada drama nih.. ditunggu yaa..
Jangan lupa vote dan comment part ini dan yang lainnya yaa❤️

Changes (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang