[6] Training Begins

6.4K 468 18
                                    

Ketakutan menghantui Luhan. Setelah melihat apa yang ada di kamar bayi itu, dia tahu bahwa pria ini tidak bercanda. Dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan pria ini dan apa yang akan dia lakukan padanya. Dia mencoba melepaskan diri dari borgol yang menjeratnya, tapi sepertinya kali ini tidak ada gunanya.

Sehun berjalan kembali memegang beberapa barang anak bayi untuk Luhan. Sehun memiliki Onesie, popok, dan sebuah dot.

"Jangan mendekatiku dengan benda-benda sialan itu!" Teriak Luhan sambil mencoba mengangkat kakinya dan menendang-nendang agar Sehun menjauh.

Sehun hanya tersenyum padanya, meraih kakinya, mengangkat jarum suntik kecil lalu menyuntikkannya ke tumit kaki Luhan.

"Ow! Kau bajingan! Apa yang kau lakukan?" Teriak Luhan.

"Apakah kau lupa baby? Daddy adalah seorang dokter. Aku memiliki semua jenis obat di rumah ini. Termasuk beberapa obat yang akan membuatmu tak berdaya." Kata Sehun.

Sesaat kemudian, Luhan mulai merasa sangat lemas lalu terjatuh .

"Kau membiusku?!" Tanyanya.

"Ya. Ini adalah obat kecil yang lumayan bagus. Obat itu tidak membiarkanmu tertidur, hanya saja akan melemaskan semua otot-ototmu. Kau tidak bisa melawanku jika kau ingin melakukannya. "Sehun berkata sambil mengeluarkan kunci dan membuka borgol di tangan Luhan.

Tubuhnya benar-benar ambruk di kursi dan dia tidak bisa melawan. Sehun menggendong anak laki-laki yang lemas itu dan tersenyum melihat betapa ringan dirinya, benar-benar seperti bayi.

"Turunkan aku!" protes Luhan sambil berbisik.

"Seperti yang kau mau, my sweety baby." Sehun berkata saat ia meletakkan Luhan di meja ganti yang ia buat di kamar mandi.

Luhan tidak bisa duduk, jadi dia tetap berbaring. Sehun melihat dari balik kabinetnya dan mengeluarkan gunting yang tajam. Sehun mulai memotong pakaian Luhan yang tidak berguna itu.

"Kau tidak akan membutuhkan ini." Sehun berkata saat ia meninggalkan Luhan dalam keadaan telanjang ketika dia telah memotong bagian terakhir dari boxernya.

"Kau memiliki kulit yang indah dan bersih, sangat cocok untuk ditandai." Sehun mengusap-usap perut Luhan dan tersenyum saat melihat Luhan mengerang.

"Ini juga mulus, seperti bayi. Aku tahu aku telah membuat pilihan yang tepat." Ujar Sehun sambil berjalan ke bak mandi dan mulai menyalakan air. Setelah memastikan airnya hangat dan telah terisi setengah, Sehun berbalik kembali ke Luhan.

"Sekarang, aku perlu membersihkan dirimu terlebih dahulu. Tuhan tahu jenis kuman atau penyakit apa yang menyusup ke kulitmu dari bar yang menjijikan itu." Sehun memberitahunya saat ia menggendong Luhan lagi.

Luhan terengah saat angin dingin bertiup kencang melalui setiap bagian dirinya yang telanjang. Dia diletakkan dengan lembut di bak mandi yang berisi air hangat. Dia merasa lebih baik.

Sehun memegang Luhan begitu dia berada di dalam bak karena begitu dia melepaskannya maka Luhan akan tenggelam karena dia tidak memiliki kontrol penuh atas ototnya.

"Sekarang pelajaran pertama, Baby. Ucapkan namaku." Ucap Sehun lembut.

"Tidak! Aku tidak akan mengabulkan fantasi buruk mu itu." Luhan meludah lemah. Sehun mengerutkan kening.

"Aku akan bertanya sekali lagi Luhan, kau akan memanggilku apa?" Sehun bertanya. Sehun memiliki banyak kesabaran sehingga dia tahu persis bagaimana melatih anak ini.

"Kiss. My. Ass.'' Luhan memprotes.

Sehun hanya menyeringai dan menggelengkan kepalanya saat ia melepaskan Luhan. Luhan panik saat ia mulai tenggelam ke dalam bak penuh air.

[HUNHAN] Call Me Daddy ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang