Gue pulang dari rumah Ong sekitar jam 7 malem. Tadi kita makan malem bareng sambil ngobrol-ngobrol gitu lah. Sedihnya sih, beberapa hari lagi Ong akan balik ke Korea. Masa liburannya udah mau expired katanya.
Gue membuka pintu rumah sambil bersenandung ria. Senandung lagu yang gue nyanyikan terhenti karena gue melihat Ung duduk di sofa.
"Abis darimana?"tanyanya datar.
"Oh, abis dari rumah mantan,"jawab gue santai.
"Kok baru pulang? Abis ngapain? Abis balikan ya?"tanyanya lagi.
Gue jadi berasa diintrogasi sama polisi. Ung polisinya dan gue jadi maling.
"Tadi aku makan dulu di rumah Ong."
"Balikan gak? Kalian cocok loh."
"Kan aku udah punya pacar."
"Emang siapa pacarnya?"
"Tuh si ketos sok polos padahal nggak."
"Aku nggak gitu loh ya!"
Gue tersenyum simpul, "Oh ngerasa ya?"
"Kamu jahat banget sama aku. Gajadi dibeliin sesuatu dah."
"Mau dibeliin apa emang?"tanya gue penasaran.
"Ada deh. Kamu jahat sih, gajadi aku kasih tau."
Gue mempoutkan bibir. "Ung mah gitu,"
"Iya-iya. Aku mau beliin kamu novel. Terserah mau berapa aja,"
Mata gue langsung berbinar-binar. "SERIUSAN?!"
"Iya, tapi ada syaratnya."
"Apa?"
"Temenin aku ke pantai."
"Oh gitu, ada acara apa emang?"
"Acara OSIS besok, mau nggak?"tawarnya.
Gue menatapnya bingung, "Aku kan bukan pengurus OSIS."
"Tapi pacar kamu kan ketos."kata Ung dengan santai.
"Yaudahlah nurut aja sama pacar. Yang penting dibeliin novel."
Gue sama Ung akhirnya ke toko buku untuk memenuhi janjinya Ung. Gue sebenernya pengen beli empat buku, tapi gue kasian sama dia. Jadinya gue cuma beli satu.
"Yakin cuma satu? Biasanya kamu kalo beli novel nggak pernah satu, paling dikit dua."tanyanya heran.
"Iya, lagi pengen baca satu buku aja."kata gue berbohong.
"Oh yaudah."
Setelah dari toko buku, gue dan Ung jalan-jalan di taman sekitar toko buku. Anginnya cukup kencang membuat rambut gue berantakan.
Gue duduk di kursi taman. Ternyata jalan bentar aja bikin gue capek. Gue hanya menatap langit malam yang indah. Entah kenapa, langit selalu terlihat menarik di mata gue.
Tiba-tiba terdengar suara petir yang membuat gue kaget. Otomatis gue langsung mengalihkan pandangan gue ke bawah.
"Pulang yuk, udah mau huja-
Ucapan gue terpotong oleh derasnya guyuran hujan. Gue dan Ung langsung berlari mencari tempat meneduh. Kita berhenti di salah satu toko yang tutup.
Baju gue tidak terlalu basah, tetapi bajunya Ung basah kuyup. Bahkan rambutnya seperti habis keramas.
"Kamu basah kuyup,"kata gue dengan khawatir.
"Tenang aja, aku gapapa kok."
Bukanya mereda, hujannya malah semakin deras. Gue takut kalo nanti Ung masuk angin. Dari tingkah lakunya sekarang, gue tau kalo dia kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua OSIS [Lee Eui Woong] ✔
FanfictionUdah ganteng, pinter, jadi ketua osis. Siapa yang nggak mau? Warn: Bahasa non baku