"Daddy?" Sehun mendengar suara dari tempat tidur di sampingnya. Tangis Sehun segera berhenti dan dengan cepat dia beranjak ke sisi Luhan.
"Lulu, apakah itu kau?" Tanya Sehun dan Luhan menggelengkan kepalanya.
"Tidak, ini aku Luhan." Luhan memberitahunya.
"Bagaimana perasaanmu baby?" Sehun bertanya.
"Aku baik-baik saja, dadaku terasa sedikit sakit dan kakiku gatal. Tapi aku baik-baik saja" kata Luhan. Sehun mengangguk.
"Bagaimana kabar Lulu? Apakah dia masih di sana?" Sehun bertanya takut kecelakaan itu membuat Lulu menghilang.
"Dia baik-baik saja, hanya sedikit takut. Tapi, dia masih di sini. Sekarang semua sudah berbeda. Aku memiliki kendali lagi, tapi Lulu masih kuat. Kami saling menyeimbangkan satu sama lain sekarang, ini aneh. Aku tidak tahu bagaimana ini akan mempengaruhi yang lain, tapi ini berbeda." Luhan menjelaskan.
"Bisakah dia masih mendengarkan kita?" Tanya Sehun.
"Oh ya, itulah hal lain yang berubah. Dia sejenis terlindungi dari dunia. Kecelakaan membuatnya takut karena hal itu terjadi saat dia memegang kendali. Jadi, dia tidak bisa benar-benar mendengarmu atau aku. Dia hanya bisa berkomunikasi lewat pikiran." Lanjut Luhan. Sehun mengangguk mengerti apa kata Luhan, dan dia tahu ini berbeda.
"Kenapa kau menangis?" Tanya Luhan padanya.
"Jangan khawatir tentang itu Luhan. Ini tidak menyangkut dirimu."Kata Sehun.
"Ayolah, aku tidak bodoh. Aku terbangun saat dokter masuk, aku hanya memejamkan mata. Aku tahu aku sekarat." Ujarnya pada Sehun.
"Tidak! Kau tidak sekarat Luhan, aku tidak akan membiarkannya. Aku tidak bisa kehilanganmu." kata Sehun. Luhan hanya tersenyum padanya.
"Kau tidak benar-benar punya pilihan dalam hal ini. Aku tidak ingin mati, tapi aku tidak bisa menghentikannya. Jadi jangan menghabiskan hari-hari terakhir mencari cara untuk menyembuhkanku, bersenang-senanglah denganku. Please." kata Luhan. Sehun menangis dan mengangguk saat ia membelai tangan Luhan.
"Apa Lulu mengerti apa yang terjadi?"
"TIDAK! Dia tidak tahu. Dan aku tidak ingin dia tahu, itu akan menghancurkannya lebih banyak lagi. Dan meskipun dia menjengkelkan, dia merupakan bagian kecil kebahagiaan dari diriku. Aku tidak bisa merusaknya. Jadi perlakukan saja kami secara normal" kata Luhan. Sehun mengangguk dan memutuskan untuk melakukan hal itu.
"Ugh, salahku membiarkannya pergi." Sehun berkata frustrasi dengan dirinya sendiri.
"Bukan, itu adalah kesalahanku. Aku sangat mengganggunya untuk menghancurkan Wu Yi Fan, karena dia takut, dia berlari. Dia berlari ke jalan karenaku. Jangan menyalahkan diri sendiri. Plus, ini menjadi lebih baik. Jika aku tidak terkena kecelakaan ini, maka kita tidak akan pernah tahu tentang bakteri tersebut. Aku mungkin akan meninggal suatu hari dan kau pasti tidak tahu mengapa dan menghabiskan sisa hidupmu dengan menyalahkan diri sendiri. Sejauh yang aku tahu ini bukanlah sesuatu yang salah, itu semua kecelakaan dan kita harus hidup dengan berpikir seperti itu." Hal itu membuat kagum Sehun betapa bijaksananya bayinya.
Luhan selalu berusaha melawannya, atau membuat ucapan lancang. Satu-satunya saat mereka berbicara seperti orang normal adalah ketika berbicara tentang kecelakaan mereka. Luhan begitu pintar sehingga membuatnya takjub.
"Kau benar" kata Sehun. Kemudian, sebelum Luhan bisa mengatakan apa pun, dia berbaring dan tubuhnya lemas. Sehun panik sejenak sampai Luhan membuka matanya lagi. Sehun tahu apa yang telah terjadi.
"Hei, bagaimana perasaanmu?" Tanya Sehun.
"Menakutkan daddy, sangat menakutkan. Yang kulihat hanyalah kegelapan, dan aku tidak bisa melihatmu." Lulu memberitahunya.
"Jangan khawatir baby, kau di sini sekarang. Kau aman dengan daddy." Sehun berkata dan Lulu mengangguk.
"Daddy, dimana Wu Yi Fan? Apakah aku menyelamatkannya? "Tanya Lulu dan Sehun tersenyum.
"Ya, kau menyelamatkannya baby, Kau telah menyelamatkannya. Dia di rumah." Sehun berbohong.
"Oh, baiklah daddy, maafkan aku yang melepaskan tangamu, aku tidak bermaksud melakukannya. Aku hanya ingin menyelamatkan Wu Yi Fan. Aku tahu salah satu peraturanmu adalah selalu memegang tanganmu saat menyeberang jalan. Dan aku melanggarnya, jadi ketika sampai di rumah, aku akan menerima hukumanku seperti anak laki-laki yang baik." Kata Lulu. Sehun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada hukuman baby, cukup berjanji saja kau tidak akan pernah melakukannya lagi. Kau benar-benar membuat daddy takut." Kata Sehun. Lulu mengangguk.
"Aku janji, bisakah kau memberitahuku mengapa aku disini?" Tanya Lulu akhirnya memperhatikan sekelilingnya.
"Kau mematahkan kakimu." Jawab Sehun dan Lulu cemberut.
"Oh tidak, kakiku patah!"
"Jangan khawatir, itu akan segera sembuh." Kata Sehun. Lulu mengangguk dan tak lama kemudian dokterpun masuk. Luhan masih bisa mendengar sepenuhnya meskipun dia berada di dalam kepalanya sendiri, tapi ketika melihat dokter dia tahu sudah waktunya untuk mengambil alih dan mendorong Lulu kembali. Tapi, dia tidak ingin dokter khawatir saat ia lemas di tempat tidur. Jadi dia memaksa dirinya untuk tetap tegak saat dia mendorong dirinya keluar ke kepalanya. Lulu tidak begitu kecewa seperti yang dia duga, dimana itu membuat segalanya lebih mudah. Luhan berhasil berdiri, tapi kepalanya agak pusing.
Dokter itu pergi ke sisinya dan melakukan beberapa tes. Memeriksa sensitivitas dan gerakan anggota badan Luhan. Mengajukan pertanyaan sederhana untuk memastikan tidak ada kerusakan lebih lanjut, memeriksa vitalnya, dll.
"Well, aku tidak melihat kau perlu berada disini lebih lama lagi. Kau sepertinya melakukannya dengan baik Luhan. Aku akan mengurus surat keluarmu" kata Dr. Tuan.
Sehun tersenyum dan meremas tangan Luhan. Perawat itu dengan cepat melepaskan Luhan dari semua alat medis itu. Sehun mengisi dokumen, dan dengan segera dia membawa Luhan dengan sangat hati-hati keluar dari pintu lalu menaiki taksi.
.
.
.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/126727729-288-k672127.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[HUNHAN] Call Me Daddy ☑️
FanfictionStatus : [COMPLETED] Length : 30/30 RATE M! DONT LIKE DONT READ! BOYSXBOYS RANK 3 #KEPRIBADIANGANDA [12.05.2018] RANK 271 #LUHAN [13.05.2018] RANK 2 #NC18 [25.06.2018] Sehun adalah seorang psikiater dan merupakan seseorang yang sangat terkenal saat...