Taman Belakang

4.4K 217 1
                                    

Jujur saja, sekarang Lena merasa sangat canggung dengan Lano setelah apa yang telah terjadi diantara mereka berdua. Setelah beberapa lama saling diam dengan posisi saling membelakangi akhirnya Lano memutuskan untuk berbalik dan menarik Lena agar menatap Lano.

"Maaf" ucap Lano dengan penuh keyakinan, singkat memang tapi satu kata itu berhasil membuat Lena mengangkat kepalanya yang awalnya tertunduk sekarang menatap Lano dengan jelas.

Tak lama, Lena tersenyum bukan senyum bahagia tapi tersenyum miris akan nasib atau bahkan takdirnya. Setelah semua yang terjadi Lano dengan mudahnya menariknya kembali dengan satu kata. Semudah itukah menjadi Lano? Ini tidak adil, Lena terlalu tertindas disini.

"Puas?" Jawaban Lena yang terdengar sangat penuh dengan emosi dan kebencian

"Gue mohon, maafin gue, gue bodoh Len" ucap Lano penuh penyesalan di wajahnya

"Harus gue peduli?" Jawab Lena. Bukan, bukan itu yang seharusnya keluar dari mulutnya. Ingin rasanya Lena memeluk Lano dengan senyum yang tulus namun, ego nya mengalahkan segalanya.

"Dengerin penjelasan gue" ucap Lano lagi sambil berusaha memegang tangan Lena, namun ditepis dengan kasar oleh Lena.

"Udah basi tau gak sih" jawab Lena penuh dusta, Lena sangat ingin mengetahui apa penjelasan atas semua yang dilakukan Lano kepadanya, tetapi ego lagi-lagi mengendalikannya.

"Gue mohon.." ucap Lano lirih, sejujurnya ingin sekali sekarang Lena memeluk Lano yang terlihat sangat lemah sekarang tapi apa daya semua hanyalah sebatas keinginan

"Apa pantes gue ngasih orang kayak lo kesempatan kedua? Setelah semua yang lo lakuin ke gue? Lo yang tiba-tiba ngejauhin gue, lo yang tiba-tiba ngecampakin gue, lo yang tiba-tiba balik sam.-- cih apa pantes gue nyebut nama perempuan yang paling spesial itu??" Ucap Lena yang sekarang sudah tidak tahan lagi menahan air matanya, ini terlalu sakit untuk sebuah patah hati yang konyol.

Setelah itu, Lano langsung memeluk Lena, pelukan yang sangat Lena rindukan, apakah dia bodoh untuk menerima orang yang menyakitinya begitu dalam, tanpa alasan logis, tanpa ada sebab yang logis, dan tanpa ada pesan perpisahan yang mungkin bisa menjadi penenang.

"Gue bodoh Len.. gue mohon tunggu gue.." ucap Lano saat masih memeluk Lena

"Apa setelah gue nunggu lo bakal balik lagi?" Tanya Lena yang sebenarnya tak yakin akan keputusannya nanti bila mau menunggu Lano

"Gue janji, gue bakal balik Len" jawab Lano penuh keyakinan dan sekarang menatap Lena dalam

"Tapi, jangan pernah kasih orang lain masuk ke hati lo. Cuma gue, cuma gue yang boleh ada disana.. lo harus janji Len" lanjut Lano lagi

"Untuk apa gue gak ngebolehin orang lain masuk? Kalau lo sendiri pergi dan ngebiarin orang lain masuk ke hati lo Lan?" Tanya Lena lirih dan bergetar menahan tangisnya

"Cuma lo yang ada di hati dan pikiran gue Len, gak ada orang selain lo" jawab Lano penuh keyakinan

"Tapi.. masa lalu lo yang balik dan apa itu alasan lo niggalin gue, dan itu yang lo bilang gak ada orang lain di hati lo selain gue?" Tanya Lena ingin menagis lagi, ini terlalu sakit untuk segalanya yang telah terjadi

"Gue bisa jelasin itu, semuanya ada penyebabnya Len. Gue harus ninggalin lo sementara untuk kebaikan lo juga.. beberapa minggu lagi, lo bakal tahu alasan dari semua ini Len, percaya sama gue" jawab Lano berusaha meyakinkan Lena

"Gue harap, semua yang lo bilang itu bukan sekedar janji" ucap Lena, yang artinya Lena mau melakukan apa yang Lano suruh. Apakah dia bodoh telah memberikan kesempatan kedua pada Lano yang meninggalkannya begitu saja? Lena rasa tidak. Lano telah berjanji untuk memberikan penjelasan dan Lena harap penjelasan itu tidak menyakitkan.

Changes (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang